Bab 22

1824 Kata

Cinta sebuah rasa yang ia jaga nyatanya sudah tidak Naka miliki untuknya. Melihat Naka dan sang mempelai wanita duduk bersanding di atas pelaminan membuat ingatan Hening melayang, teringat semua mimpi-mimpi indah yang sempat mereka bicarakan ketika masih bersama menjadi sepasang kekasih dulu, memang hanya sebuah angan tetapi setiap kata yang terasa indah itu menancap kuat dalam hati seorang wanita yang begitu mencintai hingga menjadi sebuah harap meski tak pasti. Kenyataanya mereka bukan lagi kita tetapi aku dan dia. Aku dan dia yang memang tidak pernah tergaris nasib untuk bersama. Hening mengalihkan pandangan pada sepasang orang tua yang duduk tidak jauh dari tempat Naka berada, melihat bagaimana wajah-wajah itu tersenyum bahagia membuat dadanya semakin dipenuhi sesak dan luka terle

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN