"Sam kapan pulang, Sya?" tanya Naka saat mengantarkan sang putri ke rumah Samuel sesuai janjinya tadi siang. "Pa ... pa ... papa," celoteh Abraar sambil mengulurkan tangannya pada Naka. "Itu Ayah, Sayang. Bukan Papa," ujar Meisya lalu membiarkan sang putra diambil alih oleh Naka. "Besok pagi, Mas. Malam ini masih pengen di rumah Mama katanya," jawab Meisya pada lelaki yang tengah sibuk menimang-nimang Abraar. "Jadi besok aku yang jemput Qinara di sekolah?" tanya Naka, sambil menciumi pipi Abraar yang tertawa geli karena rambut-rambut halus yang tumbuh di sekitar rahang lelaki itu. "Iya, aku ada kuliah," jawab Meisya sambil mengulum senyum. "'Kan, biar Mas Naka bisa ketemu Bu Hening lagi. "Lagi? Tadi aja enggak ketemu," gumam Naka kecewa, Meisya yang bisa merasakan hal itu menah