Bab 42

1843 Kata

Sambil berdiri di depan jendela menatap hujan deras yang turun Laila terlihat mendesah berkali-kali, ingatan tentang ciuman di kening sekilas di lakukan oleh Rendra yang bukan hanya sekali tapi dua kali sudah mampu membuat pikirannya cukup terganggu. “Astaga ini memalukan sekali,” gumam Laila menggelengkan kepalanya menutup matanya sambil memegang dadanya yang berdebar tidak karuan, “Kenapa Mas Rendra bisa-bisanya melakukan itu?” “Ini benar-benar tidak pantas untuk dilakukan,” gumam Laila pelan. “Apanya yang tidak pantas dilakukan?” bisik suara dari arah belakang Laila. Membuat Laila sedikit berjengket kaget dan kemudian membalikkan tubuhnya dan langsung mendengus kasar saat melihat Sabrina yang terlihat tersenyum. “Apa?” tanya Lailia balik dengan sedikit gugup, apa Sabrina mendengar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN