Jauh dari bayangan yang Laila pikirkan, akan ada lebih dari dekapan atau pelukan hangat serta di akhir dengan ... Ternyata Rendra hanya membantunya untuk berdiri tegak dan kemudian meninggalkannya dengan perasaan yang campur aduk. “Duduklah Laila,” terdengar suara Rendra di iringi dengan bunyi kursi yang di tarik. Dengan wajah yang menunduk Laila duduk menyamping, hanya sesekali melirik ke arah Rendra yang duduk berseberangan dengannya di depan meja makan. “Jema itu masih salah satu sepupuku,” terang Rendra sambil menghela nafas panjang dengan kedua tangannya bersedekap didada, “Kedua orang tua kami masih bersaudara kandung.” Menatap Rendra Laila tidak begitu saja percaya dengan apa yang di katakan oleh pria itu. “Hanya saja kami di besarkan dalam lingkungan yang berbeda,” lanjut Re