"Kamu ... kamu ayah kandungku?" ~~~~ Aditya yang terpaku lantas memandang Evander, yang ternyata adalah anak kandungnya yang selama ini ia cari kabarnya. Ia pun berjalan mendekati lelaki dewasa itu. Rasa rindu yang membuncah dan rasa bersalah bersatu dalam benak Aditya. Namun, bibirnya tetap melesungkan sebuah senyum walaupun ada setitik air bening di sudut mata. "Kamu sudah sebesar ini, Nak? Kamu baik-baik saja, apa kabarmu? Papa merindukanmu, Nak." Evan pun terdiam, membisu di tempatnya sembari mencoba mengatur emosi, mengatur napas dan tentu mencoba menahan sedemikian rupa agar air matanya tidak jatuh. Ia sangat rindu dengan sosok di depannya, tapi mencampakkan selama bertahun- tahun membuat Evan menaruh rasa bencinya pada sang ayah. Ia lantas menepis tangan Aditya yang akan memega