"Ma, Parni pergi jemput kembar dulu ya. Titip Sena sebentar," ujar Parni yang sudah memegang kunci mobil bersiap menjemput dua anak lelaki kembarnya berlatih futsal. "Iya. Sudah berangkat sana," jawab Bu Miranti yang kebetulan tengah menemani Sena makan pisang ruang TV. "Ica mana, Ma?" tanya Parni lagi sembari melirik pintu kamar adiknya yang tak kunjung terbuka. "Ada, tapi ya gitu. Masih aja bengong. Semalam tidak begadang. Bisa lelap tidurnya," jawab Bu Miranti dengam senyuman tipis di bibirnya. "Sukurlah, Ma. Semoga nanti sore kita dapat kabar baik dari Mas Ali," balas Parni yang kini sudah mencium pipi kanan dan kiri ibu mertuanya. Wanita itu keluar rumah, lalu dengan terampil mengendarai mobil miliknya. Parni yang tadinya kampungan, berubah bak wanita mandiri yang berkelas dan b