Danisa menundukkan kepala sejenak, mencoba mengumpulkan keberanian. Lalu, dengan mata berkaca-kaca, ia kembali menatap kakeknya. "Orang yang seharusnya bertanggung jawab adalah... Mas Aksa, Kakek. Dia yang mengemudi dan menabrak mobil ayah dan ibu." Hengky terdiam, mencoba mencerna informasi yang baru didengarnya. "Aksa? Tapi bagaimana bisa ini terjadi? Mengapa baru sekarang kamu memberitahu Kakek?" Danisa pun menatap wajah Hengky, dengan suara pelan ia menjawab, “Aku takut, Kakek. Sebenarnya aku juga khawatir Amanda akan dibully karena ayahnya menjadi narapidana." Hengky memejamkan matanya, merenungi kata-kata Danisa. Setelah beberapa saat, ia membuka matanya dan berkata dengan tegas, "Tapi ini tak bisa dibiarkan, Danisa. Aksa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya! Keadilan harus d