:8:

700 Kata
vony stress melihat bagaimana sahabatnya bertingkah seperti ada roh lain dalam tubuhnya. fay yang saat ini sedang memainkan kakinya di dalam kolam renang dengan mulut terkunci rapat merupakan hal baru bagi vony karena yang selama ini ia tau adalah fay alisha rossalind adalah seorang yang energik. sambil berenang mondar-mandir di depan fay, popon tetap mencuri perhatian pada si cantik dan akhirnya ia bosan dan memutuskan untuk mendekat. hanya mendekat, tidak ada acara tarik-menarik kaki fay agar popon mendapat perhatian fay karena ia tau fay sedang dalam suasana hati yang kacau sekali hari ini. "hujan loh fay" "lo takut gue basah?" "gue cuma takut lo lupa sama petrichor yang teramat menenangkan ini" ejek popon "disini ga ada tanah pon, idung gue aman" "jadi kapan lo pulang?" "..." fay bungkam, pulang.. kata itu mebuatnya kembali teringat dengan abid dan segala yang terjadi hari ini. lagian untuk apa lagi aku pulang? papa-mama udah kasih izin satu bulan penuh dan itu artinya aku bisa kabur sepenuhnya dari keluarga itu. "abid kenapa lagi?" "kenapa segala hal tentang abid harus lo tanya ke gue?"  vony tersentak mendengar nada tingggi yang digunakan fay dan segera meraih tangan sahabatnya itu meminta penjelasan tentang sikap aneh fay hari ini. namun fay mengeluarkan kakinya dari dalam air dan berjalan menuju meja  kecil di kanan ujung untuk meraih hapenya. hal yang dapat vony tau adalah fay menelfon shakka untuk menjemputnya pulang jika cowok itu sudah pulang bekerja. "kayaknya gue udah ga ada artinya ya buat lo" fay berbalik dan menatap lurus sahabatnya yang masih berada didalam air. "karna gue mulai punya rahasia? selalu ada batas pon.. itu yang abid selalu bilang ke gue dan selanjutnya akan ada banyak hal yang gue rahasiain dari lo" "jadi maksudnya lo lagi ngumumin kalo kita ga bisa sahabatan lagi?" teriak vony kesal "lo akan selalu jadi sahabat gue pon.. gue cuma sedang berusaha jujur. dan soal pacar gue itu.. dia orang yang barusan gue telfon" "gila lo" ucap vony setelah berpikir lamat-lamat mencerna apa yang fay katakan. >>>>  fay baru pulang pukul setengah sebelas malam karena ia ngotot ingin pulang kalau shakka sudah pulang dan sayangnya shakka punya acara reuni dengan para sahabatnya, yang berakibat saat ini fay sedang dipelototi oleh mama naya nya. "udah lah ma.. fay dibawah pengawasan aku, ga ada yang akan terjadi sama anak gadis mama ini" ucap shakka sambil melonggarkan ikatan dasinya. "awas kalo sampe mama dengar ada masalah yang menyeret adik kesayangan kamu ini" ancam mama naya dan berjalan kesal ke kamar, mama kita tampaknya kembali merajuk. tunggu papa pulang baru bisa dibujuk. setelah naya menghilang dari pandangannya giliran  shakka yang berbalik dan mengomeli fay karena cewek itu kepala baja, keras banget.  "apa yang kamu cari diluar? kamu udah kelas tiga, udah mau UN. abang ga bisa selalu ada buat kamu apalagi kalo skopnya udah diluar rumah"  "putus aja kalo gitu"  delik fay tanpa sadar siapa saja yang bisa mendengar omongannya.. "oh hebat ya kamu.. minta putus karena udah ada yang bersedia ngajak kamu keluyuran tiap hari?" "ribet ngomong sama anda!, sok tau lagi" "kalo ga gitu kenapa kamu bisa kepikiran minta putus?" karena cowok keturunan papa rama tidak sepenuhnya baik. haruskah aku menceritakan kembali sejarah rumah tangga orang tuamu? belum lagi abid sama saja! cewek itu bisa bunting kapan saja "karena perjanjiangnya begitu" ucap fay tenang "masuk kamar kamu! kita putus kalo calon pacar kamu lulus seleksi dari abang" keputusan final dari shakka tidak bisa diganggu-gugat sehingga fay memilih untuk patuh >>>>>  fatih rela datang pagi-pagi hanya demi memenuhi permintaan sang kakak yang semalam di sampaikan padanya. sialnya adalah sudah dari setengah tujuh kurang delapan menit ia menunggu didepan gerbang dan hidung bangir sang kakak belum juga muncul. "what a lovely sibling" fatih langsung menoleh dan menemukan kakaknya tersenyum tulus. cowok itu menendang kerikil yang dari tadi dimainkannya dan segera memeluk sang kakak. "kamu kenapa lagi? kalo ga ayah yang dibikin jantungan pasti aku yang dibikin ketar-ketir" "panggil aku kakak tih.. bukan 'kamu' , kakak cuma kangen sama orang paling tampan sejagad raya " "lo pacaran sama abang kami?" pelukan kedua kakak-adik itu terlerai dan keduanya menatap heran pada abid. setau mereka abid sudah resmi tamat disekolah ini semenjak ia mengambil sidik jari untuk ijazahnya beberapa minggu lalu.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN