adik kesayangan

1161 Kata
[Jangan baca cerita ini! Sayang sekali di aplikasi ini tidak ada fitur unpublish jadi aku peringatkan di awal saja. jangan baca ya.. Cerita ini belum diedit sama sekali. Masih berantakan dan masih memalukan untuk dibaca oleh kamu. Aku sadar ini platform berbayar dan aku ga mau kamu rugi. Aku sudah peringatkan dari awal tapi jika kamu tetap memilih baca, aku ga akan balas komen yang berisi kritik plot, tanda baca dan lain-lain KARENA ASTAGA AKU TAU. AKU PAHAM SAMA KEKURANGAN CERITA INI wkwkwkwk... Aku mengajak kamu untuk baca ceritaku yang lain saja seperti P.S. I Hate You; When You; Where To; And Still; But Still; Mastering Him; If This Was a Book. Jujur aku lebih percaya diri dengan cerita-cerita yang kusebutkan judulnya di atas. Kamu juga boleh banget cek If This Was a Book (ceritanya Shakka). Cerita itu masih gratis tapi jangan tinggalkan love kalau kamu memang tidak mengikuti ceritanya. Kasihan mereka-mereka setelah kamu yang memang menyukai cerita tersebut. Harusnya mereka baca cerita itu selagi gratis.] *** Musim hujan adalah salah satu hal paling dibenci oleh mereka yang punya kepribadian riang gembira ataupun mereka yang tidak pernah bisa diam untuk waktu yang lama. Sama seperti fay, ia benar-benar benci basah, dingin dan genangan air akibat hujan. Apa itu istilah aroma hujan yang katanya menenangkan? Petrichor? Fay justru menganggapnya bau. Nafsu makannya hilang kalo sudah hujan meskipun sedang sangat lapar. Lapangan basket sekolah mereka juga mulai diisi oleh air hujan pada bagian yang tidak rata. Mungkin saat itu para pekerja yang membuat lapangan basket agak mabuk , lantainya jadi tidak sama tinggi. Atau justru tanah bagian bawah lapangan itu ambruk? Entahlah.. fay tidak terlalu peduli. Jadi apa yang sedang dipedulikan gadis cantik ini? "Hai senior..." "Fatih... sini kamu. Udah berapa kali kakak bilangin dasi itu dipake di leher? Bukan jadi selempang" omel fay pada adik kesayangannya yang sering mondar mandir di depan kelasnya entah dengan tujuan apa. Fatih ardan mubarack mendekat dengan senyum sumringah dan menunduk sehingga tingggi mereka sejajar. "Awww..." Fay menempeleng kepala adiknya karena bersikap tidak sopan padanya. Fatih kira ia cewek yang suka digoda olehnya? Hell to the oww "Kelakuan kamu makin parah aja, udah berapa film bokep yang kamu konsumsi?" "Nasi kali dikonsumsi" cibir fatih yang kembali menunduk karena fay sedang memakaikan dasi untuknya. "..." "Aku mau nonton kalo kakak udah nonton, sebagai kakak yang baik aaaa..... ampun ah" sentak fatih karena kali ini telinganya yang dijewer. "Sana masuk kelas" suruh fay setelah memastikan adiknya masih cowok tertampan di matanya meskipun sosok orang lain sering berusaha mengalahkan posisi fatih di otaknya. Bagi fay cowok tertampan kedua selain ayahnya adalah fatih namun hatinya sering berkata lain. "Ogah...kelas pada kosong tau kak... semua lagi ngantri soto nya bu ayu" Fatih melongok ke dalam kelas fay dan menemukan hal yang sama, hanya beberapa orang yang masih setia duduk di bangkunya. Fatih melingkarkan tangannya ke bahu fay dan membawa kakaknya berkeliling bangunan sekolah. Tentu saja fay tidak suka, ia tidak senang saat sepatu bersihnya kotor. Namun fatih selalu punya cara, dan kali ini ia menjepit leher kakaknya di ketiaknya sehingga fay berteriak kesal. Sebagian siswa yang sibuk dengan buku ataupun gosip mereka mengalihkan perhatian pada sepasang anak manusia ini. Untuk sesaat saja karena setelahnya mereka kembali pada aktivitasnya karena sudah biasa melihat interaksi kakak-beradik yang jika di lihat sekilas mata tampak sangat cocok satu sama lain, kecuali mereka yang memang sudah menyukai fatih dan mencoba memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memandang pujaan hatinya. "Durhaka kamuuuu" "Biarin.. kita bukan masyarakat keraton sebelum perang kemerdekaan dimana adek harus hormat sama kakaknya, aku adik abad 21" ucap fatih menyeret kakaknya menuju kantin, tepatnya ke kedai bu ayu. "Tehhh" teriak adri saat melihat sahabatnya muncul di kantin, ia memang sudah biasa memanggil fatih dengan fateh, katanya biar mirip sama keluarga gen halilintar yang sekarang subscribernya makin hari makin banyak. Fatih tersenyum karena di meja tempat adri duduk sudah ada semangkok soto yang masih mengepulkan asap. Fatih tidak peduli pada calon-calon abang iparnya yang tampak kurang senang melihat kakaknya diperlakukan semena-mena seperti ini, ia tetap memaksa fay mendekati salah satu meja yang berada di tengah-tengah kantin. "Ayah sering kepikiran sama kakak, ayah sering ga nafsu makan karna ingat anak gadisnya ga bisa makan kalo udah musih hujan" jelas fatih dan itu sukses membuat fay mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas. Tanpa bicara apapun bahkan tanpa menoleh pada sahabat adiknya itu fay langsung melahap soto nya bu ayu. Ia kalah kalo sudah bicara soal ayah mereka. "Kakak lo aneh" kekeh adri melihat fay yang menyuap sotonya sambil menutup hidung. "Padahal bu ayu masaknya higienis banget" tambah adri "Tanahnya yang bau!!!!!" Ucap fay ketus, kenyataan bahwa srkolah mereka adalah sekolah adiwiyata menambah penderitaan fay karena dimana-mana ada petrichor TRAKKK fatih mendengus melihat senior mereka yang sebentar lagi akan angkat kaki dari sekolah tercinta mereka. Senior kedua kakak-beradik itu duduk disamping fay dan langsung fokus pada mangkok sotonya. "Ngapain sih lo??? Calon-calon abang ipar gue jadi kesal tau" ucap fatih sambil menunjuk beberapa orang. Dan beberapa yang masih kedapatan memperhatikan meja yang diisi oleh fatih dan kakaknya itu segera memalingkan wajahnya ke arah lain. "Kakak lo balik ke rumah kalian hari ini" ucap senior yang tak lain adalah abid. Siapa sih abid? Fatih bahkan merasa orang yang mengganggu mereka saat ini adalah orang paling tidak penting sedunia. "Karin main kerumah lo lagi hari ini?" Tanya fay kesal dan hanya fatih yang mampu menangkap bahwa kakaknya sedang kesal. "Hm.. sorry" "Never mind, itu rumah lo. Gue kalo ga terpaksa juga ga akan tinggal disana" ucap fay yang kali ini menyuap sotonya dan mengabaikan aroma tanah basah disekitarnya. "Sabar ya nak..." ucap fatih dan mengusap kepala kakaknya sayang, seolah sang kakak adalah anaknya. Empat orang itu terpaku karena abid mencekal tangan fatih dan menjauhkannya dari kepala fay. "Apa-apaan lo?" Ucap fatih dengan mata tajamnya yang sanggup membuat suasana makin aneh. "Selalu ada batas tih.. gue minta lo jaga batas itu. Fay kakak lo" "Batas?? Jadi ini alasannya kenapa kakak gue kayak gembel yang numpang di istana lo?? Karena selalu ada batas antara pemilik rumah dan orang yang numpang dan juga batas antara saudara dan bukan saudara" "Tih" ucap fay menghentikan adiknya "Lo pikir gue ga tau kalo lo ngebedain kakak gue sama saudara kandung lo? Lo pikir gue rela satu-satunya saudara gue tinggal bareng kalian?" Fatih sudah menunjuk-nunjuk wajah abid, posisinya juga sudah siaga. Fay segera berdiri dan menghalangi adiknya agar tidak membuat masalah. Fatih masih tidak bisa terima dengan sikap abid dan berusaha maju menjangkau seniornya itu, akibatnya fay terlihat seperti memeluk fatih. Susah bagi fay menghalangi adik yang bobotnya lebih dari dirinya, ditambah tubuhnya yang tinggi. "Jangan b**o!!! Gue cuma ngasih tau, jauh-jauh dari kakak lo!!!" Teriak abid yang juga sudah berdiri. Mendengar itu fatih malah memeluk fay yang lebih pendek darinya. Menunjukkan pada abid bahwa ia tidak akan pernah mengerjakan perintahnya. "Asal lo tau... fatih sama fay bukan shakka sama keysha yang akan dengan bodohnya jatuh cinta sama saudara sendiri" "BANGSATTTT!!!!" teriak abid menggema di seluruh kantin
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN