:6:

561 Kata
Pagi ini meja makan milik naya ramai karena papanya anak-anak pulang dan semua orang sangat senang. "Papa ulang tahun hari ini?" Tanya fay kurang yakin karena papa rama sering sekali mencandainya. "Bener, abang hampir lupa kalo kakak ga bilang" ucap shakka menimpali, yang dimaksud kakak olehnya adalah saudara kembarnya sendiri. Orang pertama yang mengucapkan selamat pada rama adalah keysha. Sama seperti dulu, key adalah orang yang paling perhatian pada papanya. Saat naya muncul dari arah dapur semua orang mulai tenang karena sang mama sangat benci kegaduhan di meja makan. Namun hanya fay yang tidak peka akan hal itu. "Ma, katanya papa hari ini ulang tahun, mama kasih hadiah apa?" "Ini... ada nasi, roti, ikan, dendeng, tahu.. buah juga ada" "Serius dong ma.." "Kamu seriusin aja sarapanmu dulu" ucap naya karena anak satu ini suka sekali bicara dimeja makan. Fay mencebikkan bibirnya dan kembali meraih sendoknya. Namun hanya sampai  tangannya kembali memegang sendok itu karena selanjutnya ia malah mengajak rama kembali bicara. "Pa aku mau pulang" Semua mata melirik pada fay yang barusan mengatakan keinginannya. Sedangkan fay, ia berusaha keras agar tidak melirik abid yang terang-terangan menghentikan aktivitasnya karena omongannya barusan. posisi abid tepat berada didepannya. "Iya.. nanti abang yang bakal antar kamu pulang" ucap papa rama menyetujui ide fay "Tapi sebulan ya pa?" Ucap fay memohon "Aku kangen sarapan sama ayah, aku kangen dibangunin fatih pas dia lapar tengah malam dan aku kangen rumah, bunda juga..." tambah fay dengan suara yang mulai serak "Iya sayang... bulan ini kamu boleh pulang tapi nanti balik lagi kesini. Mama bakal kangen banget sama anak cantik mama" ucap naya dengan senyum cerahnya, beda sekali dengan rautnya saat mengetahui fay bicara di meja makan. "Tapi ma" "Makasih ma" ucap abid dan fay barengan. Fay menatap abid yang duduk diseberangnya tanpa kata. Ia tidak tau kenapa abid protes, bukannya cowok itu senang tidak ada yang menumpang dirumahnya? Ia jadi lebih leluasa mau bawa karin kesini. Tepat didepan fay, abid merasa ketakutan karena sesuatu yang menurutnya sangat tidak logis. Tatapan yang ia terima dari fay menjelaskan bahwa gadis itu sangat ingin berkumpul kembali dengan keluarganya. Hanya dengan memikirkan rumah tanpa fay , abid merasa kehilangan.  Kehilangan untuk apa bid? Lo punya karin dan itu lebih dari segalanya! Mengabaikan tatapan fay, abid meraih hapenya dan mulai menyibukkan diri dengan benda persegi miliknya itu. 》》》》》 "Dek... jadi bawa helm kan?" Tanya fay yang ingin bergabung dengan fatih dan sahabat karibnya (adri). "Girang banget lo" ucap adri, walaupun tidak cukup dekat namun ia sering mengajak kakak temannya itu bicara "Duh adri.. lo tau aja kalo gue lagi bahagia" "Gue kan peka" "kakak gue ga buat di pacarin ya nying!!!" Ucap fatih ketus. Fay mengabaikan ucapan konyol sang adik dan menatap bekal makan siangnya. Ini yang menyebabkan hari ini fay begitu bahagia. Tadi sebelum berangkat kak keysha memberikan bekal ini padanya, namun bukan itu inti permasalahan ini. Abid, abid yang meminta kakaknya untuk membuatkan bekal karena ia berpikir bahwa kemaren magh fay kambuh. benar-benar tidak peka , fay itu sakit kakinya bukan lambungnya. dan btw, hati fay juga sakit. "Mulai deh, makanannya cuma diliatin aja?" Tanya fatih "Dimakan kok tih.. coba tebak" ucap fay dengan cengiran bodohnya yang sangat bertolak belakang dengan kapasitas otaknya "Apaan deh" "Kayaknya calon abang ipar kamu udah mulai suka sama kakak" 'Ya tuhan, pertemukan kakakku dengan cowok yang lebih baik dari  abid.. amiin'
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN