Merasa tidak akan ada yang memarahi dan menghentikannya. Mega membangungan Kyara dengan cara menyiram gadis itu dengan air. "Heh, wanita kampung!" "Auw, panas!" "Apa kau bilang? Panas? Aku lebih panas melihatmu di bopong kekasihku, Bodoh!" Kyara menatap wanita yang sempat ia lihat di depan ruangan Samudra itu lekat. "Kekasih?" "Ya, aku kekasihnya. Oh, tidak. calon istrinya!" "Calon istrinya?" "Ya, dan kau siapa hah. Berani-beraninya deketin Samudraku!" Kyara tak menjawab. Kerapuhan hatinya sukses membungkam bibirnya. Benarkah yang ia dengar ini? "Maaf jika kehadiranku membuat nona terganggu. saya akan pergi dari sini," tutur Kyara membuat Mega menyungggingkaan senyum. "Ya, kau memang seharusnya pergi dari sini! Dan ya, itu, bajuku. Buka! Saya tidak mau baju hadiah dari mas Sa
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari