Episode 44 : Tekad Jina

1965 Kata

Rencana besar tengah Jina susun di tengah detak jantungnya yang terdengar lebih kencang. Wanita itu merasa semakin kesal sekaligus tersakiti, lantaran Yema sang mamah terus menuntut kebenaran mengenai calon suami. Yema menuntut Jina untuk segera memboyong calon suaminya, jika memang Jina sudah memiliki calon. Sebab, jika Jina hanya membual, Yema dan suaminya akan langsung mengenalkan sekaligus menjodohkan Jina sesuai rencana awal. “Coba Mamah mau tahu, nomor teleponnya, kalau bisa sekalian alamatnya!” ucap Yema yang sedari awal berbicara dengan Jina, menggunakan nada yang terdengar sangat ketus. Kedua tangan Jina yang tersimpan di pangkuan, refleks meremas lutut. Ia yang sedari awal menunduk, juga belum ada niat untuk mengakhirinya. Sebab, apa yang Yema lakukan telanjur membuatnya kesal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN