“Si Ipul beneran enggak beradab! Tahu-tahu Daniel ada di sini, eh malah mengundang Keandra buat gabung!”
Episode 5 : Reuni
***
Bersama Daniel, Rina baru saja keluar dari salah satu studio yang masih dalam satu naungan dengan stasiun televisi acara ‘Talak Show’. Sebab semenjak tersorot kamera bahkan sampai dipaksa naik ke panggung yang dengan kata lain harus menjadi bintang tamu dadakan acara Ipiul tersebut, beberapa awak media berikut kru yang dulunya menaungi ‘Menikahi Anti-Fans’ juga langsung berusaha mengadakan reuni dadakan. Beruntung, Daniel memberikan Rina izin. Daniel menyikapi keadaan dengan sangat santai, terlepas dari Daniel yang juga sampai mengirim izin akan pulang telat kepada Rafael. Karena biasanya, Daniel tidak akan lebih memulangkan Rina, melebihi pukul tujuh malam.
Seperti direncanakan, Rina dan Daniel yang melangkah bergandengan, tidak sengaja menoleh sembarang ke sekitar. Membuat mereka mendapati sepasang pasangan yang mengenakan kaus warna pink bertuliskan sablon hitam : LELEBRITY.
Rina refleks menelan ludah kala mendapati kenyataan tersebut. “Wah … wah … kata LELEBRITY, berasa brand ambassador, yah, Beb?” lirih Rina seiring tatapannya yang masih menatap lurus ke arah tulisan sablon LELEBRITY yang menghiasi d**a Rena dan Ipul.
Daniel yang harus menghadapi Ipul, kembali tak kuasa mengakhiri senyumnya. Ia yang turut mengamati kebersamaan Ipul dan Rena yang kali ini bergegas melangkah pergi ke arah yang sama dengannya dan Rina yakin, kedua insan itu yang baru saja menatap layar ponsel yang sama dalam waktu lama, tidak menyadari sedang diperhatikan oleh Rina.
“Mereka unik, yah, Beb?” ujar Daniel yang masih memperhatikan keduanya.
“Unik apanya? Aneh, iya?” balas Rina yang kemudian menengadah dan membuatnya menatap wajah Daniel.
“Serius, mereka unik!” Daniel balas menatap Rina dengan keyakinannya perihal anggapannya terhadap hubungan Rena dan Ipul.
“Enggak tahu kenapa? Setiap ingat kata : LELEBRITY, yang ada dalam otakku cuma sarden kemasan kaleng,” ucap Daniel kemudian dan sukses membuat Rina tergelak.
“Bisa-bisanya, Kak?” Rina berangsur menekap mulutnya menggunakan sebelah tangannya, sambil berusaha meredan tawanya.
Daniel mengangguk-angguk semangat sambil menatap Rina dengan semringah. “Serius! Berasa lihat sarden kemasan kaleng!”
“Ya ampun ... Kakak ada-ada saja!” pekik Rina yang masih saja menahan tawa.
Setelah kembali mengamati Ipul sambil terus melangkah, Rina menjadi memanyunkan bibirnya. “Lumayanlah. Kekuatan cinta membuat Rena bisa menyeimbangi Ipul.” Rina blak-blakan mengenai anggapannya terhadap hubungan Rena dan Ipul. “Si Rena bahkan sampai capek-capek ke sini, padahal tiap harinya dia kerja. Mana sampai pakai kaus ambassador segala begitu.”
Mendengar lanjutan ucapan Rina yang masih mengomentari Ipul dan Rina, Daniel kian tersenyum lepas. Daniel yang sampai tersipu juga menekap mulutnya menggunakan sebelah tangan.
“Beb, kita sekalian cari makan yuk? Kan aku sudah izin ke Mas Rafael?” ucap Daniel yang kemudian menatap dalam kedua manik cokelat mata Rina.
Rina langsung menyambutnya dengan senyum semringah di mana tak lama setelah itu, langkah mereka menjadi jauh lebih cepat.
“Aku merasa aneh sama Bubu. Masa iya, dengar suaraku kejer begitu?” ucap Ipul yang sampai mendekap erat totebak hitam Rena, di pundak kanannya.
Ipul masih menerka-nerka, mengenai Bubu yang selalu saja menangis jika mendengar suaranya. Ia melangkah pelan menyeimbangi Rena yang juga mengalami hal serupa. “Efek punya anak dikasih nama buaya, jadinya ya begini! Langsung nangis padahal baru dengar suara!” ujarnya dengan keyakinan yang menggebu. Ia sampai mengangguk mantap dan kemudian menatap dalam Rena. Namun, kekasihnya itu langsung menggeleng dan dengan kata lain, membantah ucapannya.
“Kamu kalau ngomong kan ngagetin Beb. Kayak hantu, tiba-tiba teriak melengking, abis itu jadi lirih banget dan itu sangat drastis. Ya otomatis Bubu syok takut ngiranya suaramu suara mahluk halus. Lagian kan, anak kecil tajem banget kalau urusan makhluk halus!" Rena menyikapi Ipul dengan sangat santai.
“Aku bukan mahluk halus, Beb! Aku makhluk halu! Orang-orang bilang, gara-gara aku, otak mereka geser. Ada yang nungging malahan sampai sakit perut gara-gara kebanyakan ketawa!” balas Ipul dengan polosnya.
Rena langsung tersenyum manja seiring wanita itu yang sampai mencubit gemas pipi Ipul yang cukup gemas menggunakan kedua tangannya.
“Aku, … nggemesin banget, yah, Beb? Orang-orang bilangnya gitu?” ucap Ipul sambil tersenyum malu-malu.
Tak lama setelah Rena tersenyum malu-malu, Ipul yang tak sengaja menatap ke sekitar, mendapati kebersamaan Daniel dan Rina. “Walahyuh … tuh ‘manungsa’ belum pada pulang?” gumamnya tak percaya yang kemudian memutuskan untuk berteriak. “Woy … Rin … Niel? Bakul roti!”
Tak lama setelah itu, setelah Ipul sampai mempercepat langkahnya mengikutkan Rena yang sampai ia gandeng erat, Daniel dan Rina juga menoleh.
Daniel dan Rina menatap bingung Ipul dan Rena, seiring langkah keduanya yang awalnya memelan, dan sampai berhenti. Daniel sengaja menghentikan langkahnya lantaran sepertinya, Ipul akan menghampiri mereka. Rina sendiri memilih mengikuti dan berhenti sambil menatap sekaligus menunggu kedatangan pasangan itu. Ipul dan Rena melangkah bersemangat ke arah mereka.
“Kok kalian masih di sini?” sergah Ipul yang kemudian menghentikan langkahnya di hadapan Daniel dan Rina. Jarak mereka tak kurang dari satu meter.
Daniel tersenyum geli, apalagi Ipul sampai memelotot dalam menatapnya dan Rina, kendati pria itu tersenyum ramah.
“Tadi habis ketemu beberapa kru,” balas Rina.
Fokus pandangan Ipul langsung tertuju pada Rina. “Woaah … kamu mau ikut syuting lagi, Rin? Kamu mau jadi artis juga? Jangan-jangan, kamu juga mau main pilem POCONG SUNAT, bareng aku?” sergah Ipul yang menjadi sangat penasaran tak ubahnya tatapan seriusnya kepada Rina yang begitu dipenuhi keseriusan.
Tak lama setelah itu, Daniel langsung tertawa dan buru-buru menahannya.
“Apaan, sih, kamu, Pul? Aku cuma sejenis reuni sama kru syuting : Menikahi Anti-Fans, kok! Aku beneran enggak ada niat ikut syuting lagi, karena aku mau fokus kuliah!” balas Rina sengaja mengklarifikasi.
Ipul terbengong-bengong menatap Rina. Cukup lama, hingga akhirnya ia berbisik tepat di sebelah telinga Rena. “Beb, reuni itu apa?”
“Ketemuan gitulah, Beb. Udah lama enggak ketemu, terus ketemu. Kurang lebih seperti itu. Kamu maksud enggak dengan penjelasanku?” balas Rena dengan berbisik juga.
Ipul mengangguk-angguk seiring kedua matanya yang menatap ragu sang kekasih. Melihat kenyataan tersebut, Rena yakin, kekasihnya sudah mengerti maksud dari penjelasannya.
“Enggak, sih. Tapi ya sudah. Lupain saja!” balas Ipul dengan santainya dan langsung membuat Rena merengut kecewa.
Daniel yang tak mau mengulur waktu, berangsur mencairkan keadaan.“Kita mau makan malam. Kalian mau sekalian?” tawarnya.
Ketika Ipul dan Rena nyaris menjawab sambil mengangguk, dari seberang belakang mereka, Ipul yang tak sengaja menatap ke sana, mendapati Keandra yang berjalan tergesa diikuti Zean.
Keandra yang melangkah cepat dan melepas jas hitam yang dikenakan hingga membuatnya hanya mengenakan kemeja lengan panjang berikut celana panjang berbahan bahan warna hitam, menyimak serius setiap ucapan Zean sang manager. Keandra melangkah cepat sambil terus menunduk, sedangkan Zean juga tak kalah cepat dan terlihat jelas menyembangi.
Ipul yang menjadi tersenyum semringah, sengaja melambaikan sebelah tangannya yang tidak menggandeng Rena, ke arah Keandra. “Draaaa, sinih!” serunya.
Keputusan Ipul memanggil Keandra membuat Rina dan Daniel terbengong-bengong, seiring keduanya yang sampai refleks menatap satu sama lain.
“Si Ipul beneran enggak beradab! Tahu-tahu Daniel ada di sini, eh malah mengundang Keandra buat gabung!” batin Rina yang menjadi merasa gondok. d**a Rina sampai sesak seiring ketegangan yang menyelimuti. Terlebih biar bagaimanapun, Keandra merupakan sosok terkuat yang selalu membuat Daniel cemburu! Bahkan kali ini saja, Daniel sampai kebingungan dan tak kunjung berkomentar.
Rena yang menyadari keadaan, menyadari ketidaknyamanan yang langsung tercipta di antara kebersamaan Rina dan Daniel, langsung menyikut Ipul yang bahkan masih aktif berseru memanggil Keandra.
“Apaan, Beb? Mau reuni ini. Begini, kan, yang namanya reuni?” ucap Ipul dengan lirih menanggapi sikutan Rena.
“Ya ampun, Beb … kamu ini. Ada Daniel, lho. Kok kamu manggil-manggil Keandra?” balas Rena dengan suara lirih juga dan sampai mendelik kepada Ipul.
Ipul tersenyum tak berdosa. “Justru, biar Daniel ikut reuni. Bareng Rina sama Keandra juga. Kan mereka pernah syuting bareng! Ya ampun … syurpres banget ini!” lirih Ipul dengan girangnya.
“Ya ampun, si Ipul masih belum sadar juga!” batin Rena yang kemudian mencubit sangat keras, perut Ipul dengan asal.
“Aw!” pekik Ipul kesakitan.
****