'Sebentar lagi Baby, sebentar lagi kau akan kembali dalam genggaman ku'
'Akan aku pastikan kali ini, kau tak akan mampu untuk pergi'
'Bahkan, meskipun itu adalah keinginan mu sendiri'
'Kheyla Angelina Smit, get ready'
Marchell terus bergumam dalam hatinya, dengan pandangan lurus dan tajam. Saat ini ia akan memikirkan berbagaimacam cara untuk menjerat wanita itu.
Wanita yang sampai saat ini masih sangat ia cintai, meski wanita itu telah menghianatinya dengan cara yang sangat menjijikan menurutnya.
Namun ketika ia kembali bertemu dengan Kayla, wanita itu nampak semakin cantik dan juga sexy menurut Marchell.
Hah, bahkan saat ini, Ia tak henti-hentinya menyeringai. Ia tak sabar menunggu besok pagi, ia ingin tahu bagaimana seputar kehidupan wanita itu.
Siapa yang menjadi kekasihnya sekarang. Ia jelas sudah tahu kalau wanita itu belum bersuami, dan itu berkat sahabatnya, Daren Margatama
Entah kenapa, sewaktu Marchell dihadapkan dengan kenyataan kalau wanitanya menghianatinya, ia sangat menyesal telah melepaskan Kayla begitu saja.
Pasti wanita itu pergi dengan perasaan bahagia. Sementara dirinya menderita dengan perasaan yang hancur dan itu semua karena ulah wanita itu.
"Hahhhhhh" Ia kembali menghela nafas panjangnya.
Ceklek...
Marchell mendongak dan melempar pandangannya ke arah pintu yang terbuka dan ia menatap tajam pada sosok yang sudah mengganggu ketenangannya.
"Darling, miss you" ucap wanita itu sembari merentangkan tangannya hendak memeluk namun ia mendapat penolakan langsung dari pria itu
"Stop!"
"Jangan mendekat dan jangan pernah menyentuhku" ucapnya dingin dengan pandangan tajamnya
Seketika wanita itu susah meneguk salivanya, ia berdiri mematung disana. Dadanya sesak karena terus menerus mendapat penolakan dari pria yang sangat dia cintai itu. Sungguh menyakitkan
"Darling, aku ini adalah tunanganmu"
"Bagaimana mungkin kau melarangku untuk menyentuhmu,.?" ucapnya mengingatkan Marchell akan siapa dirinya dalam hidup pria itu.
Marchell yang mendengar itu, sontak menyeringai, tersenyum sarat akan merendahkan dan meremehkan. Ia tak habis pikir dengan wanita ini. Kapan ia akan lelah untuk seperti ini pikir Marchell
Wanita yang disebut tunangan Marchell itu adalah Shella Dalle James. Lebih tepatnya mereka akan dijodohkan untuk bertunangan terlebih dahulu dikarenakan Marchell yang tak bisa dipaksakan untuk segera menikah.
"Dengar Shella, mungkin kau melupakan sesuatu" Ia menjeda kalimatnya dengan tetap menatap remeh wanita yang kini masih berdiri didepannya.
"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai siapapun di hidupku"
"Jadi berhenti merecoki hidup ku, sebelum kau akan menyesalinya" Shella susah meneguk salivanya
"Sebelumnya aku tidak pernah mematahkan leher seorang wanita, dan jangan sampai kau akan menjadi orang pertama. Shella Dalle James!"
Glek!
Shella seketika gugup, ia sedikit takut mendengar ancaman pria yang sangat ia cintai itu. Bagaimana bisa pria ini semengerikan ini, pikir Shella.
Ia pun mulai bergidik ngeri. Marchell beranjak dari duduknya, lalu pria itu melangkah lebar dan keluar dari sana. Kemudian disusul Shella di belakangnya. Setelah Marchell melihat Jack disana, ia langsung menghampiri sang Asistennya itu.
"Dengar Jack, jika sekali lagi kau membiarkan wanita ini masuk keruanganku tanpa seizin ku"
"Aku dengan senang hati meledak kan kepala mu, paham,.?!!"
Dua orang disana terdiam kaku mendengar ucapan Marchel barusan. Jack paham betul jika ucapan pria yang berstatus sebagai Tuan besarnya itu bukan sekedar ancaman belaka. Jack memandang tajam ke arah Shella.
"Jika sekali lagi kau membantah, aku akan lebih dulu meledakkan kepalamu, sebelum Tuan Marchell melakukannya padaku" ucap Jack kepada Shella dan langsung pergi meninggalkan wanita yang saat ini sudah berkeringat dingin.
Kenapa dia harus berurusan dengan manusia-manusia kejam seperti mereka. Kenapa pula ia harus jatuh cinta pada pria berwujud malaikat namun berhati iblis seperti Marchell, pikirnya kesal
Sungguh, sebenarnya Shella mulai kesal. Ia sungguh lelah dengan ini semua, namun mau bagaimana lagi. Shella sangat mencintai pria itu.
Bahkan dia rela melakukan apa saja demi bisa bersama Marchell. Pria dewasa yang sangat ia inginkan. Shella mencintai pria itu sudah sejak kecil, bahkan jauh sebelum Marchell memilih wanita lain.
.
.
...
Margatama Corporation,.
Pagi hari…
Nampak Kayla yang hendak masuk ke dalam lift namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh sahabatnya. Melsa Ayudia.
Kayla terkejut dengan gerakan tiba-tiba wanita itu, ia pikir siapa yang menariknya. Hah, Kayla sungguh trauma karena ia sering ditarik-tarik oleh anak buah rentenir gila dan berotak m***m seperti Brata.
"Ya ampun Mel, kau mengejutkan ku saja,.!" ketus Kayla. Sementara wanita yang bernama Melsa itu hanya menyengir tanpa dosa.
"Habis kamu susah sekali dihubungi, Kay" Melsa melirik keadaan sekitar mereka seakan takut kalau ada yang mendengar pembicaraan mereka.
"Aku hanya ingin bertanya Kay, jadi bagaimana? Bukankah waktunya tinggal tiga minggu lagi,.?" tanya Melsa.
Yah, Melsa mengetahuinya karena ia adalah satu satunya orang terdekat Kayla, ia adalah sahabat terbaik Kayla, jadi tentu saja ia akan tahu permasalahan sahabatnya.
"Aku bingung Mel, aku juga takut" ucap Kayla serak. Melsa yang melihat itu, ia merasa iba dengan sahabat nya. Lalu ia memberi saran, dan ini adalah jalan keluar satu-satunya menurut Melsa.
"Kay, bagaimana kalau aku meminta Kakak ku saja. Eeumm, maksudku biar aku meminta tolong padanya agar dia menyembunyikan mu. Misalnya keluar kota atau kemana saja. Dia bisa melakukannya, Kay,." tawar Melsa begitu peduli dengan sang sahabat.
Kayla yang mendengar saran dari Melsa, lebih tepatnya rasa peduli wanita itu terhadapnya, sontak saja matanya berkaca-kaca. Kayla sungguh beruntuk memiliki Melsa sebagai sahabatnya.
Namun ia enggan melibatkan sahabat terbaiknya dalam masalahnya yang sungguh sangatlah berbahaya ini pikirnya.
"Mel, sebelumnya aku berterimakasih, tapi aku tidak bisa Mel"
"Biarkan saja seperti ini, ini tanggung jawabku, sudah seharusnya aku menghadapinya seorang diri" Melsa pun pasrah akan keputusan Kayla, ia tak bisa memaksa kehendaknya untuk menyuruh sahabatnya ini melarikan diri, pikirnya.
"Ya sudah Mel, aku naik dulu ke atas, aku takut telat, sampai bertemu nanti di kantin" ucapnya dengan senyum, Melsa pun tersenyum membalas sahabatnya itu.
…
Setelah setengah jam ia berkutat dengan berkas dan komputer di depannya, tiba-tiba saja ia melihat kehadiran Boss-nya di sana, ia bangun untuk menyapa seperti biasa.
"Selamat pagi Tuan" ucap nya dengan senyum ramah
"Pagi Kay" balas Daren. Pria itu hendak melanjutkan langkahnya namun urung karena ia lupa belum menyampaikan sesuatu pada wanita itu pikirnya.
"Kay, berkas yang ku bilang kemarin, kau sendiri yang akan mengantarnya ke The Alexander's Corporation dan serahkan langsung pada tangan CEO nya" perintah Daren dan sontak membuat wajah Kayla pias seketika.
Deg!
Daren yang melihat perubahan di wajah Kayla ia pun kembali bertanya.
"Apa kamu keberatan, Kay?"
Kayla pun tersadar atas kesalahannya barusan, ia tidak boleh mencampur adukan urusan pribadi dengan pekerjaan. Ia merutuki kebodohannya beberapa saat lalu.
"Tentu tidak Tuan, anda jangan khawatirkan apapun, akan saya pastikan jika berkasnya akan sampai pada Tuan Alexander's" ucap Kayla tenang dan meyakinkan,
Daren pun mengangguk dan ia melangkah masuk kedalam ruangan nya. Sedangkan Kayla, wanita itu, kini sedang melawan rasa khawatirnya. ia pun segera bersiap-siap untuk bertemu kembali dengan pria itu "Marchell Alexander's"
...
The Alexander's Corporation,.
CEO Room's
Marchell duduk dikursi kebesarannya. Ia masih memegang berkas yang sudah ia tunggu semenjak kemarin.
Marchell menatap tajam semua yang terterah di sana. Marchel mengeraskan rahangnya mendengar penjelasan dari Jack, kalau Kayla terancam akan dijual oleh salah satu rentenir tempat Kayla memiliki hutang.
Marchell masih bingung, bagaimana mungkin Kayla mempunyai hutang sebanyak ini, pikirnya. ia lalu menatap tajam Asistennya.
"Terus selidiki, apa yang terjadi sebenarnya, aku menunggu kabar darimu secepatnya Jack" Jack mengangguk paham.
"Baik Tuan, kalau begitu saya pamit undur diri"
ucap pria itu, dan diangguki oleh Marchell.
"Haaahh" Marchell menghela napas panjangnya.
'Apa yang terjadi sebenarnya dengan hidupmu, Kay?'
'Kenapa kau bisa mengalami hal semacam ini'
Setelah membatin, kemudian ia pun menyeringai licik, seakan ia sudah bisa melihat gambaran rencana liciknya untuk menjerat wanita itu.
"Welcome back Baby"
***