Trauma itu membuat dia tidak bisa bercinta

1633 Kata
Linda mengerjap-ngerjapkan matanya dengan binggung Lalu dia memandang ke sekeliling ruangan. Ruangan ini bukan kamar Hotel Borobudur. Kamar ini sangat cozy dengan jendala besar dan di luarnya ada jacuzzi open air. Apakah aku mengganti hotel?Dia lalu membalikkan tubuhnya ke samping dan melihat sosok tubuh seorang laki-laki yang tangannya Linda jadikan bantal. Kenapa aku bisa tidur bareng sama seorang laki-laki.Lalu Linda mengangkat kepalanya tepat ketika kepala laki-laki itu menghadap dirinya. OH MY GOD, Mengapa aku bisa tidur di samping Pak Han Min? Mabukkah aku kemarin? Kenapa kita berdua jadi tidur di kamar yang sama? Apakah dia membawaku ke hotel? Linda memandang ke bajunya. Ini baju tidur aku, berarti aku masih sempat mengambil bajuku dan menggantinya dulu? Linda mencoba merangkai-rangkai kejadian kemarin, tapi tidak ada yang diingatnya sama sekali. Pikirannya kosong melompong. Dan kepalanya sangat sakit sekarang ini. Linda sampai memejamkan matanya untuk menahan kesakitan di kepalanya. Saat dia kembali membuka matanya. Mata Han Min juga terbuka dan menatapnya. “ Apa yang terjadi Pak Han Min? Mengapa kita bisa tidur bersama? Apakah kita melakukannya ? Apakah Bapak berhasil memasukannya? Apakah saya tidak menjerit kesakitan? Apakah kita melakukannya dengan benar? Apakah saya tidak menendang Bapak?” Tanyanya ke Han Min yang terbengong-bengong . “ Apa yang kita lakukan? Apa yang berhasil ku masukkan? Kamu tidak menjerit kesakitan? Dan apa yang harus kita lakukan dengan benar?” Han Min kebingungan sampai mengulang semua pertanyaan Linda padanya. “ Jadi kita tidak melakukannya? Kita hanya tidur bersama? Kenapa sekarang kita bisa tidur bersama? Apa yang terjadi dengan diriku?’ Kata Linda tetap dengan pikiran yang tidak bisa dia ingat sama sekali. Lalu dari samping tubuh Han Min muncul kepala seorang wanita muda yang mengucek-ngucek matanya?? Siapa lagi dia? Apakah Han Min sudah gila ?? Apakah kami melakukan threesome? Linda semakin binggung. “Kamu siapa? Mengapa kita bisa tidur bertiga di kamar ini? Ini di mana? Kamar hotel di mana?” Tanya Linda mulai histeris. “ Tante.. tenang.. Ini aku, Dimei anaknya Pak Han Min” Kata Dimei dengan suara mengantuk. Han Min bangun dari tidurnya dan sekarang duduk di tempat tidur. Dimei juga sudah duduk . Linda melihat bajunya yang tidak sopan lalu mengambil selimut untuk menutup badannya. “Maafkan aku, Pak Han Min. Maafkan aku! Kenapa dengan diriku? Apa yang terjadi? Mengapa aku jadi bisa tidur bareng anakmu? Aku yang memaksa ya? Apa yang aku katakan? Maafkan Tante ya” Kata Linda putus asa karena merasa sangat bersalah pada anak Han Min yang tadi dipikir Linda adalah wanita panggilan. Linda benar-benar harus menghilangkan sifat negative thinkingnya ke orang-orang. “ Nggak usah minta maaf, Tante. Tante tidak bersalah kok. Aku dan papa sangat mengerti kondisi Tante. Jadi Tante tenang aja ya. Biar papa yang menjelaskan kepada Tante. Dan ini di kamar papa di rumah kami. Kamar saya ada di sebelah. Saya harus bangun sekarang karena saya harus bersiap-siap untuk berangkat kuliah” Kata Dimei melompat bangun . Linda ingin menahannya, tapi dia tahu tidak boleh, karena anak Han Min mau pergi kuliah. Tidak benar dia menahan seorang anak yang harus bersiap-siap untuk mendapatkan ilmu. Han Min pasti akan menjelaskan kepadanya. Tapi sebelum Dimei menghilang di balik pintu. Linda berteriak “ Bolehkah tante meminjam kaosmu, maaf baju tidur tante terlalu terbuka. Tante nggak tahan gerah. Jadi nggak bisa tidur kalau pakai piyama lengan panjang” “ Baik Tante, nanti aku bawain bajuku ke sini” Kata Dimei “ Yuk, duduk di luar dekat Jacuzzi, bisa dapat angin laut pagi yang segar” Ajak Han Min sambil berdiri dan melangkah ke teras di depan tempat tidur. Linda serba salah. Ikut Han Min, tapi bajunya sangat tidak sopan bila duduk berduaan. Kalau tidak ikut, Linda tidak bisa mendengarkan penjelasan Han Min tentang apa yang terjadi dengannya. Dan sepertinya Han Min tahu keraguannya. Han Min memang cowok paling pengertian. Han Min berjalan ke arah lemarinya dan mengeluarkan sebuah kaos polos dan memberikannya ke Linda. “ Pake kaos punyaku dulu aja, Bu Linda. Dimei kalau mandi lama banget”. Kata Han Min. Linda segera menerimanya dan langsung memakai kaos warna putih tersebut dengan mendoublenya tanpa membuka baju tidur seksinya lagi. “ Terimakasih Pak” Kata Linda dan sekarang bangkit berdiri mengikuti Han Min yang berjalan ke teras di depan tempat tidur. Teras ini sangat nyaman. Selain ada Jacuzzi yang open air, Di bagian samping juga ada sofa besar dari bamboo lengkap dengan hiasan bantal besar berwarna-warni. Han Min duduk di sofa itu dan karena hanya ada satu sofa. Linda duduk di sebelah Han Min. Han Min merentangkan tangan dan badannya. Pasti tangannya pegal karena sepanjang malam menjadi bantal dari dua orang perempuan. Linda menatapnya untuk meminta penjelasan. “ Kamu sama sekali nggak ingat kejadian kemarin? Tanya Han Min memulai penjelasannya. “ Tidak. Tidak ada yang kuingat” Jawab Linda menerawang matanya memandang jauh ke depan ke arah kapal-kapal yang bersandar di Marina Ancol. “ Coba kamu flashback, sampai mana kamu menginggat kejadiannya” Kata Han Min lembut. Linda terdiam sebentar sambil mengeryitkan keningnya. Kepalanya masih sakit bila di pakai untuk memikirkan tentang kejadian kemarin. Linda memijit-mijit keningnya. Han Min menatapnya dengan iba. “Jangan dipaksa. Kamu mau minum obatmu, biar aku ambilkan ke bawah” Tawar Han Min. “ Emang obatku kamu tahu. Obat yang ada di tas tanganku?” Tanya Linda menatap Han Min dengan pandangan tak mengerti. “ Tau. Kamu kemarin uda makan satu. Berarti pagi ini boleh satu lagi dan malam nanti boleh sekali lagi” Kata Han Min menjelaskan Linda mengeleng-gelengkan kepalanya “ Nggak usah dulu. Nanti saja saya makan saat malam. Saya harus mulai mengurangi obat -obat anti depresi itu” Katanya pelan. Han Min menggangguk mengerti. Memang tidak bagus terlalu bergantung pada obat-obat tersebut. Han Min diam dan memandang lurus ke depan untuk memberikan kesempatan kepada Linda mengambil waktu untuk berpikir. Han Min tidak ingin tatapannya ke Linda membuat Linda terlalu memaksakan dirinya untuk mengingat, Dia ingin Linda pelan-pelan saja agar kepalanya tidak menjadi sakit. Mereka sekarang diam dalam pikirannya masing-masing.Linda yang berusaha mengingat sampai di mana dia ingat kejadian kemarin. Dan Han Min yang sekarang, pikirannya tentang pertanyaan Linda tadi kepadanya. Apakah kita melakukannya? Apakah kamu berhasil memasukannya? Apakah aku berteriak kesakitan? Apa maksud perkataan Linda itu? “ Pak Han Min, benarkah saya pingsan lagi, saat di kementrian? Saya ingat semua acara di kementrian. Lalu kita makan siang, saya juga ingat. Acara konferensi pers nya saya juga ingat. Lalu kita berjalan pulang dan dihadang oleh wartawan-wartawan” Suara Linda mulai tercekik seperti menahan tangis. Lalu dia menjerit histeris. ‘Mengapa wartawan itu sanggup menuduh aku sebagai pengacara mata duitan? Mengapa wartawan itu harus mempermasalahahkan kewarganegaraanku? Mengapa mereka bertanya seperti itu? Wartawan itu tidak tahu yang aku alami? Penderitaan aku ,selama dua puluh tahun saat mengingat kejadian itu membuat seluruh jiwa ragaku luluh lantak bagai tak berbentuk. Aku sungguh sangat tidak mengerti mengapa mereka sanggup menuduhku seperti itu? Kalau bisa memilih, aku juga tidak ingin menjadi korban. Aku juga mau tetap menjadi warga negara Indonesia. Aku juga tidak ingin melihat keluargaku habis dibantai di depan mataku. Aku tidak mau melihat adikku dan ibuku diperkosa dengan biadab, rumahku dibakar dan aku kehilangan semua milikku yang paling berharga. Taukah mereka kalau selama 20 tahun ini berapa ribu sessi terapi yang sudah aku ikuti? Tahukah mereka kalau sampai umurku yang ke 38 ini, aku tidak pernah bisa berhubungan dengan seorang laki-laki, karena tidak mungkin ada pria yang bisa mencintai seorang wanita penderita Vaginismus” Linda tersedu-sedu menangis sampai bahunya berguncang-guncang. Linda sampai memegang dadanya yang terasa sakit sampai menghunjam ulu hatinya. Han Min tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia langsung memeluk erat tubuh Linda dan mereka berdua menangis. Han Min menangis bersamanya. Linda tidak bergeming dalam pelukan Han Min, tubuhnya tidak kuasa menolaknya karena dia merasa lemah dan kepalanya sakit sekali. Han Min menepuk-nepuk bahu Linda untuk menenangkannya. Air mata Han Min jatuh perlahan di pipinya. Begitu berat penderitaan Linda, sampai trauma itu membuatnya menderita Vaginismus (Kondisi Medis yang ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar miss v secara tidak sadar ketika ada upaya untuk penetrasi atu memasukkan sesuatu ke dalam Miss V. Hal ini merupakan reaksi otomatis tubuh terhadap rasa takut dari beberapa atau semua jenis penetrasi pada v****a yang bisa terjadi karena disebabkan trauma psikologis ataupun kondisi bawaan dari tubuh) Wartawan itu memang kurang ajar mengajukan pertanyaan menuduh seperti itu. Pertanyaan itu yang rupanya membuat Linda jatuh dan pingsan. Han Min jadi memahami , kalau pertanyaan Linda padanya tadi , Apakah kamu berhasil memasukannya? Apakah aku menjerit kesakitan? Itu karena Linda berpikir dirinya dan Linda melakukan hubungan intim karena berada di dalam kamar berdua. Linda pasti sudah pernah mengalami kesakitan yang luar biasa ketika dia mencoba berhubungan intim dan tidak bisa dilakukannya, makanya Linda langsung menutup hati dan perasaannya untuk tidak lagi menjalin hubungan dengan seorang laki-laki, karena seperti katanya tadi. Tidak ada seorang laki-lakipun yang bisa mencintai seorang penderita Vaginismus seperti dirinya. Linda salah ! Linda sungguh sangat salah , karena sekarang ini ada seorang laki-laki yang akan mencintainya. Laki-laki itu adalah diriku. Lim Han Min! Sekarang Han Min memahami perasaannya , saat dia menangis dan memeluk erat Linda. Han Min mengerti kalau perasaannya bukan lagi tentang rasa penasarannya terhadap Linda, rasa yang dia alami ini adalah rasa ingin mencintai. Mencintai seorang Linda dengan semua traumanya dan vaginismusnya. Han Min ingin menjadi pria pertama yang bisa membuat Linda percaya kalau masih ada cinta untuk dirinya . Han Min sungguh ingin Linda bisa mempercayainya dan ingin Linda bisa mencintainya. Meskipun perlu waktu lama untuk Linda , tapi Han Min tidak peduli. Dia sudah menunggu selama dua puluh tahun untuk kembali merasakan debaran di hatinya dan debaran itu , dia temukan dalam diri Linda. Han Min akan berusaha sekuat tenaganya agar Linda bisa yakin akan ketulusan cintanya meskipun itu perlu waktu yang lama, tapi Han Min akan berusaha agar Linda segera menerima cintanya, karena usia Han Min juga sudah tidak muda.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN