Memahami Penderitaannya

1666 Kata
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore ketika Han Min menelepon Budi. “ Ya. Boss. Gimana kencannya?” Tanya Budi langsung tanpa tedeng aling ketika membaca Han Min yang meneleponnya “ Kencan apaan? Kamu jangan mengada-ngada, Bud. Ini Lindanya ada di rumah saya” Kataku. “ Waduh! Bosku benar-benar gerak cepat  kali ini, sampai langsung di bawa pulang untuk diperkenalkan pada mama dan anak tercinta” Kata Budi tetap dengan nada menggoda. “ Bukan itu. Tidak mungkin saya memopongnya masuk ke hotel dalam keadaan pingsan. Jadi saya memutuskan untuk membawanya ke rumah. Nah sekarang kamu harus ke hotel Borobudur dan bantu Check out in Ibu Linda. Bilang ke receptionis kalau Ibu Lindanya lagi kurang sehat tidak bisa check out sendiri. Tanda tangan saja surat tanda terima untuk koper-kopernya dan bawa kopernya ke rumah saya. Bu Linda akan ada di rumah saya sampai dia sehat kembali. Tadi saya sudah minta izin ke papanya” Kata Han Min memberi perintah ke Budi. Dan Budi langsung menjawab Siap. Untuk masalah kerjaan, Budi sangat professional. Dia tidak pernah akan mengoda Han Min kalau sudah diperintah seperti ini. Pintu kamar terbuka dan Dimei putri Han Min satu-satunya berdiri di depan pintu dan melihat papanya yang lagi duduk di kursi di samping tempat tidur . Nampak di tempat tidur itu seorang wanita cantik berambut ikal panjang sedang terbuka matanya memandang ke langit-langit , tapi sinar mata wanita itu seakan kosong tak berjiwa. Dia tidak memandang sedikitpun ke arah pintu seperti normalnya orang-orang yang pasti akan menoleh ke arah suara. “ Pa.. Siapa tante itu?” Tanya Dimei “ Teman Papa dari Sydney” Jawab Han Min ringkas sambil tetap memandangi wajah Linda yang hanya diam tanpa sedikitpun berpaling melihat Han Min dan Dimei yang kini sudah duduk di ujung tempat tidur dekat kaki Linda. “ Seharusnya bajunya diganti dulu,  Pa. Pasti tante ini  tidak nyaman tiduran sambil mengenakan blazer tebal begini. Dimei pinjemin daster Dimei ya? Tawar Dimei kepada ayahnya. “ Nggak usah dulu! Papa takut , tantenya akan merasa tidak nyaman kalau memakai pakaian milik orang lain. Tante ini ada trauma berat dalam dirinya. Papa sudah suruh,  Budi ambil kopernya di hotel. Nanti aja saat kopernya datang, Dimei bantuin papa ya, untuk mengganti baju tante,  supaya dia lebih nyaman. Tante akan menginap di rumah kita sampai dia sanggup kembali ke Sydney. Papa minta bantuan Dimei untuk merawat tante kalau papa bekerja” Kata Han Min. “ Siap Pak!” Jawab Dimei sambil memberi hormat dengan tangannya. “ Kamu baru pulang kuliah, Mei?” Tanya Han Min sambil tersenyum hangat pada putrinya. Dimei hanya mengangguk dan matanya mengamati wajah tante cantik ini. Baju yang melekat di badan tante ini pasti dari merek terkenal. Begitu bagus dan rapi jahitannya. Tas dengan hiasan gembok dengan logo H yang terletak di nakas tempat tidur pasti juga milik tante ini. Sepatu Bally di lantai juga milik tante ini. Tante ini pasti kaya atau juga pasti memiliki pekerjaan yang hebat “ Tante ini kerja apa Pa?” Tanya Dimei “ Namanya Tante Linda. Dia seorang pengacara International” Kata Han Min menjelaskan pada putrinya. ‘ Wah, berarti Dimei mau seperti tante ini, nanti saat penjurusan , Dimei ambil jurusn hukum international aja ya Pa” Kata Dimei’ “ Terserah Dimei. Toh papa tidak pernah melarang Dimei untuk mengambil jurusan yang Dimei sukai. Masuk UI ( Universitas Indonesia) jurusan Hukum juga pilihan Dimei sendiri”.  Kata Han Min sambil berdiri mengacak-acak rambut pendek putrinya. Dimei memang agak tomboy. Dia tidak pernah berambut panjang. Katanya lebih nyaman berambut pendek. Atau  karena selama ini Dimei tidak ada sosok seorang  Ibu yang bisa membuatnya lebih girly. Selama ini panutannya  hanya ada Han Min dan neneknya .  Tiba-tiba Linda bangkit dari tidurnya. Dia menatap sekeliling dengan binggung. Ada di mana dia? Sepertinya ini tempat baru. Linda harus ke kamar mandi. Dia melihat berkeliling dalam otaknya  dia hanya  sendiri di kamar itu. Tidak ada Han Min ataupun Dimei.  Linda  berjalan melalui Han Min dan Dimei yang berdiri diam tak bergerak. Lalu dia berjalan menuju pintu. Membuka pintunya dan melihat ke kiri dan ke kanan. Itu ruang tamu. Bukan kamar mandi. Kamar mandi ada di mana? Dimei yang sangat pintar langsung bisa membaca situasi dan tau kalau Linda pasti lagi mencari kamar mandi. Memang di kamar ini tidak ada kamar mandi dalam. Kamar mandinya ada di samping kamar ini.  Dimei langsung berlari ke pintu kamar mandi dan membukanya lebar. Linda yang melihat kamar mandi berjalan masuk tanpa mempedulikan Dimei. Han Min memandangnya dari kejauhan. “ Tante Linda lagi menutup dirinya dari dunia. Dia lagi beranggapan kalau hanya dia sendiri yang ada di dunia yang dibentuknya sendiri  agar dia  bisa menghilangkan rasa sakitnya ” Kata Han Min menjelaskan pada Dimei. Dimei mengangguk mengerti. “Kasihan tante ini, pasti dia mengalami trauma yang sangat berat” Pintu kamar mandi terbuka. Dan sekarang Linda berjalan ke arah meja makan. Linda melihat ada roti tawar di meja. Dengan tenangnya dia mengambil setangkup roti dan langsung memakannya tanpa diolesi selai. Han Min segera menuangkan segelas air untuknya dan diletakkan di depan Linda. Selesai makan roti tawarnya. Linda meminum air yang disediakan Han Min. Lalu dia berjalan kembali ke kamarnya . Tapi sebelum tidur kembali, dia membuka blazer merah menyalanya. Lalu membuka kemeja satin silvernya dan celana panjangnya. Sekarang dia hanya memakai BH dan celana dalam warna hitam. Han Min memalingkan wajahnya dan memberi kode kepada Dimei untuk masuk ke kamar  dan menutupi tubuh Linda dengan selimut. Dimei tertawa melihat papanya yang salah tingkah , lalu  langsung berjalan masuk dan menutupi tubuh Linda dengan selimut. Linda masih tetap dalam kondisi mata kosong dan menatap ke satu titik di langit-langit kamar. Han Min berjalan masuk setelah Dimei memberinya kode kalau dia sudah menutup tubuh Linda dengan selimut. Han Min kembali duduk di samping Linda. “ Linda. Kamu sekarang ada di rumah kami. Istiratlah dulu sampai pulih. Aku sudah telepon papamu, Mr. Smith, kalau kamu tidak jadi kembali ke Sydney hari ini dan sekarang ada di rumah saya. Kopermu sedang di bawa ke sini. Penerbanganmu juga sudah ku re-schedule. Jadi tidak ada lagi yang perlu kamu khawatirkan” Kata Han Min menjelaskan kepada Linda. Meskipun Linda tidak menanggapi tapi Han Min yakin dia pasti bisa  mendengarnya. Kondisi  Linda saat ini,  sama persis  seperti  pasien yang sedang  koma dan keluarganya mengajaknya berbicara. Si pasien akan bisa mendengar hanya tidak menanggapi. Linda juga dalam kondisi seperti itu. “ Ayo Mei! Papa mau mandi lalu kita makan malam dulu. Biarkan tantenya istirahat”Kata Han Min mengajak anaknya untuk keluar dari ruangan dan membiarkan Linda untuk beristirahat. Anak dan Ayah itu keluar dari ruangan dan menutup lampu kamar ,tinggal lampu tidur yang menyala dari atas tempat tidur. Linda sekarang sudah memejamkan matanya sepertinya dia telah tertidur. Selesai makan malam, Dimei kembali memasuki kamar tempat Linda tidur. Dimei bermaksud membuka koper yang tadi sudah diantar Budi agar Linda bisa mengganti bajunya. Koper Rimowa Linda, Dimei letakkan di meja kecil dekat meja rias dalam keadaan terbuka. Dia melihat bahwa isi pakaian yang di bawa Linda tidak banyak . Hanya ada tiga setel Blazer dari merek Paul Smith dan ada satu lingerie satin model celana dan atasan tanpa lengan  dari merek Victoria Secret yang pasti merupakan baju tidur wanita ini. Aduh kalau tante ini tidur pake baju ini, papaku bisa pusing. Baju ini terlalu seksi. Hanya dua tali dengan belahan dadanya yang ber renda dan celananya juga  super pendek, tapi papa melarangku meminjamkan baju tidur untuk tante ,  takutnya tante Linda jadi  kurang nyaman. Setelah meletakkan kopernya, Dimei berjalan ke arah tempat tidur untuk melihat apakah tante nya sudah bangun . Papa berpesan untuk menawarinya makan malam, karena dia hanya memakan setangkup roti jam lima tadi saat ke kamar mandi. Sekarang uda hampir jam setengah sembilan malam. Pasti tante Linda  sudah lapar. Dimei berjalan semakin mendekat dan ketika dia menundukkan kepalanya. Mata Linda tiba-tiba terbuka dan dia langsung melihat ke arah Dimei dan tersenyum manis. Dimei tentu saja binggung. Mengapa tante ini tiba-tiba tersenyum padanya. Lalu suara Linda terdengar hangat bagai seorang kakak. “ Lily, Kamu sudah pulang dari latihan basket?Maaf, cici ngantuk sekali jadi tertidur. Yuk kita makan. Papa dan mama sudah tutup toko di bawah belum?” Tanya  Linda sambil mengucek-ngucek matanya. Dimei terbenggong-benggong. Apakah sekarang Linda sedang masuk fase kembali lagi ke zaman sebelum kejadian dan dia menganggap Dimei adalah adiknya karena tadi dia bilang kalau dia cici ( Kakak perempuan dalam panggilan Chinese). Linda langsung berdiri dan berjalan ke arah kopernya. Mengambil celana pendek dan baju satin sexynya lalu dipakainya ke tubuh jenjangnya. Dimei memandangnya masih terbengong-benggong. Lalu Linda menghampiri Dimei “ Yuk! Jangan bengong , Mei. Ayo kita makan dulu” Katanya sambil mengacak-acak rambut pendek Dimei. Dimei tetap kebinggungan, kok dia tahu nama panggilan saya Mei? Atau yang dia panggil itu panggilan mei-mei utk adik perempuan dalam bahasa mandarin.  Nggak mungkin , tante ini tahu nama saya. Itu pasti panggilan kesayangan mereka untuk sang Adik. Tadi dia memanggil adiknya Lily. Dimei mengambil keputusan untuk berprilaku sebagai Lily sekarang dan menjadi adiknya tante Linda agar tante Linda  mau makan dan agar tante ini merasa hidup. Sekarang mata tante Linda  tidak lagi kosong tak berjiwa. Sekarang mata tantenya sudah hangat bagaikan mentari pagi yang membuat semangat bagi orang-orang yang memandangnya. Tante Linda memang seorang wanita yang sangat menarik. Linda langsung menggandeng Dimei dan membuka pintu kamar. Mereka berjalan menuju ruang makan dan Han Min yang baru keluar dari ruang bacanya terbengong-bengong melihat Linda dan Dimei yang bergandengan tangan dan tersenyum riang. Apa lagi yang terjadi dengan Linda? Mengapa sekarang matanya tidak lagi kosong? Mengapa sekarang dia tersenyum senang dan menggandeng Dimei ibarat kakak pada adiknya? Han Min juga benggong melihat tubuh seksi Linda yang hanya terbalut lingerie two piece berenda yang memperlihatkan belahan dadanya  yang penuh dan  seksi. Han Min menelan ludahnya dan segera mengalihkan pandangannya ke Dimei dengan mata penuh tanda tanya. Dimei memberi kode dengan kedipan mata agar papanya diam saja. Han Min menggangguk mengerti dan hanya memperhatikan kedua wanita itu yang sekarang sedang duduk di meja makan untuk menikmati santap malam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN