Setelah berbincang cukup lama dengan oma nya, kini Bara telah kembali ke dalam kamarnya untuk segera membersihkan tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket itu. Selama berada di dalam kamar mandi, Bara memutarkan sebuah musik rock yang sangat nyaring sambil melakukan gerakan dance, sampai-sampai oma nya yang berada ruang tamu nonton televisi merasa sangat terganggu dan hampir tidak bisa mendengar suara yang berada di televisi itu lagi.
Bara terus melakukan gerakan dance layaknya cacing terkena garam, hingga botol samponya terjatuh ke lantai namun ia tidak peduli dirinya terus bergerak dengan sangat lincah walaupun gerakan dance yang ia lakukan tidak teratur, hingga tiba-tiba dirinya terjatuh akibat menginjak botol sampo dan menyebabkan dirinya terhampas cukup kuat di lantai karena merasa suasana hatinya yang sedang bagus saat ini. Bara anggap hal itu sudah biasa, ia pun bangkit berdiri layaknya tidak terjadi apa-apa.
Setelah cukup lama berada di kamar mandi, Bara langsung melihat ke arah cerminnya yang cukup besar berada di kamarnya.
"Ternyata aku memang tampan, pantas saja gadis seperti Aileen tergila-gila kepada ku!" ucap Bara dengan penuh percaya diri. Lalu ia pun menyemprotkan aroma parfum di tubuhnya dan menikmati aroma wangi tersebut.
Bara menatap sebentar kunci mobil yang berada di atas tempat tidurnya, ia menjadi membayangkan kunci itu adalah Aileen. Hati dan perasaan Bara semakin tidak karuan, ia menjadi tidak sabar untuk menemui Aileen di esok hari nanti.
"Kenapa aku begitu bodoh!" gumam Bara yang baru teringat akan sesuatu hal.
"Seharusnya aku meminta nomor ponselnya tadi." Bara pun hanya bisa memijit kepalanya pusing karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Seandainya oma nya tidak sendirian di rumah, mungkin Bara memilih untuk tidur di tempat Aileen saja malam ini. Namun, ia tidak tega membiarkan oma nya tinggal bersama para pembantu di rumah, sedangkan para pembantu di rumah juga pasti kelelahan dan ingin beristirahat dengan cukup.
Bara baru teringat akan pekerjaannya, ia pun membatalkan niatnya untuk tidur dan lebih baik memilih untuk melakukan perkerjaannya. Walaupun dirinya seorang CEO namun, ia tetap konsisten dalam bekerja. Apa lagi setelah bertemu dengan orang yang membuat dirinya jatuh cinta selama ini, semakin laki-laki itu terasa bersemangat dalam bekerja.
***
Di pagi hari yang cerah, Aileen terlihat sudah begitu rapi memakai pakain kerjanya. Gadis itu tidak lupa memoleskan lipstik merah di bibir nya yang begitu seksi itu, ia kemudian langsung turun kebawah untuk segera berangkat bekerja namun ia tiba-tiba saja teringat bahwa kunci mobilnya berada di tangan Bara, membuat gadis itu merasa tidak mood lagi untuk berangkat bekerja.
Aileen tetap turun kebawah dan berharap ada taxi yang lewat untuk mengantarkan dirinya pergi ke kantor, belum lagi ia harus ikut bersama bos nya untuk melakukan meeting di tempat rekan bisnis bos nya yang ingin melakukan kerja sama antar perusahaan pagi ini.
"Laki-laki mesumm itu, kenapa suka sekali membuat ku dalam kesulitan?!" gumam Aileen kesal sambil melihat jam di pergelangan tangannya. Ia mencoba untuk memanggil gojek untuk mengantarkan dirinya berangkat akan tetapi, tiba-tiba saja ia mendengar suara klakson mobil yang berada di jarak yang cukup jauh dan ternyata itu adalah mobilnya sendiri.
"Itu dia!" ucap Aileen sambil wajahnya tidak suka menatap ke arah Bara.
Bara langsung menghentikan mobil tepat di hadapan Aileen dan gadis itu dengan segera menyuruh dirinya untuk keluar dari dalam mobilnya karena ia ingin bergegas untuk segera berangkat ke kantor sekarang juga sebelum terlambat.
"Siapa yang akan mengantarkan ku ke kantor, kalau kamu mengusir ku?" tanya Bara dengan sengaja mempersulit Aileen.
"Aku tidak perduli!"
"Kamu harus perduli padaku!"
"Memangnya kamu siapa aku?"
"Sebentar lagi kamu akan menjadi Istri ku," ucap Bara dengan yakin dan Aileen langsung tertawa mendengarnya.
"Amit-amit punya suami seperti kamu! Mesumm dan sangat menjengkelkan!"
"Aku bukanlah mesumm tapi melainkan aku melakukan hal itu supaya kamu sadar, bahwa kamu itu milikku selamanya!" ucap Bara dengan serius.
"Sudahlah! Sebaiknya kamu berhenti untuk mengatakan hal yang tidak berguna itu, aku ingin segera berangkat ke kantor sekarang!" ucap Aileen yang mencoba untuk mendesak Bara supaya segera keluar dari dalam mobilnya.
"Kau berpakaian seperti itu ke kantor?" tanya Bara.
"Tentu saja! Apa kau memiliki masalah dengan pakaian ku?"
"Tidak sama sekali. Ayo, masuklah jika kamu ingin berangkat bekerja!" ucap Bara.
Merasa tidak ingin terlambat lagi, Aileen pun akhirnya tidak bisa menolak lagi. Ia pun dengan terpaksa masuk kedalam mobilnya sendiri bersama orang yang sangat ia benci dan menjengkelkan itu. Bara hanya tersenyum ketika melihat Aileen tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menuruti kemauannya. Ia pun menyetir mobil tersebut setelah Aileen mengatakan dimana alamat kantornya yang ternyata kantor tersebut berada di samping kantornya sendiri.
"Kenapa aku tidak pernah melihat mu berkeliaran di halaman kantor ku saat itu?" tanya Bara penasaran.
"Kau pikir aku kucing liar?!" kesal Aileen mendengar kata 'berkeliaran' dari mulut Bara.
"Ya, kau memang kucing liar! Sangat sulit untuk di rayu."
"Aku tidak memerlukan diri mu untuk merayuku!" ucap Aileen yang tidak bisa diam juga untuk menyahuti ucapan Bara karena menurutnya, Bara sosok laki-laki yang harus ia lawan dan tidak bisa ia biarkan begitu saja.
Di sepanjang perjalanan, Bara dan Aileen terus berdebat. Hingga tanpa sadar mobil telah melewati kantor tempat Aileen bekerja, Aileen yang ingin kembali menyahuti ucapan Bara seketika berhenti karena ia melihat jalan yang di tuju Bara bukanlah tempat ke arah kantornya lagi.
"Hei! Perhatikan jalan mu!" kesal Aileen menyadarkan Bara dengan segera, sebelum berada di tempat yang terlalu jauh dari tempat dirinya bekerja.
"Ini semua karena kamu tidak bisa mengalah!" ucap Bara yang menjadi menyalahkan gadis itu.
"Kau turunlah dari mobil ku sekarang juga!" usir Aileen.
"Aku tidak mungkin berjalan ke kantor, Aileen."
"Ya, itu bukan urusan ku!"
Aileen terus memaksa Bara untuk segera keluar dari dalam mobilnya, bahkan Aileen juga mengancam laki-laki itu dengan berteriak sekencang mungkin dan mengatakan Bara sosok laki-laki yang sangat mesumm. Bara yang tidak ingin reputasinya hancur, ia pun memilih untuk keluar saja dari dalam mobil dengan mencoba untuk bersabar menghadapi Aileen yang tidak ingin menyerah begitu saja kepadanya.
Melihat Bara yang sudah berhasil ia usir, Aileen langsung tersenyum dengan sinis menatap ke arah laki-laki yang begitu terlihat menyedihkan itu di pinggir jalan. Rasanya Bara ingin melepaskan ban mobil serta peralatan mobil milik Aileen saat ini saking kesalnya kepada gadis itu yang tega menelantarkan dirinya di pinggir jalan.
"Sekarang nasib ku layaknya anak kucing yang telah di terlantarkan di pinggir jalan oleh majikannya," gumam Bara. Ia pun berbalik menunju ke arah kantornya mengunakan Beca yang tiba-tiba berhenti menawarkan untuknya tumpangan dan tentunya Bara tidak akan menolaknya sama sekali, ketimbang dirinya harus berjalan hingga sampai berkeringat nantinya.
Beca yang membawa Bara, kini sudah berada di depan kantor. Ia pun segera mengeluarkan beberapa lembar uang bernilai ratusan ribu untuk paman Beca tersebut, awalnya pemilik Beca menolaknya karena terlalu banyak namun Bara bersih keras untuk memberikan kepadanya sehingga paman Beca tidak bisa menolaknya sama sekali sekarang.
Bara masuk ke dalam kantornya dan langsung di sapa oleh karyawannya yang bekerja bersamanya dengan sopan, lalu sang sekertaris menghampiri Bara dengan sangat tergesa-gesa karena ingin mengatakan sesuatu hal kepada bos nya itu. Sebelum mengatakan apa yang ingin di sampaikan, Bara menyuruh Jeslin untuk mengatakan nya saat berada di ruang kerjanya saja karena ia tahu Jeslin menyampaikan suatu kabar buruk untuknya.
Sekarang tiba di ruang kerja, Jeslin pun menyampaikan bahwa proyek yang sedang mereka jalani saat ini sedang kekurangan dana karena orang yang bertanggung jawab atas proyek tersebut telah melakukan korupsi. Mendengar penjelasan Jeslin, Bara terdiam sambil mengepalkan kedua tangannya lalu ia membiarkan Jeslin untuk segera keluar dari ruangannya karena ia ingin menenangkan dirinya sementara ini. Padahal Jeslin ingin tahu bagaimana rencana Bara selanjutnya akan tetapi, ia dengan terpaksa keluar dan menunggu jawaban dari bos nya nanti saja.
"Kurang ajar! Beraninya laki-laki tidak tahu diri itu mempermainkan ku!" gumam Bara dengan penuh amarah, lalu ia pun menelpon Jamal ia ingin kedua pengawalnya itu segera melaksanakan perintahnya untuk menangkap orang yang sudah menghianati dirinya.
Bara tidak ingin melaporkan kepada polisi atas kejadian itu namun, ia akan memberikan sebuah kejutan yang menarik untuk orang itu nantinya.