Mencari Keberadaan Aileen

1010 Kata
Setelah menikmati hidangan makanan, Bara berniat untuk pergi ke kantornya. Namun, tanpa sengaja ia melihat ada seorang gadis yang tidak begitu asing di matanya. Ia pun berniat untuk mendekati gadis itu akan tetapi Bara malah melihat gadis itu begitu sibuk dengan pria yang berada di sampingnya. Sehingga Bara membatalkan niatnya untuk menghampiri gadis tersebut, padahal ia berniat untuk menanyakan apakah gadis yang pernah sekali menolongnya waktu itu sedang bersamanya atau tidak. Pertanyaan tersebut tentu saja sudah jelas terjawab karena Bara melihat sendiri gadis tersebut bersama laki-laki lain. Pikiran Bara tidak karuan, ia masih memikirkan gadis yang telah menolong dirinya. Entah kenapa hatinya sangat menginginkan gadis itu menjadi miliknya selamanya, biasanya Bara tidak pernah berpikir untuk menginginkan gadis untuk hidup bersamanya. Namun, kali ini sangat berbeda seolah-olah dirinya sudah tersihir oleh paras gadis itu. Sesampai di dalam mobil, rasanya Bara sangat malas untuk pulang. Ia ingin pergi ke suatu tempat yang pastinya dapat menenangkan hatinya yang terasa begitu gelisah dari kemarin akan tetapi, ia juga bingung harus pergi kemana sekarang. "Sebaiknya aku pulang saja," gumam Bara yang tidak ingin pusing-pusing lagi memikirkan gadis itu lagi. Mobil pun melaju dengan sangat cepat, hingga tidak memerlukan waktu yang lama Bara kini sudah berada di rumahnya, ia melihat Oma nya sedang melakukan perawatan SPA bersama orang-orang yang khusus untuk melakukan perawatan kecantikan yang datang ke rumah mereka. "Oma," sapa Bara sambil melihat orang yang sedang mengoleskan sesuatu ke wajah Oma nya itu. "Bara, kamu sudah pulang?" "Hem, apa Oma menyukainya?" tanya Bara yang merasa sedikit jijik melihat sesuatu yang di oleskan di wajah Oma nya itu, ia sudah membayangkan bagaimana rasanya sesuatu itu sampai dioleskan di wajahnya pasti merasa tidak nyaman sama sekali. "Tentu saja, apa kamu ingin mencobanya?" tanya Oma yang tentu saja sengaja menanyakan hal itu karena ia tahu, cucu nya itu sangat tidak menyukai perawatan yang seperti itu. "Tidak, Oma!" ucap Bara dengan cepat. Oma hanya tersenyum saja mendengar cucunya yang menolaknya secara terang-terangan. "Oma," panggil Bara dengan begitu manja. "Hem, ada apa?" "Tidak jadi, Oma," ucap Bara yang merasa tidak mood lagi untuk mengatakan isi hatinya karena ia melihat sendiri, ada beberapa orang asing di dalam rumahnya saat ini. "Apa Cucu ku sedang ada masalah?" tanya Oma yang sangat penasaran dengan ucapan Bara. "Begitulah, Oma. Bara sangat sulit untuk menjelaskannya seperti apa saat ini!" "Apa Cucu Oma sedang jatuh cinta?" "Kok, Oma, tahu?" "Benarkah? Siapa gadis yang beruntung itu?" "Bara, hanya sekali bertemu dengannya, Oma. Gadis itu orang yang sudah menolong Bara hari kemarin," jelas Bara hingga pada akhirnya ia pun tidak tahan lagi untuk tidak menceritakannya kepada Oma nya itu. "Kenapa begitu cepat menaruh hati padanya? Bukankah dulu Cucu Oma sering menolak untuk di jodohkan dengan teman kamu sendiri yang sudah lama kamu kenal itu? Malahan saat bertemu gadis asing, Cucu ku malah seperti orang gila jatuh cinta!" sindir Oma. "Dia ... gadis yang sangat berbeda, Oma." "Oma, jadi penasaran seperti apa gadis itu?" "Sayangnya, Bara begitu sulit untuk menemukankannya, Oma," ucap Bara karena tiba-tiba saja saat dalam perjalanan Jamil memberikan kabar bahwa Aileen sudah pindah rumah dan saat kedua pengawalnya itu mencoba untuk mencari tahu lagi dimana alamat rumah baru Aileen, kedua pengawalnya itu tiba-tiba kesulitan untuk mencarinya hingga sekarang mereka berdua pasrah dan dengan terpaksa memberitahukan kabar yang tidak menyenangkan itu kepada tuan mereka. "Sudahlah, mungkin gadis itu bukan jodoh kamu, Bara." "Tapi aku sangat menginginkan gadis itu, Oma." "Bara, sudahlah. Sebaiknya kamu lupakan saja gadis itu." "Sangat sulit bagi Bara untuk melakukannya, Oma." Bara menatap Oma nya yang tidak ingin lagi berbicara kepadanya karena, Oma nya juga bingung harus berbicara apa lagi kepada Cucu nya yang bersih keras untuk menemukan gadis yang ia tidak tahu dari mana asal usulnya itu. "Bara, kamu tidak mengambil baju pesanan yang sudah jadi di butik langganan mami kamu hari ini?" tanya Oma yang baru saja teringat akan hal itu, baju tersebut sudah di pesan sangat lama untuk di pakai ke pesta keluarga mereka yang sebentar lagi akan, merayakan kesuksesan perusahaan yang sudah di jalani 10 tahun lamanya. "Haruskah Bara mengambilnya kesana, Oma?" "Tentu saja, kamu harus mengambilnya saat ini juga. Lagian kamu juga sedang tidak memiliki pekerjaan, kan?" tanya Oma. "Hem, baiklah Oma. Aku akan berangkat sekarang juga. Dengan rasa malas, Bara pun bangkit berdiri dan kembali masuk kedalam mobilnya, ia berharap saat keluar nanti rasa bosan dan kejenuhannya itu semuanya hilang. "Tuan ... Tuan ingin kemana?" tanya Jamal yang baru saja pulang ke rumah. "Aku ingin pergi ke butik, ada apa?" "Apa perlu kami berdua menemani, Tuan?" "Ya, sudah. Silahkan!" ucap Bara yang kebetulan malas untuk menyetir mobilnya. Jamal dan Jamil pun masuk ke dalam mobil, lalu segera berangkat menuju ke arah tujuan yang di maksud oleh tuan mereka yang sedang duduk di kursi tengah mobil. Jamal melihat tuan nya sedang melamun, ia tahu tuan nya saat ini sedang memikirkan gadis yang baru saja mereka selidiki namun, malah gagal dan mengecewakan tuan mereka sendiri. "Jamil, kita berdua harus bagaimana?" tanya Jamal yang sudah kebingungan mencari keberadaan Aileen pujaan hati tuan mereka. "Kita berdua akan mencobanya lagi untuk mencarinya setelah ini," jelas Jamal. "Kau benar, kita berdua harus berusaha untuk mendapatkan alamat rumah baru gadis itu," jelas Jamil. Sekarang mobil sudah berhenti di parkiran butik yang begitu besar di kota Jakarta, kedua pengawal Bara hanya menunggu di luar karena itu semua atas perintah Bara sendiri. Sedangkan tuan mereka sudah masuk kedalam butik dan segera menemui desainer nya untuk mengambil baju yang dipesan oleh keluarganya itu. Bara melihat baju pesanan itu nampak sangat indah dan bagus, pantas saja keluarganya sangat menyukai butik tersebut. Setelah membayar semua pesanan tersebut, Bara pun keluar sedangkan pesanannya dibantu oleh para karyawan yang bekerja di butik itu untuk mengantarkan ke dalam mobilnya. Di dalam mobil Jama dan Jamil begitu asik memainkan laptop, hingga tidak sadar tuan mereka sendiri yang sudah masuk dan duduk kursi tengah mobil. Bara hanya terus memperhatikan kedua pengawalnya itu yang ternyata sedang mencari lokasi keberadaan Aileen. "Aku harap kita berdua berjodoh, Aileen," gumam Bara dalam hatinya. "Lanjut saja di rumah nanti, sekarang fokuslah menyetir!" ucap Bara yang seketika mengejutkan kedua pengawalnya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN