Kau tak lebih dari seorang iblis berkulit malaikat, dengan ketidak berdayaan yang kau buat-buat.
|
|
|
South Bank Tower
London—Inggris
10:00
Matahari menyusup dari balik korden tebal yang menutupi kamar besar yang sudah jadi tempat nya menghabiskan waktu, setelah hampir satu bulan lebih dia berada di sana.
Tidak seperti malam saat pertama kali dia datang ke sini setelah di bawa oleh Neo, sekarang dia tidak lagi tidur sendirian, selalu ada Neo yang menemaninya tidur.
Tangan kekar Neo selalu terlingkar pada pinggang kurus nya yang sangat mulus.
Gelap. Adalah hal yang selalu Dere lihat sepanjang hidup nya, tapi sekarang kegelapan itu sama sekali tidak berarti setelah hidung nya selalu mencium aroma wangi dari tubuh Neo, meski pun setiap setelah mandi Neo selalu memakai parfum dengan aroma yang menyengat hidung nya tapi, jika aroma itu dicampur dengan keringat yang ke luar dari tubuh Neo, aroma menyengat itu hilang seketika dan berubah menjadi wangi yang sangat lembut. Membuat nya tidak ingin menjauh sejengkal pun setelah berada sangat dekat dengan Neo.
Dan pagi ini, dia juga merasakan hal yang sama. Dia tidak ingin berada jauh dari Neo setelah semalam mereka menghabis kan waktu, bergumul, bermain saliva dan pejuh yang membawa mereka ke dalam kenikmatan tanpa batas yang selalu mereka lalui hampir setiap kali mereka memiliki kesempatan.
Rambut perak panjang Dere menggelitik kulit Neo, membuat pria berusia tiga puluh empat tahun ini menggeliat dan memaksa mata nya terbuka untuk melihat sesuatu yang mengganggu nya, dan betapa terkejut nya dia saat dia melilhat Dere yang tanpa busana hendak turun dari ranjang dan pergi ke suatu tempat.
“Ada apa?”
“Tidak, aku, hanya ingin pergi ke toilet ....”
“Biar ku bantu.”
“Tidak...,”
“Kau menolak ku?”
“Bukan, aku hanya ... aku selalu menyusahkan Neo, aku hanya ingin pergi ke kamar mandi karena aku merasa sedikit mual.”
“Kau masuk angin?”
Dere menggeleng, mereka sudah sering tidur tanpa busana sejak hari itu. Dia juga sudah sering tidur di kamar sederhana yang Hetshin berikan, bersama sehelai selimut yang membungkusnya di tengah musim dingin tapi, dia tidak mungkin selemah itu hingga bisa masuk angin karena pendingin ruangan di rumah ini, lagi pula, pendingin ruangan di rumah ini tidak sedingin musim dingin di Rusia yang dia lalui tiga tahun lalu saat Hetshin membawa nya untuk tinggal di sana karena pekerjaan pria itu.
“Aku hanya sedikit mual karena mungkin aku belum makan apa pun sejak semalam ....”
“Ash tidak membawakan makanan padamu?” Neo meradang, namun Dere kembali menggeleng.
“Dia membawakan nya, tapi aku saja yang tidak bisa makan dengan benar ....”
Neo bangkit dari tempat nya, bergerak mendekati Dere dan menyentuhkan tangan nya pada bahu ringkih gadis berambut panjang itu setelah sebelum nya dia menarik sprei dan melingkar kan benda tersebut untuk menutupi tubuh gadis nya.
“ku antar ke kamar mandi, setelah itu kita pergi ke dokter.”
“Ti—tidak usah.”
Tanpa menjawab penolakan Dere, Neo tetap memapah gadis nya ke dalam kamar mandi, membuka shower dan membiarkan air dari atas sana membasahi tubuh mereka, juga sprei yang melilit tubuh indah Dere ikut basah karena nya.
Mengabaikan Neo dan Dere di dalam kamar mandi, di dapur sana Ash yang selalu berpenampilan sangat rapi dengan setelan khas butler yang jadi kebanggaan nya sedang menata meja makan dengan berbagai macam makanan dan buah-buahan. Selain Ash, di sana juga sudah ada Nana yang melahap semua makanan yang sudah selesai di buat oleh Ash sejak setengah jam lalu.
“Jadi...,” Ash membuka suara, “mau sampai kapan kau melakukan itu?”
“Melakukan apa?”
“Memakan makanan milik majikan mu sementara mereka belum ke luar dari dalam kamar nya.”
“Siapa yang kau panggil mereka? Lagi pula aku hanya makan sebelum kau menyuruh ku pergi lagi ke luar sana tanpa memberi ku uang dan dengan sangat kejam membiarkan perut ku yang manis ini kelaparan hingga rasa nya mau mati?!”
Dengan semua keluhan yang di lontarkan Nana pada nya, tanpa menjawab, Ash hanya memberikan satu senyuman seperti biasa nya yang spontan membuat nafsu makan Nana hilang seketika.
“Jadi, bagai mana menurut mu kalau mereka berdua menikah?”
Lagi ... Ash membuat nya ingin memukul wajah pria bermata keemasan itu untuk kalimat yang dia ucapkan, tanpa mengindahkan ucapan nya sebelum ini.
“Dengar, apa pun yang kau ingin aku lakukan akan ku lakukan, kecuali dua hal!” Ujar Nana sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan. Melihat itu, Ash hanya menaikkan sebelah alis nya sambil tersenyum merendahkan.
“Apa itu?”
“Kau menyuruh ku untuk membunuh seseorang, dan meminta ku untuk membiarkan Neo Arguandral dan Dere menikah!”
“Jadi, kau juga tidak akan memberikan mereka kesempatan?”
“Tidak akan pernah!”
“Meski pun mereka memberi kejutan padamu?”
“Ke—kejutan macam apa?” tak menjawab, Ash hanya tersenyum, menyelesaikan pekerjaan nya kemudian berbalik ke arah wash basin untuk mencuci tangan nya.
“Hei jawab ak—“
“Ash.”
Kalimat Nana terpotong oleh panggilan Neo dari arah pintu masuk ke dalam ruang makan, panggilan pria itu tentu saja membuat Nana juga Ash mengalihkan pandangan mereka pada dia yang sudah cukup rapi untuk pagi yang sudah menjelang siang.
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Aku akan membawa Dere ke rumah sakit, tolong awasi keadaan dan jangan biarkan mereka membuat kekacauan di luar batas mereka.”
“Anda ingin saya mengecek keadaan?”
“Kau tahu apa yang harus kau lakukan. Aku yakin mereka sudah bergerak tanpa sepengetahuan kita, jadi aku ingin kau mengawasi dan habisi siapa pun yang terlihat tidak biasa.”
“Tapi ini masih terlalu pagi ....”
“Sekali lagi mengeluh akan ku potong lidahmu.” Ancam Neo tapi malah dapat jawaban mengejek lain dari Ash, sebelum akhir nya Neo meninggalkan ruang makan juga mengabaikan Nana yang dengan suara cempreng nya bertanya kenapa Neo ingin membawa Dere ke rumah sakit.
Mungkin Nana bisa mengabaikan Dere dengan Neo. Toh, pria itu akan membawa Dere menemui dokter, jika pun sakit, Nana yakin dengan semua perhatian yang di berikan Neo Arguandral pada Dere, Neo tidak akan berani menyakiti gadis itu seujung kuku pun.
Dan sekarang, perhatian Nana kembali teralih pada pria yang masih fasik menata meja makan, padahal seharusnya dia tahu kalau majikannya itu tidak akan memakan makanan itu.
Lagi pula, Nana tidak paham sama sekali tentang pekerjaan macam apa yang harus dilakukan Ash sekarang, karena yang dia tahu selama ini, Ash hanya bekerja membereskan rumah, memasak dan menjadi anjing penjaga rumah seharga ratusan ribu poundsterling ini dari maling yang mungkin saja tidak akan pernah bisa masuk karena ke amanan di lantai bawah pun sudah sangat ketat. Jadi ... mustahil kalau tindak kejahatan terjadi di sini.
Tapi, melihat bagai mana serius nya wajah Neo saat mengatakan semua kalimatnya, Nana yakin kalau ada yang tidak biasa dalam percakapan dua orang itu.
Lagi pula, Nana masih ingat bagai mana terakhir kali Ash kembali dari urusannya di luar sana dengan penampilan mengerikan. Pakaiannya compang-camping dengan noda darah di mana-mana, tapi anehnya, luka-luka yang semua terlihat menganga, menghilang hanya dalam hitungan hari. Mungkin tidak sampai satu minggu semua luka di tubuh Ash benar-benar menghilang sempurna.
Setelah mengatakan apa yang perlu dia katakan, Neo kemudian pergi.
“Seperti nya pria itu sangat peduli pada Dere?”
“Apa Hetshin Zoax tidak begitu?”
“Tentu saja Hetshin sama perhatiannya seperti dia, tapi aku tidak habis pikir bagai mana bisa Neo memperlakukan Dere yang bukan siapa-siapa bagi nya itu dengan perlakuan yang sangat spesial?” Hardik Nana penuh amarah.
Mendengar hal itu Ash hanya tersenyum. Menghentikan pekerjaan nya setelah tak melihat Neo di ruang makan dan memilih membawa Dere ke rumah sakit tanpa memakan sarapan mereka lebih dulu.
“Seperti yang kau dengar, aku ada pekerjaan. Setelah kau selesai makan bereskan semua sisanya dan kau boleh bermain sepuas mu. Tapi ingat, aku tidak mengizinkan mu pulang di atas jam satu malam.”
Mengiyakan, bukan berarti Nana benar-benar menuruti apa yang diperintahkan oleh Ash.
Setelah Ash meninggalkan semua pekerjaan nya dan melewati pintu depan, diam-diam Nana mengikuti pria yang berprofesi sebagai kepala pelayan merangkap pelayan sesungguh nya rumah itu. Berjalan kemana pun dia berjalan, Nana tepat ada di belakangnya.
Nana benar-benar penasaran pekerjaan macam apa yang dilakukan Ash, dan kenapa pria itu selalu mejadi tangan kanan seorang Neo Arguandral yang sama sekali tidak bisa dia ketahui datang dari mana sumber kekayaan pria itu.
Tidak seperti kebanyakan orang kaya lakukan saat bepergian, Ash lebih memilih menggunakan kendaraan umum dari pada mengendarai mobil milik majikan nya yang terparkir di baseman.
Dengan sehelai coat berwarna hitam senada seragan khas butler yang selalu dia pakai, Ash menyembunyikan pakaian khas buttler kebanggaan nya itu di balik sana, jadi tidak akan ada yang mencibir nya dengan penampilan demikian di tempat ramai seperti ini.
Ash naik sebuah bus dari halte yang berjarak seratus meter dari tempat nya tinggal, tanpa dia tahu kalau Nana mengikuti nya dari belakang.
Tapi Nana tidak ikut naik ke dalam bus yang sama dengan Ash, Nana masih punya kewarasan untuk tidak akan melakukan hal itu karena dia masih sayang pada nyawa nya.
Karena bagai mana pun, pintu bus di negara itu hanya punya satu pintu dan kalau dia masuk melalui pintu yang sama, Ash akan segera memelototi nya dan membuat nya mendapatkan masalah lebih besar dari yang sudah dia alami selama ini. Jadi, Nana memilih menggunakan taksi untuk mengikuti ke mana pun bus itu pergi.
Sungguh, Nana sangat penasaran dengan apa yang di kerjakan Ash selama Neo memberi pria itu pekerjaan. Dan pekerjaan macam apa yang dia lakukan sampai harus pergi sendirian tanpa mengajak nya, padahal awal nya, bukankah Ash mengatakan kalau dia harus melakukan semua pekerjaan tanpa terkecuali.
Baiklah ... setelah Nana terjebak di rumah mewah milik Neo Arguandral karena insiden di pesta ulang tahun pernikahan Rudolf Hans waktu itu, Ash selalu meminta nya untuk melakukan pekerjaan apa pun yang di perintahkan oleh Neo, tapi sekarang lihat pria itu, Ash melakukan PEKERJAAN itu sendirian tanpa memerintah nya untuk menyelesaikan semua pekerjaan tersebut.
Bus yang dinaiki Ash bergerak melewati Waterloo Brigde yang berada tepat di atas sungai Thames. Sungai yang setiap hari dia lihat melalui kaca jendela di kamar nya. Terus ke Waterpool Pl.St, dan membawa mereka ke Regret St. James. Hingga akhir nya berhenti di St.Picadilly, sebuah halte bus yang berjarak lima ratus meter dari Burlington House.
“Burlington House?” Gumam Nana saat sadar kalau mereka ke tempat yang sangat terkenal di Inggris.
Burlington House adalah tempat di mana berkumpul nya komunitas utama dunia mengenai penelitian Taksonomi dan sejarah alam. Itu juga merupakan tempat yang sama di mana komunitas ini juga adalah tempat di mana para ilmuan mempublikasikan jurnal Zoologi, Botani dan Biologi.
Sebuah tempat yang rasanya mustahil kalau di kunjungi Ash untuk bekerja ....
Burlington House adalah sebuah bangunan yang didirikan pada tahun 1788 dengan nama yang berasal dari Carolus Linnaeus, seorang ahli Botani dan Zoologi yang paling di hormati pada masanya, selain itu dia juga adalah seorang dokter yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Taksonomi Modern’ setelah Robert H. Whittaker.
“Apa yang di lakukan Ash di tempat seperti ini...?”
Nana mengigit bibir bawahnya kuat-kuat. Melilhat sekeliling nya, Nana sadar kalau Ash masuk ke dalam sana, itu artinya dia juga harus masuk juga. Tapi ... bagai mana cara dia masuk sementara di dalam sana pasti akan ada banyak penjaga yang akan mencurigainya karena mengikuti seorang pria. Ah, bukankah tempat itu di buka untuk umum? Kenapa dia harus bingung.
Setelah membayar kargo taksi, Nana segera menyusul masuk ke dalam bangunan yang di bangun oleh Denham yang bertindak sebagai arsitektur nya dan memperkerjakan Hugh May — seorang aarsitek Inggris pada periode setelah pemulihan raja Charles II—.
Sebuah bangunan yang awal nya adalah sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal pribadi yang di bangun di sisi utara Piccadilly, yang sebelum nya adalah sebuah jalur desa dari tahun 1660- an dan seterus nya.
Waktu terus berubah, begitu pun dengan bangunan yang versi pertama nya hanya lah susunan batu bata merah tapi sekarang sudah menjadi bangunan paling megah yang tak lekang oleh zaman.
Setelah membayar biaya tiket masuk, Nana langsung mencari tempat di mana dia bisa menemukan Ash.
Tiba di dalam, kekaguman Nana tidak sampai di sana.
Bangunan yang dengan gaya arsitektur di periode antara 1720 sampai 1830 di Inggris itu mengacu gaya Georgian berangkat dari gaya Barok di yang mulai mengerjakan itu sebelum Denham menyelesaikan nya.
Bangunan ini memiliki karakteristik mewah yang memberi kesan megah yang luar biasa dengan garis-garis tegas dan desain ornamental yang kaya akan warna. Terlihat lebih klasik dan di pengaruhi pula oleh arsitektur Yunani dan Romawi kuno. Siapa pun yang melihat nya akan sadar karena harmoni yang ditegaskan di sana sangat simetri dengan garis-garis jelas dan furnitur yang halus. Geiorgian juga sering di gambarkan sebagai gaya Palladian, orang yang membuat desain Burlington House ini pertama kali.
Di dalam sana, terlihat ada banyak sekali mahasiswa yang sedang melakukan reset dan beberapa hanya datang berkunjung untuk mengambil beberapa foto. Selebihnya, dia tidak menemukan Ash.
Panik, Nana berusaha mencari Ash hampir ke seluruh area yang bisa dia jangkau, sampai akhir nya dia menemukan Ash berjalan ke arah salah seorang satpam yang menjaga sebuah pintu di sisi barat bangunan tersebut.
Mereka terlihat seperti sudah sangat akrab satu sama lainnya, karena saat Nana melihat nya orang itu langsung memberi akses untuk Ash masuk tanpa bertanya apa pun, sementara dia ... Nana harus bersembuyi hanya untuk menutupi kehadirannya dari mata Ash.
Nana kembali meneguk ludahnya paksa, Nana tidak tahu bagai mana cara dia untuk masuk ke dalam ruangan yang sama, yang dimasuki oleh Ash tanpa ketahuan oleh satpam itu. Dan tentu saja, itu akan jadi PR yang sangat berat untuk nya, mengingat dia akan di jebloskan ke dalam penjara kalau sampai dia memaksa masuk tanpa alasan. Jadi, bagai mana cara dia masuk ke dalam sana sekarang?
Saat sedang kebingungan, Nana membuang kemungkinan terburuk yang dia miliki. Dia menghampiri salah seorang penjaga, berpikir untuk bertanya sesuatu tentang Ash tapi sebelum niat nya dia lakukan, dia melihat sekelompok orang datang.
Nana mungkin tidak mengenal orang-orang itu, tapi dia yakin kalau mereka tidak datang ke Burlington House hanya untuk berkunjung dan melihat-lihat apa yang sebenarnya di suguhkan di musium tersebut.
Cepat-cepat Nana mencari tempat untuk bersembunyi di balik sebuah pilar yang tak jauh dari nya sebelum orang-orang itu melihat dia di sana, dan membuat salah satu dari mereka mengenali nya hingga membuat keadaan semakin kacau.
Jadi, Nana hanya diam dan memerhatikan.
Mereka tidak melakukan apa pun, mereka hanya berjalan menuju ke tempat di mana Nana meninggalkan Ash tadi.
Perlahan, dengan langkah mengendap seperti pencuri, Nana mengikuti mereka, berjalan lumayan jauh dari mereka dan dia sempat menyaksikan bagai mana salah seorang dari mereka berdebat dengan satpam tadi lalu mereka masuk tanpa menunggu apa pun lagi setelah perdebatan mereka menangkan dan wajah mereka yang awalnya senang berubah panik.
Melihat mereka panik, Nana semakin penasaran ... apa yang dilakukan Ash sampai membuat orang-orang itu panik seperti tadi.
Setelah orang-orang itu masuk ke dalam pintu yang dimasuki oleh Ash, Nana pun memilih nekat dan mengikuti mereka.
Meski pun kemampuan bela diri yang dia miliki masih jauh di bandingkan kakak nya Hetshin, tapi setidak nya dia bisa sedikit bisa melawan kalau sampai dia ketahuan.
Di balik pintu itu ada sebuah koridor panjang yang terus turus turun ke bawah, tiba-tiba perasaan tidak enak menyambut Nana sesaat setelah dia menuruni beberapa anak tangga yang tersedia di sana, harusnya dengan perasaan seperti itu Nana berhenti, menyerah dan kembali, tapi tetap saja dia terus mengikuti rasa penasaran nya yang kuat dibandingkan ketakutan yang dia rasakan sekarang.
Setelah menuruni cukup banyak anak tangga yang mengarah ke bawah sana, Nana menemukan beberapa orang mayat yang tubuhnya nyaris hancur dengan usus terburai dan tentu saja darah yang membasahi tiap jengkal lantai di bawah kaki nya.
Nana membekap mulut nya menahan perasaan mual yang datang saat dia melihat pemandangan mengerikan seperti ini. Wajah nya berubah pucat dengan d**a yang kembang - kempis menahan muntahan di ulu hati nya yang siap ke luar kapan pun.
Mengabaikan mayat - mayat itu, Nana tetap berjalan masuk dan dia melihat ada sebuah pintu yang terbuka.
Perlahan dan masih mengendap-endap, Nana mulai masuk ke dalam sana, di tempat itu awalnya Nana hanya melihat tempat khusus untuk menetralisir kotoran dan bakteri dari luar, tempat penuh nuansa putih dan beberapa pakaian khusus yang mungkin telah tersterilisasi tergantung di satu sisi, tapi sekali lagi, Nana menemukan beberapa orang mayat berpakaian serba putih, seperti pakaian yang dia lihat tergantung di ruangan sterilisasi tadi, dam warna putih itu sudah berganti warna menjadi merah oleh darah mereka sendiri.
Bukan hanya kondisin ya yang mirip dengan mayat pertama dia temukan, bahkan ada salah satu mayat yang kepala nya terlepas dari tubuh nya.
Dengan pemandangan seperti itu, Nana sudah tidak bisa menahan muntahan yang sudah sejak tadi dia tahan.
Setelah muntah, Nana harusnya berlari, dan berlari sejauh yang dia bisa, namun keinginan nana untuk melihat PEKERJAAN macam apa yang di lakukan oleh Ash, sepertinya lebih besar dari pada keinginan nya untuk melarikan diri.
Setelah melewati mayat-mayat itu, di depan Nana sekarang kembali ada sebuah ruangan lain yang berisi plastik-plastik menggantung yang basah oleh darah yang masih menetes, terlihat sekali kalau darah itu sangat segar dan tak ada yang menyangkal kalau darah-darah itu adalah darah baru.
Setelah melewati dua ruangan itu dan melewati satu pintu lain, Nana melihat ada banyak sekali tabung-tabung silinder berisi cairan bening bertekstur seperti air yang menenggelamkan tubuh manusia-manusia tanpa busana di dalam nya, sementara mulut mereka di jejali dengan selang-selang panjang yang terhubung pada tabung oksigen yang berada di luar tabung silinder tersebut.
Bukan hanya pemandangan itu yang membuat Nana tercengang. Melainkan empat deret angka yang mirip sebuah luka bakar akibat sepuhan besi panas terpampang jelas di pinggang mereka.
Semua angka terlihat sama di mata Nana pada awal nya, namun saat dia mencoba memerhatikan lebih jauh, ternyata hanya satu angka di awal saja yang terlihat sama, tiga lainnya berbeda dan seperti nya itu dibuat untuk membedakan satu dengan lain nya.
Nana membulat kan bola matanya, ingatannya seolah bergerak untuk mencoba mengingat sesuatu yang rasanya pernah dia lihat sebelum nya. Tapi dia gagal mengingat saat dia mendengar suara benturan yang sangat keras hingga suara kaca pecah juga teriakan beberapa orang.
Napas Nana semakin memburu, ketakutan nya semakin membuat nya ingin melarikan diri dari tempat itu. Hingga akhir nya dia benar-benar memutuskan untuk pergi sebelum dia mengetahui pekerjaan macam apa yang dilakukan oleh Ash, dan apa maksudnya manusia-manusia itu di masukan ke dalam tabung silinder berisi cairan seperti itu.
_