Sembilan

1579 Kata
SEMBILAN Ifa mengajak Fio jalan-jalan di hari minggu seperti biasanya serta mampir ke supermarket untuk membeli kebutuhan Fio dan dirinya sendiri. Ifa menaruh Fio di dalam troli yang akan diisi belanjaannya. Fio yang minta sendiri ketika matanya tak sengaja melihat anak sepantarannya duduk di dalam troli itu. Ifa mengambil pampres, bedak bayi, botol s**u yang berukuran besar, kotak s**u yang sesuai usia Fio sekarang, minyak telon lalu ditaruh di dalam troli. "Mii nihh haha. "Fio tertawa sambil tangannya membawa pampres. Ifa tahu jika Fio melihat seorang bayi di kemasan pampres. " Mii dak mii dak, "ucap Fio sambil membawa kemasan bedak berbentuk botol dam tangannya satunya menepuk pipi gembulnya sendiri memperagakan ketika dirinya memakai bedak sendiri. Ifa mengusap kepala Fio, Fio menunduk kedua tangannya sibuk melihat-lihat apa yang dimasukkan maminya di dalam troli. Ifa berjalan menuju arah lain dan menghentikan langkahnya ke tempat tujuannya. Ifa meraih beberapa pembalut karena ibunya juga lagi datang bulan. Setelah satu jam berbelanja Ifa menuju kasir dan membayarnya. Ifa membawa kantong plastik berukuran besar karena belanjaannya lumayan banyak sedangkan tangan satunya digunakan untuk menggendong Fio, capek memang tapi harus bagaimana lagi. Ifa berjalan hati-hati, dirinya ingin sekali untuk membelikan Fio sepatu agar bisa jalan-jalan serta topi dan pakaian karena tubuh Fio pun bukan bayi lagi. Ketika dirinya mulai keluar dari supermarket tiba-tiba suara  seseorang yang sangat dikenalinya mengagetkannya dari samping. "Heem. "Kayden berdehem melirik sedikit  ke arah Ifa. Ifa reflek menghentikan langkahnya dan menatap CEO-nya yang berada di sampingnya. " Selamat pagi menjelang siang pak, "ucap Ifa ramah. Ifa tak mau membuat kesalahan lagi. " Huum, "balas Kayden singkat. Lelaki itu merasa canggung sekali ketika mengingat kemarin bersama Ifa di dalam kantornya. "Ya sudah pak, saya permisi dulu, "pamit Ifa lalu mulai berjalan lagi. " Eitsss mau ke mana? Sudah aku bilang kan harus CEO dulu yang pergi, "ucap Kayden tegas membuat Ifa menghentikan langkahnya lagi dan menoleh ke arah CEO-nya. " Baiklah, sekarang bapak pergi dulu. "Ifa sebenarnya gugup mengingat hal kemarin yang ketiduran di kantor. " Kok kamu malah menyuruh seorang CEO ini." Kayden berpura-pura marah pada Ifa. "Babababa,"Celoteh Fio menatap malu-malu ke arah Kayden. Kedua orang dewasa itu menatap Fio. Fio yang ditatap Kayden langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan mungilnya. Ifa mencium gemas pipi Fio yang memerah malu. 'astaga kamu kok bisa malu sih sama dia'batin Ifa lalu terkekeh geli melihat Fio yang melirik sedikit kearah Kayden. "Hay hay? "sapa Kayden ramah pada Fio. " Yaya hahaha. "Fio tertawa lalu menutup wajahnya lagi. " Anakmu tahu saja orang ganteng, "ucap Kayden bangga. " Hemm kalau itu saya enggak tahu. Fio sering begini kalau lihat laki-laki entah itu anak-anak atau bapak-bapak, "balas Ifa pelan. "Oh ya? Emang aku terlihat bapak-bapak ya?  "tanya Kayden sedikit tak suka jika dirinya dipanggil bapak-bapak, astaga umur saja baru 26 thn. " Eh tidak Pak, Bapak masih muda kok," Elak Ifa. Dipanggil bapak biasa saja, diejek bapak-bapak gak mau-batin Ifa. " Ouh begitu, sini om gendong. "Kayden menyodorkan kedua tangannya di depan Fio yang masih menutup wajahnya sendiri. " mau gak digendong Om itu?" tanya Ifa pada Fio. Fio membuka wajahnya lalu menatap berbinar ke arah orang itu. "Auu mii!" Teriak Fio sedikit centil. Kayden menggendong Fio ditangannya. "Lucu banget sih, "Ucap Kayden gemas melihat rona merah disisi pipi gemuk Fio. Kayden menciumi wajah Fio yang sangat harum aroma bedak bayi. " Emm Bapak sebenarnya kenapa ya kok suka banget mengikuti saya, eh maaf bukan maksud  --" " suka saja," balas Kayden asal tanpa menoleh ke arah Ifa karena masih fokus pada anak manis digendongnya. Ifa sebenarnya sedikit kesal melihat tingkah Kayden yang menyebalkan sekali. Ifa hanya diam mendengar ucapan yang dilontarkan dari bibir Kayden. Ifa berusaha untuk tak mudah baper pada ucapan seorang lelaki tapi itu sulit sekali. "Hey melamun saja! "Kayden berbalik dan melihat jika Ifa masih diam di tempatnya dengan melamun. Ifa langsung menatap Kayden karena sadar dirinya melamun. Ifa langsung menyusul Kayden yang sudah berjalan menjauh dirinya. " Mii akhal! "teriak Fio menunjuk ke arah maminya lalu menatap orang yang menggendongnya. Om-om tampan. " Ya mamimu nakal. "Kayden mengangguk setuju. Ifa merengut kesal lalu menepuk lengan Kayden keras. " Isshh mengapa kamu pukul saya? "tanya Kayden pada Ifa yang menatapnya tajam. " Terserah! "Ifa marah lalu berjalan mendahului Kayden. Kayden segera berjalan cepat menyusul Ifa. " Bapak lho kenapa sih dari kemarin-kemarin mengikuti saya? "tanya Ifa ketus. Kayden hanya diam entah dirinya membalas apa karena memang dari hatinya Kayden sudah tertarik pada Ifa sejak pertemuannya di kantor kemarin lalu dan untuk perasaan Kayden pada Ifa itu juga Kayden masih belum yakin apakah dirinya memang jatuh cinta ataukah hanya sekedar tertarik. Dulu Kayden berpacaran dengan Monita selama beberapa bulan saja itu dua tahun yang lalu, ia memutuskan Monita karena selingkuh dan Kayden pun membuat kehidupan Monita bersama keluarganya hancur ditangannya sendiri sebab Kayden baru merasakan jatuh cinta lalu dicampakkan seperti ini membuat hatinya terluka apalagi keluarga Monita itu juga menginginkan hartanya saja dan memanfaatkan dirinya untuk mengembangkan bisnis ilegal yang dilakukan orang tua Monita. Kayden memutuskan untuk sendiri dan tak ingin mengenal wanita mana pun lalu club langganan menjadi pilihan utama tapi semenjak hadirnya Ifa entah mengapa dirinya tertarik pada wanita penakut ini padahal banyak karyawan kantor yang menggoda dirinya tapi Ifa adalah wanita berbeda menurut pandangannya. "Emm maaf Pak kalau pertanyaan saya bikin Bapak diam, "ucap Ifa merasa tak enak. Kayden hanya tersenyum tipis saja membuat Ifa gugup sendiri. " Pak saya mohon jangan terlalu dekat dengan saya. " " Saya hanya ingin berteman apa salahnya? "tanya Kayden menaikkan alisnya menatap Ifa. " Eh gak papa pak. "sungguh Ifa malu sendiri. Ifa tak pandai untuk diajak berdebat jadi hanya diam saja yang bisa ia lakukan. Tidak mungkinlah seorang lelaki tampan seperti CEO ini menyukai dirinya karena dirinya buka tipe wanita yang seperti kriteria Tn. Radhika- Jerit Ifa dalam hati. " Kamu mau ke mana? "tanya Kayden heran karena Ifa berjalan menuju pasar. " saya mau cari pakaian untuk Fio pak, "balas Ifa. "Ouh gitu lebih baik kamu ikut saya aja. Jangan beli di pasar!" suruh Kayden membuat langkah kedua berhenti. "Kenapa pak? Hanya di pasar itu yang murah, saya nggak punya uang banyak. " " sudah ikut saya aja. "Kayden memindahkan Fio di tangan kanannya lalu tangan kirinya menggenggam tangan Ifa. Hangat Itu yang dirasakan Ifa ketika telapak tangan besar Tn. Radhika ini menggenggam erat tangan kecilnya. Ifa mencoba untuk tidak baper lagi tapi itu sangat sulit sekali dan sekarang hatinya berbunga-bunga entahlah dirinya senang dengan situsi ini seperti keluarga kecil yang sedang bahagia berjalan-jalan di pinggir trotoar. Berharap gini terus bisa gak? Eh gak gak mungkin-ucap Ifa didalam hatinya. Ifa juga berhak mendapatkan kebahagiaan setelah dirinya putus dengan mantannya. Ifa hanya berharap kepada sang maha Kuasa untuk memberikannya jodoh yang terbaik, Ifa menatap orang itu yang sedang bercanda bersama Fio lalu Ifa menatap tangannya yang digenggam erat olehnya. Senyum lebar menghiasi wajahnya yang cantik. ... *Toko pakaian bayi Kayden mengajak ke sebuah toko sangat besar khusus menyediakan kebutuhan bayi hingga anak balita. Ifa menatap kagum toko itu ketika Kayden mengajaknya masuk ke dalam, sungguh Ifa hanya pernah lewat toko ini saja dan tidak pernah masuk ke dalam yang ternyata dalamnya sungguh membuat Ifa bingung memilih pakaian Fio karena saking banyaknya pilihan. Ifa berjalan menuju pakaian dalam untuk Fio tapi seketika Ifa tersenyum masam melihat harganya yang tidak bagus sama sekali. Ifa hanya diam saja dan melihat-lihat tanpa Ifa tahu Kayden membawa troli dan memilih asal semua pakaian seukuran tubuh Fio di arah lain. "Hwaa tuh tuh! " teriak Fio senang melihat sebuah boneka beruang berwarna merah muda dipajang di lemari kaca bersama boneka lain. " Mau? " " mau! "teriak Fio lalu bertepuk tangan gembira karena Kayden mengambil boneka berukuran sedang dan menaruhnya ditangannya. Fio memeluk boneka itu gemas. Kayden mencium pipi gemuk Fio gemas sekali. Lalu Kayden berjalan ke ara lain di mana para ibu-ibu rempong sedang berbelanja memilih baju tidur. "Wah anaknya cantik ya Pak pantas bapaknya ganteng gini,"celetuk salah satu para ibu-ibu itu. Kayden yang mendengarnya tersenyum tipis lalu tangannya meraih beberapa baju tidur yang sekira pas ditubuh Fio tentunya pakaian yang ia ambil sangat banyak. " Mana pak istrinya? "tanya salah satu para ibu-ibu yang berharap orang tampan ini duda. " Istri saya duduk di sana. "Kayden menunjuk Ifa yang sedang duduk di salah satu tempat duduk dekat kaca besar. " Lho kenapa Bapak yang berbelanja kok tidak istrinya? "para ibu-ibu mulai berbisik-bisik menggosip. " Istri saya lagi hamil muda jadi saya takut kalau istri saya capek Bu. "Kayden lalu pergi ke arah aksesoris anak perempuan mengabaikan pertanyaan aneh para ibu-ibu tadi. " Mau tuh! "teriak Fio ketika melihat sebuah bando berenda-renda berwarna merah muda. Kayden menuruti saja dan memasukkan semua apa yang diinginkan Fio. Setelah selesai Kayden mendorong troli yang begitu sangat banyak isinya menuju Ifa yang sedang duduk di sana. " Ya ampun pak! "Ifa terkejut melihat isi troli itu lalu menatap cemas pada Tn. Radhika. " Kenapa? " " Kenapa banyak sekali Tn. Radhika?! "pekik Ifa. " Panggil saya Pak Kayden aja. " " Kenapa? Masalah buat kamu? "lanjutnya. " Ya masalah Pak, saya kan tidak mampu kalau bayar ini semua. " " Saya yang mengajak ya saya yang bayar. "Kayden langsung mendorong trolinya menuju kasir dengan menggendong Fio yang sepertinya mulai mengantuk. Ifa berjalan sedikit berlari menyusul CEO-nya yang sudah berada di kasir. Ifa takut kalau totalnya banyak sekali. Sepertinya Ifa lupa jika Tn. Radhika itu seorang CEO muda yang sangat sukses dan pastinya juga banyak uang. ... 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN