Aldrich keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk yang melingkar di pinggangnya. Sebelum ia memakai bath robe, Aldrich lebih memilih untuk mengeringkan rambut secara manual menggunakan handuk kering. Daripada menggunakan hair dryer yang ia anggap hanya akan merusak rambutnya, Aldrich lebih memilih satu handuk tambahan.
Ia lantas berjalan ke ujung ruangan untuk mengganti sandal baru. Jadi ia membuka sebuah laci paling bawah dari salah satu lemari dengan cara sedikit menekan dengan ujung kaki.
Laci itu terbuka dan terlihat separuh isi di dalamnya. Tapi tangannya berhenti mengucek rambut dan ia tertegun pada sebuah boneka teddy bear kecil berwarna krim menatapnya.
Aldrich menghela napas panjang dan mulai berkacak pinggang. Ia menoleh ke kanan dan rasa kesal mulai masuk lagi ke benaknya. Sambil berdecap kesal, Aldrich menunduk dan memungut boneka itu dari dalam laci.
Sudah begitu lama rasanya Aldrich tak melihat boneka lucu dan menggemaskan itu. Sanking menggemaskannya, ia sampai mencuri benda itu dari seseorang. Aldrich pun duduk di sofa di tengah ruang walk in closetnya masih dengan handuk dan boneka teddy bear di tangannya.
“Kamu tahu betapa menyebalkannya dirimu, heh! Aku kan sudah minta maaf, kenapa kamu masih menyebut aku pencuri?” hardik Aldrich pada boneka yang tetap tersenyum padanya. Tapi Aldrich tak terpengaruh dengan wajahnya yang polos dan lugu.
“Apa lihat-lihat?! Aku benci padamu!” Aldrich memukul lalu meremas boneka itu dengan kesal. Ia benci karena harus mengingat lagi seperti apa ia mendapatkan boneka lucu itu.
Aldrich memandang lagi boneka teddy bear yang ia dapatkan dari hasil “menyolong” milik Chloe Harristian. Jika mengingat apa yang terjadi saat itu maka Aldrich bisa sangat kesal luar biasa. Padahal yang ia ingin lakukan adalah berteman dengan Chloe yang imut dan lucu.
Dengan rambut pendek dan poni yang menggemaskan, Aldrich ingin sekali mencubit pipi tembemnya itu. Padahal pipi Aldrich saat itu juga tembem tapi entah mengapa pipi Chloe jadi lebih menggemaskan dibandingkan miliknya.
19 TAHUN LALU
Hari ini Aldrich dan nyaris semua saudaranya yaitu anak-anak dari sahabat ayahnya berkumpul di rumah salah satu paman mereka yaitu Jayden Lin. Aldrich datang bersama bibinya Vanylla, Deanisa dan Claire. Ibu dan ayahnya sedang berada diuar negeri untuk urusan bisnis.
Aldrich yang sedang ceria-cerianya lalu melihat Chloe Harristian, si anak perempuan imut dan lucu dengan pipi chubhy yang menggemaskan. Aldrich jadi salah tingkah dan ingin sekali menyapanya. Mereka hanya berbeda hampir satu tahun tapi tak menjadi soal bagi Aldrich. Hanya saja mereka tak pernah bicara.
Aldrich masih memandang Chloe yang tengah bermain rumah-rumahan dan boneka bersama Mila, Izzy dan kakaknya Venus. Lalu timbul niat usilnya kala melihat Chloe meletakkan boneka teddy bear yang ia bawa dari rumah di sisi kirinya.
Aldrich mengira jika ia mengambil sesuatu dari Chloe maka anak perempuan itu akan mau bicara dengannya. Chloe tak pernah mau bicara dengan Aldrich. Ia menyapa Ares dan Jupiter bahkan Andrew tapi tidak dirinya. Chloe seperti alergi pada Aldrich.
Maka ide usil itu muncul di pikirannya. Tujuan keusilan itu adalah untuk menarik perhatian Chloe.
Aldrich lantas merangkak mengendap-endap untuk bersembunyi di balik rumah mainan di belakang Chloe. Layaknya pencuri profesional, Aldrich menengok kiri dan kanan memastika jika tak ada yang melihatnya melakukan “kejahatan” itu.
Aldrich menjulurkan tangannya perlahan untuk mengambil boneka teddy bear berwarna krim milik Chloe diam-diam lalu kabur dan menyembunyikannya di balik tirai. Usai meletakkan boneka itu di balik tirai, Aldrich berbalik dan kaget. Jayden Lin sudah ada di sana menangkap basah Aldrich yang tengah mencuri teddy bear.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Jayden sambil berkacak pinggang dengan Aldrich kecil yang menengadah padanya.
“Aku tidak melakukan apa pun!” jawab Aldrich berbohong. Jayden makin memicingkan mata dengan ekspresi begitu menghakimi. Aldrich seperti ayahnya, ia pintar memasang wajah super imut menggemaskan yang akan membuat seseorang jadi luluh. Tapi tidak dengan Jayden. Ia sudah biasa menghadapi banyaknya trik dan taktik anak-anak sahabatnya.
Tak lama terdengar tangisan Chloe yang tiba-tiba kehilangan bonekanya. Jayden ikut mendengar Chloe menangis mengadu pada ibunya Claire karena bonekanya hilang.
“Mommy, Jojo hilang! Huhu ... Mommy!” rengek Chloe menangis karena ia tak menemukan boneka teddy bearnya di mana pun.
Dari menoleh pada Chloe, Jayden balik melihat Aldrich. Sementara Aldrich memasang wajah polos tanpa dosa dan menyengir seperti biasanya. Ia pura-pura tak melihat.
“Jangan pasang wajah seperti itu pada Om Jay!” ujar Jayden memperingatkan. Aldrich jadi memipihkan bibirnya kesal.
“Lihat kamu sudah membuat Chloe menangis. Ambil bonekanya, kembalikan dan minta maaf!” sambung Jayden lagi dengan wajah serius. Aldrich terpaksa berbalik dan mengambil boneka yang ia sembunyikan lalu memberikannya pada Jayden.
“Bukan pada Om. Kembalikan pada Chloe dan minta maaf!” Aldrich terpaksa berjalan ke arah Chloe dan dengan wajah cemberut datang memberikan bonekanya.
“Aku minta maaf, Chloe. Aku yang mengambil bonekamu!” ucap Aldrich menjulurkan tangan memberikan boneka itu pada Chloe. Chloe yang kesal malah memasang wajah marah pada Aldrich dengan matanya yang berurai air mata. Ia tak menjawab dan makin memandang benci. Dengan marah, Chloe merebut teddy bear tersebut dari tangan Aldrich yang hanya berdiri terpaku dengan wajah memelas.
“Jojo sudah dikembalikan oleh Aldrich, jadi jangan menangis lagi Sayang!” bujuk Claire sambil tersenyum mengelus kepala Chloe.
“Dasar jahat!” sembur Chloe mengatai Aldrich. Aldrich kaget dan langsung membalas.
“Aku tidak jahat!” balas Aldrich dengan nada tinggi yang sama.
“Kamu pencuri!” Aldrich jadi makin marah tapi ia tak bisa membalas. Claire terpaksa menenangkan keduanya agar tak bertengkar. Jayden ikut menarik Aldrich agar ia tak mengambek.
“Kamu harus mengalah karena kamu adalah seorang laki-laki ...” Jayden berjongkok sambil memegang kedua pundak kecil Aldrich. Tapi Aldrich masih terengah setelah tadi meneriaki Chloe.
“Ald ... lihat Om Jay!” Aldrich langsung berpaling menatap Jayden yang tersenyum padanya.
“Jangan marah, kendalikan emosimu hhhmm ... itu hanya Chloe,” jelas Jayden pada Aldrich.
“Tapi dia mengataiku pencuri!” rengek Aldrich begitu kesal dan marah. Jayden mengangguk masih tersenyum.
“Dia hanya marah dan kesal. Dia tidak bermaksud mengatakan itu padamu.” Aldrich masih kesal dan mengernyitkan keningnya.
“Kita bermain bersama ... ayo!” ajak Jayden mengalihkan pembicaraan. Namun, Aldrich masih sangat kesal pada kata-kata yang diucapkan oleh Chloe padanya. Ia bahkan masih menoleh ke belakang melihat Chloe yang memberikannya pandangan benci.
Rasa kesal Aldrich makin bertambah dan berubah jadi seperti dendam setelah Chloe terus mengatainya sebagai pencuri pada saudaranya yang lain. Ia bahkan mengadu pada Rei agar Rei mau memberikan pelajaran pada Aldrich.
“Dia mencuri Jojo, Kak!” pekik Chloe mengentakkan kakinya ke lantai sambil menunjuk pada Aldrich di depan Rei. Rei menoleh pada Aldrich yang ikut protes.
“Aku sudah minta maaf!” balas Aldrich ikut memekik.
“Tapi kamu mencuri!” sahut Chloe melotot padanya. Rei terpaksa hanya bisa memisahkan tanpa bisa berbuat apa-apa. Usai kejadian itu, Chloe tak mau lagi berada di satu tempat dengan Aldrich. Sementara Aldrich akhirnya benar-benar mencuri boneka itu dan menyembunyikannya sampai ia dewasa.