Pak Nadim tak lekas menjawabnya, beliau hanya fokus menatap spion mobil memastikan keadaan aman dari pria tersebut. Aku pun juga melihat ke arah belakang, tetapi di belakang kami hanya terlihat mobil yang sama dengan yang digunakan Kak Reza tadi. "Kak Reza itu, Pak. Kita berhenti dulu gimana, Pak?" tanyaku. "Langsung ke rumah saja, Non. Biar lebih aman," jawab Pak Nadim. Aku hanya mengangguk, nurut apa yang menurutnya baik buatku. Tapi aku masih berpikir dengan ucapan kedua pria tersebut, mereka melakukan itu karena suruhan bosnya. Lalu, siapa bosnya? Terus apa hubungannya dengan aku? Tak berselang lama, akhirnya kami pun sampai di depan rumah. Mobil Kak Reza pun ikut bersama kami. Sesaat aku turun dari mobil, terlihat Mbak Rohmah menghampiriku sembari melihat lebam di pipiku yang di s