"Ma, pengen makan di warteg dong," ujarku. Aku menatap ke arah mama dan mama pun sebaliknya. Beliau terlihat matanya melotok kala menatapku, beliau benar-benar melarangku. "Ma, pekerjaan papa apa sih?" tanyaku. "Papa, bekerja di suatu perusahaan besar. Namun tempatnya jauh dari sini," jawab mama. "Kenapa semua orang termasuk di sekolah seakan-akan mengistimewakan aku?" tanyaku lagi. "Karena memang Papamu selalu berperan penting diseluruh sekolahan di kota ini, bahkan perusahaan manapun tujuh perlapan asetnya adalah milik Papamu," jawab mama. "Maksud Mama, Papa menyumbangkan sebagian hartanya di sana?" tanyaku lagi. Mama pun hanya menganggukan kepala tanpa berbicara satu patah kata apapun. Bersamaan dengan itu kami pun sampai di depan mall yang kami tuju. Pak Nadim memarkirkan mobiln