Pak Nadim bergegas melajukan mobilnya. Aku menyenderkan tubuhku di kursi bagian belakang, sembari memejamkan mata hingga Mbak Rohmah bertanya kepadaku. "Non, capek? Sini, saya pijitin," ujar Mbak Rohmah yang duduk di kursi depan. "Nggak, kok. Aku kasihan aja sama mereka, lihat rumah yang diberitahukan tadi ya, Pak," ujarku. "Baik, Non," jawab Pak Nadim. Aku meminta cemilan yang di bawa Mbak Rohmah, sembari menatap ke arah jalanan yang semakin sore tambah padat. Sinar matahari yang mulai tenggelam, lampu-lampu kota yang sudah menyala merubah suasana sekitar. Namun aku malah terasa menikmatinya, sebab tak pernah merasakan hidup sesantai ini. Baru saja, merasa bahagia tiba-tiba ponselku berdering dengan cekatan aku menjawabnya. "Halo, ada apa, Ma?" tanyaku. "Ke mana aja, kok belum pulan