Nina sedikit kaget, tak tahu apa maksud Dion yang aneh-aneh seperti itu. Namun Ia juga tak mau kalah gertak, dan dengan santai dan masa bodoh tetap saja Ia menuruti kemauan boss nyentriknya itu. Dengan gaya profesional sejati, Ia berdiri di depan meja Dion di mana sang pemilik singgasana itu tengah mengamati dirinya dengan tatapan tajam. Beberapa kali, fotografer itu menggerakkan kedua tangan seolah-olah membentuk frame dan memasukkan keseluruhan profil tubuh Nina dalam bingkai layar kamera persis seperti tukang foto amatir yang sedang mengintai obyek gambarnya. “Coba angkat wajah kamu.” Nina menuruti kemauannya. “Hadap kiri.” Gadis itu kembali patuh. “Balik kanan.” Sekali ini juga masih mengikuti perintah. “Hmmm ... Topi, tolong lepas.” “Ih, apaan, sih ...” Jawab Nina mulai tak