"Jadi siapa pa?" Sadam mengulang pertanyaan nya kembali
"Karyawan kantor" Jawab Ali dengan singkat sambil menyesap teh di cangkir yang asapnya masih mengepul.
"Terus kesini dalam rangka apa?? enggak mungkin masalah kerjaan kan pa?"
"Ck..ck..kamu Dam...Dam ,di kantor udah berapa lama sih?? heran dah Papa sama kamu
"Kenapa Dam, tumben kamu penasaran, kamu suka Tyara??" Suara Fatma membuat Sadam langsung memicingkan matanya dan Pandangan nya mengarah ke Tyara.Begitu tatapan nya mmenatap mata Tyara , detakan jantung Sadam meningkat ,dia merasa seperti melihat Dimas versi perempuan dan kenapa ini detakan jantung juga sama saat aku berdekatan dengan Dimas,padahal aku baru melihatnya, batin Sadam
"Tunggu...tunggu Pa, kok dia mirip dengan Dimas ya Pa??"tanya Sadam, membuat Darko juga penasaran dengan jawaban apakah yang dijawab oleh Ali. Dibenak Darko pun juga bertanya - tanya tentag siapa sosok perempuan itu yang kelihatan akrab dengan orangtua Sadam.
"Dimas, sekretaris kamu? Sadam menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan sang ayah
"Tyara kenal Dimas enggak?" duhh keren bener dah ini aktingnya si bos, bathin Tyara.
"Saya tidak kenal Pak, saya kan sedang cuti, pekerjaan saya pun di handle oleh pak Andre, jadi saya tidak tau sekretaris baru Pak Sadam. Setau saya yang menjadi sekretaris nya mba Anita ,Pak"
"Tuh kamu denger sendiri kan Dam??
Sadam mengangguk kan kepalanya, diapun ingat kalau pertanyaan nya tadi belum di jawab kemudian menanyakan kembali.
"Terus kesini nemuin papa urusan kantor gitu?"
"Ck..ck kamu ini Dam, Tya ini beberapa kali ketemu secara tak sengaja, dia nolongin mama, awalnya mama enggak tau kalau dia kerja di kantor kita...." akirnya terceritakan lah semua ke Sadam muski sedikit dibumbui oleh Fatma agar Sadam percaya
Tiba - tiba terdengar deringan ponsel punya Darko , kemudian dia ijin ke tempat lain agar tidak mengganngu. Stelah beberapa menit dia kembali keruangan sebelumnya dan ijin pulang karena ada urusan. Setelah Darko pergi tak lamaTyara pun pamituntuk pulang, Fatma pun memerintahkan Sadam untuk mengantar Tyara, namun Tyara menolak karena merasa sungkan, namun setelah di paksa , Tyara menurut juga. Dan disinlah mereka berada , di dalam mobil Sadam. Tyara hanya akan berbicara jika di tanya dan itu hanya pertanyaan template basa - basi saja. Tyara mencoba untuk menutupi ke gugupannya dengan menghadap keluar jendela, sementara Sadam berusaha keras untuk mengendalikan detak jantungnya. Sampailah mereka di depan rumah Tyara, setlah mengucapkan terimakasih Tyara masukke dalam rumah tanpa basa - basi ke Sadam.
"Wah,,,baru kali ini aku di cuekin sama cewek, enggak bisa dibiarin ini, besok aku coba cari tau tentang dia di kantor" setelah bermonolog kemudian Sadam meninggalkan kediaman Tyara menuju apartemennya. Ketika Sadam selesai memarkirkan kendaraannya ,terdengar suara dari ponselnya kemudian dia menggeser tombol hijau.
"Iya"
",,,,,,,"
"Di Apart, kenapa?"
"....."
"Ya udah langsung ke unit aja "
"......"
"Oke"
kemudian Sadam mengakiri sambungan teleponnya berjalan ke arah lift dan menuju unitnya, Sampai di unitnya Sadam langsung menuju ke kamar dan mandi, kemudian berganti dengan memakai celana pendek dan bertelanjang d**a. Terdengar deringan di ponselnya di layar tertera nama sang mama, tak menunggu lama dia langsung mengangkatnya.
"Ya Mam"
"........"
"Udah di antar denagn aman dan selamat, tenang aja mam, anak mu ini orang yag bertanggung jawab"
"........"
"Di Apart Mam, Iya ini langsung mau istirahat kok ,enggak keluar lagi"
"..................."
"Siap Mamaku"
Setelah selesai berbicara dengan sang mama, Sadam ke Dapur mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas kemudian membawanya ke arah balkon,Dia memandang ke arah langit yang cerah dengan bintang berkelip dan cahaya rembulan.
Huffttt....helaan nafas Sadam,tidak tau apa yang sedang ia pikirkan sekarang
Ting...Tong...Ting ..tong
Bunyi suara bel yang tidak sabaran berbunyi berulang -ulang
Ck..ck,,,siapa sih,,,enggak sabaran banget.
Setela pintu terbuka, si tamu langsung nyelonong masuk tanpa menunggu di persilahkan sang tuan rumah.
"Aihhh kebiasaan bener sih lu"
"Gue numpang kamar mandi bro...udah enggak kuat nih "
"Lah kenapa enggak di unit lu sendiri siihh?"
Tanpa ada jawaban kembali karena yang di tanya sudah menghilang d balik pintu kamar mandi. Sadam pun berlalu ke kamarnya untuk memakai kaos dan keluar lagi, dimana sudah ada Darko yang duduk santai di depan layar televisi yang tak di nyalakan .
"Dari mana lu, bukannya pulang dulu ke unit lu malah kesini?"
Darko tak menjawab pertanyaan sahabatnya itu, namun dia berlalu ke arah dapur dan mengambil minuman kaleng seperti yang diminum Sadam tadi dan kembali lagi ke sofa menduduk kan pantanya. Membuka penutup kemudian meneguk isinya, lalu meletakkan nya di meja, kemudian menjawab pertanyaan Sadam.
"Gue habis dari rumah, Nyokap marah besar ,karena Deandra batalin pertunangan , gue sih santai aja, tapi beda sama orangtua gue"
"Maksud lu gimana sih ?"
"Ck...ck,udah enggak usah ikut mikir lu, biarin aja , ntar juga mereda sendiri. Temenin gue minum yuk!!"
" Di unit ajalah, gue lagi males keluar lagi, gue ambil botolnya dulu"
Sadam berjalan ke arah tempat rahasinya, yaitu tempat dia menyimpan minuman berakohol, kemudain dia membawa tiga botol sekaligus dan mengambil gelas di laci dapur nya.
"Katanya enggak mikirin, tapi muka lu beda banget sama apa yang bilang? ada hal lain yang ngeberatin?"
Hufttt...
helaan nafas Darko
" Itu.....
bersambung