6

954 Kata
Keempat sekawan akirnya ngumpul semua dalam ruangan itu. Banyak sekali yang mereka obrolkan mulai dari urusan pekerjaan sampai ke urusan pribadi mereka. Hingga satu per satu dari mereka pamit untuk pulang ,Sadam adalah orang yang terakir keluar dari ruangan tersebut karena jam sudah menunjukkan jam satu lebih, dimana normalnya orang sudah mulai membaringkan diridi kasur yang nyaman. Sadam melajukan kendaraannya ke arah apartemen nya ,dia tidak jadi pulang ke rumah orangtuanya.Kalau dia sampai pulang dia pasti akan mendapatkan ceramah dari sang ibu. Jalanan sudah sangat lenggang namun masih ada saja lalu lalang kendaraan maupun orang yang berjalan di trotar jalan. Sadam melewati jalan yang sepi dan dia melihat mobil yang sedang berhenti dimana terlihat satu wanita dan tiga pria dengan menggunakan setelan baju hitam, terlihat benda mengkilat di salah satu pria itu. Sadam memperhatikan dari dalam mobil terlebih dahulu untuk memastikan apa yang terjadi. Tanpa di duga dia melihat wanita itu melawan dua pria sekaligus,satu pria bersiaga duduk di motornya. Wanita itu mulai kuwalahan menghadapi satu pria yang terlihat menyabitkan benda mengkilat itu, karena satu pria sudah wanita itu lumpuhkan. Akirnya Sadam turun untuk membantu wanita. "WOI APA YANG KALIAN LAKUKAN "teriak Sadam setelah menutup pintu mobilnya dan menelpon polisi untuk melaporkan kondisi yang dia lihat. "TIDAK USAH IKUT CAMPUR URUSAN KAMI, ATAU KAU AKAN....." teriakan pria itu tak bisa diteruskan karena dengan cepat d**a pria itu di tendang sampai tersungkur ke tanah ,kemudian pria itu terbatuk batuk sampai mengeluarkan cairan merah dari mulutnya. Melihat temannya sudah tak berdaya pria yang duduk di motor langsung kabur tanpa membantu temannya yang sudah tak berdaya itu. "Tangan kamu terluka, sebentar saya ambilkan kotak P3K di mobil saya " "Tidak usah Pak, nanti saja saya obatin di rumah" jawab wanita itu karena merasa sungkan pada pria tersebut.Tak begitu lama terdengar suara suara sirine dari mobil polisi. "Selamat malam.." "Selamat malam pak, terimakasih sudah merespon laporan saya dengan cepat pak" ucap Sadam sambil menjabat tangan kedua polisi tersebut secara bergantian, setalah satu polisi memasang borgol di pergelangan tangan pria berstelan hitam yang telah dilumpuhkan oleh wanita yang belum diketahui namanya oleh Sadam itu. "Sudah tugas kami pak..bu " ucap salah satu polisi dengan tag nama Fajri itu dengan memandang Sadam dan wanita itu secara bergantian. "apa ada yang terluka??" "hanya tergores sedikit saja pak, tidak terlalu serius" "Kalau begitu mari ikut kami ke kantor polisi untuk melengkapi laporan anda" "Mohon maaf pak, apakah saya bisa ijin untuk melengkapi laporan besok saja kah? saya sedang terburu - buru ,kakek saya menunggu obat yang saya beli untuk nenek saya" kedua polisi saling berpandangan seolah menanyakan pendapatnya, kemudian salah satu polisi bertanya ke Sadam "Bagaimana dengan bapak ?bisa kan ikut kami ke kantor?" "Mohon maaf pak, tapi yang mengalami kejadian ini bukan saya, kebetulan saya lewat sini dan melihat kejadiannya. Untuk kronologi detailnya saya tidak tau pasti" "Baik kalau begitu besok Ibu datang ke kantor ya untuk melengkapi nya. untuk sekarang ibu bisa langsung pulang karena dalam situasi urgent juga. untuk sementara ibu bisa memberikan nomor telepon yang bisa kami hubungi, untuk keperluan kami untuk menginformasikan jadwal nya ibu harus ke kantor. Bagaimana Bu?" tanya polisi tersebut memberikan keringanan "Baik Pak, tunggu sebentar saya ambil kartu nama di mobil " sang wanita menuju mobilnya dan mengambil selembar kartu namanya dan meneyerahkan nya ke salah satu polisi. kemudian polisi itu pergi meninggalkan merekaberdua. "Terimakasih pak untuk bantuannya tadi, kalau saya pamit dulu ...mari" sang wanita menjabat tangan Sadam dan langsung masuk ke mobil tanpa menunggu jawaban dari Sadam. Sadam terbengong melihat wanita itu pergi begitu saja setelah mengucapkan terimakasih. Ini sangat langka untuk Sadam, biasanya wanita - wanita lain akan mengejarnya lah sekarang malah dianggurin. Sambil geleng - geleng kepala dia menuju mobilnya mengarahkan ke apartemennya. 'Sungguh cewek yang unik , apalagi ilmu beladirinya, pasti nih cewek mandiri banget' gumam Sadam sambil mengetuk setir mobil. *** "Kenapa lama sekali Tya , nenek kamu kawatir banget nunggu kamu....bentar..bentar ..kenapa lengan kamu?" sang kakek yang sedang menunggu cucunya itu menggandeng cucu nya duduk di sebelahnya sambil memeriksa tangan sang cucu. kemudian berdiri dan melangkah ke dapur mengambil baskom diisinya dengan air hangat dan mengambil sapu tangan dari kamarnya dan duduk lagi di sebelah cucunya itu. "enggak apa - apa kek, cuma ke gores sedikit kok. Nenek udah tidur ya kek ?" tanyanya mengalihkan pperhatian kakeknya "apanya yang kegores sih Tya, ini lukanya panjang gini..kamu habis berantem sama siapa? ujar sang kakek sambil menaikkan lengan baju sang cucu dan membersihkannya kemudian memberikan obat dan kemudian di perban. "Mana ada berantem Kek, ini luka kecil aja kok" "Kamu ini ya kalo di bilangin, luka begini juga harus di obati kalau enggak bisa jadi infeksi. paham kamu?" ucap kakeknya sambil membereskan baskom yang tadi di bawanya. "Iya kakekku tersayang, makasih banyak ya kek, udah sekarang kakek istirahat nanti nenek nyariin" ucap Tyara menggandeng kakeknya untuk ke kamarnya karena memang sudah larut malam, dan itu tidak bagus untuk seusia kakeknya. Dia merasa bersalah ke kakeknya karena telah membuat kawatir sampai menunggunya selarut ini. Iya wanita yang Sadam lihat dan bantu tadi adalah Tyara. Sadam tidak mengetahui siapa Tyara ,karena selama di kantor Sadam tidak pernah bertemu secara langsung dengan Tyara, sedangkan untuk Tyara jelas dia tadi tau kalau itu adalah Sadam. Sebetulnya tadi Tyara tidak terlalu terburu -buru untuk harus segera pulang, dia hanya malas berurusan dengan polisi. Untuk obat untuk sang nenek memang dia beli , namun dia sudah membelinya sejak siang. Kenapa Tyara bisa ada di jalan dan akirnya bertemu dengan orang yang akan merampoknya itu , karena Tyara sebenarnya akan menginap di apartemennya, namun keinget obat sang nenek, akirnya dia menghubungi sang kakek, kalau akan mengantarkan obat sang nenek. Memang terbilang nekat ,itulah sosok Tyara yang dituntut untuk kuat untuk orang - orang yang disayanginya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN