Arsenio sampai di balai desa, dan melihat wajah istrinya itu lebam dengan rambut yang acak-acakkan. Arsenio menautkan alis dan menghampiri Rajib selaku ketua RT di kampung ini. “Saya tidak terima dengan perlakuan Berlian pada saya,” kata Bu Ningsih dengan cepat agar Arsenio mau melihat wajahnya juga. “Sabar dulu, Bu,” kata Lukman—suami dari Ningsih. “Saya gak bisa sabar, Pak, anak kurangajar ini sudah menampar saya, lihat sudut bibir saya, saya terluka,” teriak Ningsih. “Apa yang terjadi?” tanya Arsenio pada istrinya yang kini terdiam dan menitikkan airmata. Entah mengapa, Berlian merasa diluluh lantakkan oleh Arsenio yang kini hadir untuk menjadi walinya. Ini bukan pertama kalinya ia menghadapi situasi seperti ini, ia sering menjadi orang yang bermasalah dan datang di balai ini sebaga