Arsenio duduk di kursi yang sudah disiapkan rumah sakit untuk kamar VVIP, dimana ayahnya sedang dirawat inap karena jantungnya kambuh, ternyata selama ini Arsenio mencintai wanita yang salah dan wanita itu tidak tahu malu sekali hingga membuat Mahesa merintih dan pingsan seperti ini. “Aku gak menyangka Mufta setega itu sama kamu, Arsen,” lirih Natali membuat Arsenio menghela napas panjang dan menundukkan kepala. Di saat seperti ini, Arsenio merindukan Berlian, Arsenio harus ke sana sekarang juga, harus bersandar dibahu istrinya. “Ternyata selama ini Abang mencintai wanita yang salah,” sambung Talita. Arsenio kembali menghela napas panjang dan bangkit dari duduknya. “Tolong jaga Papa, aku harus ke suatu tempat.” “Bang, sebenarnya sejak kapan Mbak Mufta jadi wanita kejam seperti itu?” ta