Arsenio bergerak gelisah dan menghela napas halus, lalu membuka pejaman matanya pelan, hal pertama yang ia lihat setelah tidur panjangnya adalah … Berlian. Wanita yang ia nikahi 4 bulan yang lalu dan ia bawah ke Jakarta untuk menjadi tempatnya pulang. Jujur saja, tinggal bersama Mufta tidak lagi membuat hati Arsenio berdebar-debar. Ketika di rumah bersama istri dan anaknya, pikirannya hanya memikirkan tentang Berlian. Apalagi semenjak mendengar Berlian hamil, Arsenio seakan tidak ingin pulang ke rumah Mufta. Arsenio menatap wajah wanita itu, dari mata dan bibirnya bergantian. Arsenio mendekatkan diri dan mengecup kepala istrinya, hal itu tidak membuat Berlian membuka pejaman matanya. Sesaat kemudian, ponsel Arsenio terdengar, pria itu lalu merabah nakas dan meraih ponselnya. Kali ini yan