“Anak siapa Alifah itu?” tanya Enggar menatap manik mata istrinya. “Aku penasaran. Dan, kamu gak pernah mengatakan hal ini padaku. Aku hanya ingin tahu siapa Alifah itu. Sepertinya kamu menyembunyiannya pada kami semua. Termaksud ayahmu.”
“Apa sih, gak usah di bahas,” geleng Mufta.
“Aku berharap, kamu gak pernah membohongiku, karena jika aku marah, aku gak seperti Arsenio yang akan memaafkanmu, aku bukan pria yang selembek Arsenio. Karena aku gak suka dengan kebohongan. Ya aku menerimamu dan menikahimu meski sudah tahu jika Alifah bukan anak Arsenio, karena aku sudah berjanji pada Arsenio akan menikahimu dan memberikan cinta kepadamu. Dan, bertanggung jawab atas kehamilanmu.”
“Kenapa sih kamu harus membahas itu? Aku gak tahu loh,” geleng Mufta.
“Kamu gak tahu Alifah anak siapa? Lalu, s
