Istriku Lebih Seksi daripada Gisel

956 Kata
Sejak video tidak senonoh wanita mirip Gisel viral, aku lumayan dipusingkan dengan kelakuan istriku. Dia jadi banyak bertanya hal-hal yang tidak masuk akal padaku. Kadang menuduhku dengan tuduhan yang tidak jelas. Aku yang sebenarnya tidak terlalu ambil pusing dengan kasus tersebut jadi ikut-ikutan menanggung pusing. “Papah pasti diam-diam lihat videonya ya?” tuduhnya suatu waktu. “Video apa, Sih?” “Video yang lagi viral itu.” “Oh, video m***m perempuan yang mirip artis itu ya?” “Tuh, kaan … Papah udah lihat.” Wajah Asih cemberut kesal. Sebelum serangan bom Hiroshima dan Nagasaki terulang kembali, aku buru-buru membantah. “Manaa adaaa, Papah mah nggak suka lihat-lihat begituan.” “Kalau nggak nonton kok Papah tahu,” rajuknya. “Kan statusnya seliweran di sss,” jelasku. “Jadi Papah belum lihat?” “Belum lah.” Istriku tersenyum senang, dia menjawil pipiku dengan ekspresi bahagia. Aku pun senang sudah membahagiakan istri tercinta. Oh, ya. Namaku A Soh dan istriku Asih. Aku keturunan Cina, menjadi mualaf sejak remaja, sedangkan istriku Jawa tulen. Pernikahan kami sudah menginjak usia 20 tahun. Umur kami berdua pun sudah tidak muda lagi, sudah kepala empat. Asih 40 tahun dan aku 45 tahun. Kami hidup bahagia, bersama kelima anak kami. Kehidupan kami pun berkecukupan. Toko kelontong yang kami miliki selalu ramai bahkan ketika dalam kondisi New Normal seperti sekarang. Namun kebahagiaan kami terusik sejak video tidak senonoh wanita mirip Gisel itu viral. Asih menjadi lebih sensitif dan gampang ngambek. Selain gampang ngambek, tingkah lakunya juga berubah, membuatku kebingungan apa yang sedang terjadi padanya. Contohnya saja suatu malam tiba-tiba dia menaikiku, mengenakan jubah mandi yang ia buka bagian tengahnya, sementara di dalamnya tidak mengenakan apa-apa lagi. “Mamah lagi ngapain?!” seruku kaget, sontak terduduk. Tapi istriku malah mendorongku agar berbaring lagi, tubuhnya meliuk-liuk seperti ulat keket di atasku. Aku sampai merinding geli dibuatnya. Tidak berhenti sampai di situ, istriku mulai meredup-redupkan matanya, kemudian melelet-leletkan lidahnya. Dengan rambutnya yang acak-acakan dan tingkahnya yang aneh itu aku mulai ketakutan. Jangan-jangan istriku kesurupan. “Mah, Mah, istighfar, Mah…,” bisikku cemas, sementara dia masih tetap menggeliat-geliat sambil meredupkan mata sekaligus melelet-leletkan lidahnya. Aku semakin merasa ngeri. Lalu mulai menuntunnya mengucapkan istighfar. “As-tagh-fir-rullah-hal-adziim…,” ucapku perlahan-lahan agar dia bisa mengikutiku. Wajah istriku berubah merah, dia terlihat kesal sekaligus marah, air matanya tiba-tiba merebak dan kemudian jatuh membasahi pipinya. Mendadak dia bangun dari atas tubuhku dan menjatuhkan dirinya di kasur, berbaring membelakangiku sambil menangis sesenggukan. “Lho, Mah … Mah, ada apa, Mah?” Aku pun kebingungan. Apalagi bukannya mereda tangisan istriku malah semakin kencang. Khawatir tetangga berdatangan, aku langsung memeluknya dari belakang, mendekapnya erat sambil mencium rambutnya penuh rasa sayang. Perlahan-lahan tangisnya mereda, hingga tersisa isaknya saja. Dengan hati-hati aku membalik tubuhnya agar menghadapku, dia menurut. Kuhapus sisa-sisa air mata di sudut mata dan pipinya. “Mamah kenapa?” tanyaku lembut. “Kok pakai jubah mandi, memangnya belum ada daster yang kering ya?” bisikku lagi sambil mengelus rambutnya. “Mamah nggak punya kimono tidur, jadi pakai jubah mandi,” jawabnya tidak berani menatapku. “Lho, Mamah mau kimono tidur? Nanti Papah belikan ya, Papah kira Mamah lebih suka pakai daster.” Istriku mulai cemberut lagi. Wah, kayaknya aku salah ngomong nih. “Masa Papah nggak tahu maksud Mamah. Di video itu kan ceweknya pakai kimono.” “Di video apa?” “Video yang viral itu.” Aku mulai memahami arah pembicaraan istriku. “Ya Allah, Maah … Mamah ikut-ikutan cewek yang di video viral itu?” Istriku mengangguk malu-malu. “Kata ibu-ibu arisan, kita jangan mau kalah sama yang muda-muda. Kita juga harus berani tampil seksi kayak cewek yang di video itu biar suami kita nggak terpikat wanita lain.” Aku tidak tahu harus merespon apa. Mulutku hanya bisa ternganga mendengarkan penjelasan istriku. “Tapi Papah nggak peka!” sungutnya kesal. “Mamah malah dikira kesurupan,” lanjutnya sambil cemberut. Kali ini aku tertawa terpingkal-pingkal. “Ya, Papah mana tahu, kan Papah belum pernah lihat videonya, Mah,” kataku di antara gelak tawa. “Tertawa teruuus,” kesal istriku sambil mencubiti perutku. Aku mengaduh kesakitan, masih sambil tertawa. Lama-lama istriku pun ikut tersenyum geli. Dan akhirnya kami berdua tertawa bersama. Ketika tawa kami sudah berhenti, aku menatap lembut istriku. “Mamah tahu nggak? Bagi Papah, Mamah itu lebih seksi daripada wanita mana pun lho.” “Lebih seksi dari Gisel juga?” Aku mengangguk mantap. “Jauh lebih seksi daripada Gisel,” kataku. Dia mengerucutkan bibirnya tak percaya. “Papah gombal, ah. Papah pasti ngomong gitu biar Mamah seneng aja.” “Mau tahu apa saja yang membuat Mamah terlihat seksi di mata Papah?” pancingku, istriku mengangguk ragu. Aku menyibak jubah mandi yang dia kenakan dan menyentuh dadanya. “Ini,” kataku, “dari sini kelima anak Papah mendapatkan makanan pertamanya setelah mereka lahir. Terus ini,” kali ini aku menyentuh stretch mark di pinggul dan pahanya, “ini adalah tanda yang membuat Mamah lebih istimewa dari wanita mana pun di mata Papah, karena tanda itu menjadi bukti jika Mamah telah melahirkan anak-anak Papah.” Mata istriku berkaca-kaca, bibirnya menyunggingkan senyum yang sangat manis dan menawan. “Satu lagi,” kataku melanjutkan. Aku menyentuh perutnya yang menggelambir dan berlipat. “Ini. Di sinilah kehidupan pertama anak-anak Papah dimulai. Lima anak. Mamah mengandungnya selama sembilan bulan lebih, dan Mamah tidak pernah mengeluh.” Terbayang di mataku saat-saat kehamilan istriku, dengan perutnya yang besar dan cara berjalannya yang susah, dia tidak pernah berhenti tersenyum. “Percayalah, Mah. Buat Papah, Mamah adalah wanita paling seksi di dunia. Lebih seksi dari Gisel, lebih seksi dari Miyabi, lebih seksi dari siapa pun.” “Aaah, Papah co cweeet….” Istriku menghambur ke dalam pelukanku. Aku balas memeluknya. Bahagia rasanya bisa menyenangkan hati istri tercinta.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN