"Plis, ya, Pras."
Sasti memohon kepada sang suami. Mereka masih duduk di rerumputan dan Prasta tampak enggan mengiakan permintaan gadis itu.
"Enggak."
"Ish ... sekali aja, Pras," ucap Sasti lagi.
Kali ini, gadis itu mengambil tangan sang suami dan menggenggamnya. Sasti benar-benar ingin Prasta mengabulkan permintaan sederhananya ini. Namun, wajah Prasta malah memerah. Ia tak ingin mengiakannya, tapi mata cerlang Sasti terlihat begitu indah. Ia tak kuasa menolak lagi.
"Iya-iya. Tapi, kalau gua enggak bisa tidur kita balik," ucap Prasta.
"Aku yakin kamu pasti tidur nyenyak di sini," kata Sasti yakin.
Gadis itu lantas menarik lengan suaminya untuk kemudian diajak berdiri. Hujan hampir reda dan mereka harus segera mandi. Sasti tak mau, tuan mudanya sakit hanya karena mandi hujan be
