12

1900 Kata
Randra berjalan dengan sangat tenang menuju ke dalam sekolah. Rania masih diam saja ketika ia tahu bahwa ternyata itu adalah Randra, ia sangat terkejut. Jujur saja ia tak pernah menyangka bahwa itu adalah Randra. Apalagi Randra juga kemarin baru saja salah paham kepada dirinya dan ia yakin bahwa kemarin Randra tidak berangkat karena dirinya juga. Namun hari ini saat Randra berangkat ke sekolah, ia telah melakukan satu kebaikan untuknya. Ia tak tahu apa yang ada dipikiran Randra dan ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan otak Randra karena Randra sangat baik padanya. Padahal Rania selalu menyakiti Randra, tapi Randra tak pernah membalas hal itu. Randra seperti tidak memiliki dendam kepada dirinya. Padahal seharusnya Randra sudah berhenti menolongnya karena toh Randra sudah salah paham dan sekarang ini Randra tahunya bahwa ia punya pacar. Kenapa lo, kenapa harus lo Randra? Kenapa ga orang lain aka yang sekarang ini ada di posisi lo dengan berkorban buat gua? Kalo orang lain mungkin gua masih bisa berterimakasih sendiri tapi kalo sama lo gua ga bisa Randra. Gua ga bisa ngelakuin itu karena gua tahu gengsi gua beneran tinggi tapi ya ini lah gua. Batin Rania sekarang ini. "Ternyata Randra Ran, tuh Lo lihat dia sampai gantiin kita coba. Kalo dia tadi parkir disini, bisa-bisa kita udah deh ga tahu gimana. Kita mungkin dah gempor kakinya harus jalan dari pojok ke dalam sekolah" ujar Nika yang membicarakan tentang kebaikan dari Randra pada pagi ini. Rania tetap diam saja, ia ingin turut memuji Randra tapi ia tak sanggup. Akhirnya ia hanya diam saja mencoba untuk mencerna sebenarnya apa mau dari Randra dengan semua ini. "Udah ah Nik, ayo keluar udah mau bel masuk." ujar Rania kepada Nika setelah tadi Rania terdiam beberapa saat. "Ihh apaan masih tiga puluh menit juga." ujar Nika tapi mereka tetap turun. Mereka berjalan masuk ke dalam, Rania tampak berjalan dalam diam sembari memikirkan apa alasan Randra sampai berbuat sejauh ini kepadanya. Kenapa Lo masih baik sama gua Randra? Kenapa Lo tadi ga ambil aja tempat parkir itu? Apa yang sebenarnya Lo mau Randra? Gua pikir Lo bakalan berhenti buat baik sama gua setelah Lo salah paham kalo gua udah punya pacar tapi faktanya Lo masih baik sama gua. Kalo Lo gini terus gua jadi ga enak Randra. Gua jadi ga enak sama Lo. Batin Rania masih tetap berjalan. Sementara itu, Randra sebenarnya tahu bahwa tadi saat ia melewati mobil Rania mereka masih di dalam. Rania dan Nika masih ada di dalam mobil tapi ia memang sedang tidak ingin menyapa, ia tidak mau menyapa seseorang yang telah memiliki kisahnya sendiri. Meskipun Randra juga belum percaya tapi ia takut untuk bertanya. Entah lah apakah memiliki Rania nanti akan berakhir dengan khayalan semata atau memang Randra bisa mewujudkan keinginannya itu. Nantinya semua akan terlihat secara nyata. Sementara itu ada beberapa siswa yang datang dari luar sekolah, mereka tidak datang karena sesuatu yang negatif. Justru mereka datang untuk mempererat tali persaudaraan antar sekolah. Salah satu diantara mereka adalah lelaki tampan yang kini melihat ke arah satu perempuan yang sedari tadi sudah ia lihat sejak perempuan itu turun dari mobilnya bersama dengan temannya. “Benar-benar ga berubah, masih sama kayak dulu.” ujar lelaki itu sembari melihat perempuan itu. “Lo ngomongin siapa Rio?” tanya Sam yang merupakan salah satu temannya. “Itu, Rania. Gua kesana dulu ya. Lo duluan aja gabung sama sekolah lain.” ujar Rio, cowok tersebut kepada temannya. “Aaa Rania, okay deh kalo gitu have fun ya!” ujar Sam sembari tersenyum pada Rio. Rio tampak mengangguk dan sekarang ini Rio sudah berjalan dengan cepat mengejar Rania. "Rania, hai apa kabar?" ujar salah satu lelaki yang menghampiri Rania. Lelaki ini jelas bukan berasa dari sekolahnya karena ia memakai baju seragam yang berbeda. Namun Rania mengenalnya, karena itu adalah Rio, mantannya. Rania tidak menyangka bahwa Rio akan pergi ke sekolahnya, entah untuk urusan apa dirinya juga belum mengetahuinya. "Hai Rio, astaga Lo disini? Gua baik, Lo gimana?" tanya Rania itu. "Gua juga baik, iya ini mau ikut TM (Technical Meeting) buat pertandingan basket disini." ujar Rio kepada Rania sembari tersenyum. Rania sendiri mengangguk meskipun ia baru tahu bahwa akan ada pertandingan basket disini. Oleh karena itu ia bertanya pada Rio. Sedari tadi tanpa mereka sadari ada yang mengawasi mereka berdua, lelaki dengan kacamata hitamnya itu tampak duduk di belakang dinding yang mana disamping dinding itu merupakan tempat bertemunya Rania dan lelaki bernama Rio tersebut. "Wah, pertandingannya kapan? Kok gua ga tahu ya?" tanya Rania itu. "Hahaha, mendadak soalnya Ran. Mungkin yang tahu juga baru anak-anak basket, lainnya belum pada tahu juga kayaknya." ujar Rio tersebut. "Ohh gitu ya, TM nya mulai kapan? Sumpah ya gua kangen banget sama Lo coba." ujar Rania kepada Rio membuat Rio kini juga tertawa. Sementara Nika yang ada di dekat mereka sama sekali tidak tahu apa-apa. Ia tadi sudah di perkenalkan dengan Rio oleh Rania. Namun Nika masih belum tahu, sebenarnya Rio itu siapanya Rania karena mereka sangat dekat saat ini. "Hahaha kayaknya gua wow banget ya karena udah jadi mantan tapi tetep Lo kangenin tiap hari." ujar Rio kepada Rania membuat Nika terkejut. Rania ikut tertawa, kali ini ia menertawakan kepedean dari Rio yang sejak dulu tidak pernah berubah. Namun ya itu lah Rio dengan segala rasa pd tapi Rio cowok yang baik. What? Mereka pacaran? Astaga sumpah gua bener-bener ga nyangka, eh bukan pacaran tapi udah jadi mantan tapi tetap aja mereka bisa keliatan dekat gitu astaga, benar-benar ga nyangka sih. Batin Nika melihat mereka berdua. "Apa sih Lo, bilang aja kalo Lo juga kangen sama gua. Ga usah bohong deh pokoknya. So, kapan technical meetingnya?" tanya Rania kepada Rio. "Ini sekitar satu jam lagi sih technical meetingnya, bentar lagi." ujar Rio. "Ohh gitu, okay. Nanti istirahat ke kantin ya gua traktir mumpung Lo ada disini nih. Jarang-jarang kan ini kita bisa ketemu gini." ujar Rania ke Rio. "Boleh, tapi next time giliran gua ya yang traktir Lo." ujar Rio tersebut. "Waduh ada yang mau CLBK apa ya nih heheheh." ujar Nika saat ini. CLBK ya? Cinta lama bersemi kembali? Hahaha, dia mantan Lo dan Lo udah punya pacar. Jadi gua beneran ga ada kesempatan apa pun ya Ran? Sedikit pun ga ada ya Ran? Batin Randra yang masih berada di tempatnya itu. "Apa sih Nika, sembarangan bener deh kalo ngomong. Udah lah ayo ke kelas aja daripada Lo makin ngawur nanti ngomongnya." ujar Rania dan kini Nika tersenyum cengengesan karena perkataan dari Rania. Rio juga tertawa. "Woy Randra, ngapain Lo duduk aja disitu?" ujar Mike yang saat ini mendekati Randra. Mike memanggil Randra dengan suara yang cukup keras hingga saat ini Randra menatap ke arah Mike, tak hanya dia saja. Namun Rania, Nika dan Rio yang sedari tadi berada di dekat Randra tapi tak tahu keberadaan Randra pun juga menjadi terkejut melihat ke arah Randra. Randra, sejak kapan dia ada disana? Apa tadi dia denger waktu gua ngomong sama Rio dan Nika? Kalo iya, pasti dia semakin salah paham deh sama gua karena perkataan gua tadi. Batin Rania menatap ke arah Randra. "Hah? Ga papa kok, mau pada ke kelas? Yok lah." ujar Randra yang memperlihatkan bahwa saat ini tidak terjadi apa-apa. Mereka pun mengangguk dan sekarang Randra, Mike dan beberapa temannya sudah menuju ke kelas, dan itu harus melewati Rania, Nika dan Rio di koridor itu. "Waduh ada calon Bu bos nih, loh Randra kenapa Lo lewatin doang Weh?" tanya Mike yang melihat Randra melewati Rania begitu saja sekarang. Yang lainnya pun juga sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini. Memang Randra hanya berjalan saja, ia tahu disana ada Rania, Nika dan Rio tapi ia tetap berjalan tanpa melihat ke arah samping dimana ada Rania disana. Melihat kesana hanya akan memperparah luka yang ada di hati Randra. Semuanya terkejut termasuk juga dengan Rania dan Nika. Sedangkan Rio memang belum tahu siapa Randra, ia baru mengira siapa Randra saat Mike mengatakan bahwa Rania merupakan calon bos mereka semua. Ooo Rania punya calon sekarang, bagus sih tapi gua ga lihat wajahnya tadi. Ya semoga dia bisa jaga Rania dengan baik. Batin Rio sekarang ini. "Ran, itu serius Randra ngelewatin Lo gitu aja? Ini ngangetin banget sih sumpah. Kayak ga nyangka aja gitu dia bisa ngelewatin Lo bahkan tanpa sapa sekalipun. Why?" tanya Nika kepada Rania tapi Rania masih diam saja. "Rio, gua duluan ya sama Nika. Jangan lupa ya nanti jam istirahat ke kantin, Okay?" tanya Rania dan Rio mengangguk menjawab perkataan Rania. Rania dan Nika sudah berjalan dan tanpa sadar mereka berjalan dengan Randra di depan mereka, meskipun Randra jauh. Sementara di belakang mereka masih ada teman-teman Randra yang tadi. Teman-teman Randra juga tengah membicarakan Randra karena menurut mereka hari ini Randra begitu aneh dengan sikapnya. Mereka kaget Randra tidak menyapa Rania sama sekali. Padahal mereka begitu yakin bahwa Randra pun juga tahu bahwa ada Rania sedang mengobrol tadi di depan sana karena mereka melewatinya. "Ran, Lo apain Randra deh sama dia ga nyapa Lo sama sekali? Sumpah ya gua kaget banget tahu ga sih ngelihatnya." ujar Mike kepada Rania itu. "Lah Lo kenapa nanya sama gua, gua ga ada hubungannya sama dia mau nyapa gua atau ga. Lagian juga bagus kalo dia ga nyapa, udah sadar kali kalo gua ga mungkin sama dia." ujar Rania menjawab Mike dengan kesal. Sebenarnya Rania kesal karena Randra yang tidak menyapa dirinya. Entah kenapa tiba-tiba saja tadi itu ia merasa ada yang aneh, ia merasa kehilangan. "Aduh Bu Bos jangan marah gitu dong. Gua kan cuma tanya. Habisnya aneh aja Randra nyuekin Lo, pasti kan ada penyebabnya." ujar Mike itu. "I don't care." ujar Rania tersebut, kini mereka sudah sampai di kelas. "Randra udah datang Ra." ujar Dilan saat melihat Randra masuk kelas. "Oh ya? Good morning Randra, sini gua lagi makan roti bakar." ujar Kiara kepada Randra. Randra pun mendekati mereka berdua dengan senyuman. Senyuman yang bisa dibilang terlihat sekali bahwa itu sangat dipaksakan. "Morning Kiara, wah mau dong gua." ujar Dilan sembari mengambil roti bakar dan memakannya. Mereka mengobrol bertiga saja karena Agam belum ada, sepertinya Agam sudah ke sekolah tapi mereka belum melihat Agam. "Loh Agam belum masuk?" tanya Randra kepada mereka berdua. "Emang dia udah berangkat?" tanya Dilan kepada Randra tersebut. "Udah kok, gua aja tadi lihat mobilnya ada di parkiran. Dia sama sekali belum masuk ke kelas?" tanya Randra merasa sedikit aneh sekarang ini. "Iya belum sama sekali orang tasnya aja juga belum ada kan. Mungkin masih nganterin Aruna ke kelasnya." ujar Kiara kepada mereka dan mereka mengerti. Sementara itu, Agam yang sedari tadi dibicarakan oleh mereka sekarang masih makan bersama dengan Aruna di kantin. Agam tampak lahap. Aruna melihat ke arah Agam yang makan dengan lahap, ia tersenyum bahagia. Ia hanya berharap bahwa tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka berdua, apalagi Kiara yang selalu membuat dirinya cemburu. Ia tahu bahwa Kiara tidak bisa melihat atau buta, tapi apa harus selalu Agam yang menemaninya? Padahal Kiara punya banyak lelaki yang siap menjaganya. Sementara dirinya? Aruna hanya sendirian selama ini dan saat ia menemukan Agam, rasanya Aruna memiliki dunia baru. Rasanya Aruna juga memiliki semangat baru untuk hidup yang tidak lain tidak bukan adalah Agam. Agam selalu membuat harinya menjadi berwarna dan ia tak mau kehilangan. Agam dan Aruna sama-sama tidak mau saling kehilangan tapi dengan cara mereka yang berbeda. Yang terpenting mereka berdua sama-sama saling menyayangi dan ingin bersama sampai mati. Namun entah apakah doa mereka akan diberkati oleh Tuhan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN