Di luar dugaan, Raras justru terkekeh, seolah perkataan Aezar barusan adalah bercanda. "Tidak mungkin karena ciuman itu, Aezar." Sebelah alis Aezar terangkat naik. "Lalu karena apa?" Raras memiringkan kepala. "Karena... sudah waktunya?" "Kamu sendiri nggak bisa jawab dan nggak tau penyebabnya." Aezar geleng-geleng kepala. "Gimana kalau setelah ini, kita buktikan saja perkataanku? Kita akan coba berciuman di depan lukisan itu saat pulang nanti." "Dan kalau tidak terjadi apapun?" Raras menjawab sangsi. Ia tidak percaya jika ciumannya dengan Aezar bisa membuka portal waktu. Sebab, jika dipikir dari bagian mana pun, tidak ada yang masuk akal soal itu. Kedatangan Raras ke dunia ini mungkin hanya untuk mengumpulkan teka-teki dengan bantuan Aezar, bukannya berurusan dengan hal-hal romantis.