Bab 7 Paksaan Gerry

1040 Kata
Kebersamaan Arsen dan Cherry membuat Leo semakin curiga. Leo pernah membicarakan hal ini pada Arsen tapi Arsen hanya menampilkan senyuman saja tanpa mau membahasnya lebih jauh lagi. Namun ketika Gerry membicarakan hal itu pada Arsen, Arsen benar-benar shock dan tak bisa berkata apa-apa. Kebenaran ini bahkan seperti sebuah mimpi bagi Arsen, ia masih tak menyangka, ia kira sikap Cherry selama ini murni karena gadis itu menyayanginya seperti Cherry menyayangi Gerry. Namun ternyata Arsen salah dan dugaan yang selama ini ia tepis berkali-kali ternyata benar. "Mas mau kamu menikah dengan Cherry. Ini semua demi kamu dan juga demi Cherry. Cherry sangat mencintai kamu bahkan sejak kecil, mas ingin melihat dia bahagia. Mas juga yakin kamu pasti akan bahagia karena menikah dengan Cherry." Arsen tentu hanya bisa diam, bingung mau bicara apa. Semua ini terlalu tiba-tiba, dan ia tentu saja tidak bisa memutuskannya sekarang juga. Arsen perlu berpikir, dan ia perlu mencerna semua ini terlebih dahulu. "Ini gila mas, ini benar-benar gila. Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan Cherry? Aku adalah adik kandung mas Gerry, usiaku bahkan sudah enam puluh tahun, aku punya dua putra yang keduanya sudah sama-sama berkeluarga dan aku juga baru bercerai dari Rebecca. Cherry sendiri adalah cucu mas Gerry yang itu artinya dia juga adalah cucuku." Ujar Arsen pada Gerry. "Lebih tepatnya cucu angkat Arsen, bukan cucu kandung. Kamu dan Cherry tidak memiliki ikatan darah. Mau menikah pun sah-sah saja." "Ya Tuhan mas... Enggak mas enggak, ini nggak bisa, ini nggak boleh. Apa kata dunia nanti jika aku dan Cherry menjadi sepasang suami istri?" "Peduli apa soal dunia? Soal omongan orang? Bukan mereka semua yang memberikan kamu kebahagiaan arsen! Cherry bahagia bisa menyayangi dan mencintai kamu, mas hanya minta tolong, tolong bahagiakan dia. Hanya dia kebahagiaan kamu. Disisa hidup mas, mas juga ingin melihat kamu bahagia. Mas lihat kamu cukup menikmati perhatian Cherry selama ini bukan?" "Mas itu-" "Iya atau tidak?" Sahut Gerry, Arsen hanya bisa terdiam tak mampu menjawab. "Kamu diam saja, berarti memang iya. Jujur saja kamu juga tertarik bukan? Tapi kamu takut, kamu takut dengan jarak usia diantara kalian, kamu juga takut karena dia adalah bagian dari keluarga kita." "Hhh... Tapi untuk menikah aku benar-benar belum siap akan hal itu mas. Aku sudah nggak mau nikah lagi, aku masih trauma. Rebecca saja seperti itu apalagi Cherry yang masih begitu muda." "Jangan pernah kamu meragukan Cherry sedikit pun. Dia tidak sama seperti Rebecca, mereka jelas sangat berbeda jauh. Jika Cherry seperti Rebecca, dia tidak akan menunggu kamu sampai seperti ini, dia bisa mendapatkan pria manapun yang lebih muda dan segalanya dari kamu, tapi apa? Dia tidak melakukannya. Dia tetap menunggu kamu karena dia sangat mencintai kamu." "Tapi mas..." "Arsen! Tidak ada salahnya menikahi Cherry, cinta bisa datang karena terbiasa. Lagipula sangat mudah untuk mencintai gadis seperti Cherry. Dia begitu perhatian pada kamu, memperlakukan kamu seperti raja, merawat kamu dan selalu menemani kamu. Mas yakin kamu akan bahagia, karena dia lebih dari segalanya dari Rebecca." "Dia pantas dapat laki-laki yang lebih baik dari aku mas." "Tidak ada laki-laki yang lebih baik dari laki-laki yang dia cintai Arsen. Tolong kali ini kamu dengarkan mas, pertimbangkan semua ini baik-baik, mas beri waktu sampai akhir masa cuti kamu selesai. Jika kamu menolak, maka Cherry akan pergi dan dia tidak akan pernah kembali lagi kesini." "Apa mas?" Arsen tentu sangat terkejut, bagimana mungkin Cherry bisa pergi untuk seterusnya? Lalu kakek dan neneknya bagaimana? "Ya, dia tidak bisa hidup berdekatan dengan orang yang sudah menolaknya." Arsen terpaku, bingung dengan semua ini, demi Tuhan ia harus apa. Menikah dengan Cherry? Bukankah itu adalah hal teraneh dan termustahil yang pernah ia lakukan? *** Setelah obrolannya dengan Gerry, Arsen pun menjadi tak tenang. Setiap berhadapan dengan Cherry ia jadi merasa aneh, sudah tidak diragukan lagi, ternyata tebakannya selama ini benar jika Cherry sedang menyimpan sesuatu. Yaitu menyimpan perasaan padanya. Pantas kelakuan Cherry begitu aneh, Cherry sangat perhatian, begitu lembut memperlakukan dirinya, melayaninya dan tak jarang juga melakukan hal yang cukup agresif padanya. "Om, tangan om besar-besar yah! Gemas banget." Cherry menempelkan tangan besar Arsen dipipinya, hal yang tidak Arsen sadari, namun detik berikutnya tiba-tiba pria itu segera menarik tangannya dengan kasar. "Ini salah Cherry, tidak seharusnya kamu seperti ini." Ujar Arsen dengan tak enak hati, Cherry tentu saja sangat terkejut dengan respon Arsen. "Ma-maksud om?" "Saya sudah tau semuanya, tentang perasaan kamu kepada saya." "Om tau?" Cherry tampak menunduk, ia menunggu respon Arsen selanjutnya. "Ya, mas Gerry yang memberi tau saya. Mas Gerry bahkan meminta saya untuk menikah dengan kamu." "Menikah?" Jantung Cherry mulai terpacu, perasaannya tidak karuan. Ia begitu menunggu jawaban Arsen. Semoga Arsen mau menikah dengannya. "Tolong dengarkan saya baik-baik. Terimakasih, terimakasih karena kamu sudah merawat saya selama ini. Tapi ingat satu hal Cherry, saya hanya menganggap kamu sebagai cucu dari mas Gerry yang itu artinya kamu juga menjadi cucu saya. Tolong hapus perasaan kamu itu, carilah pria yang pantas untuk kamu cintai tapi bukan saya. Setelah Rebecca berkhianat, keinginan saya untuk menikah sudah tak ada lagi. Saat ini saya hanya ingin fokus untuk menata hidup saya seorang diri. Kamu masih muda, masa depan kamu masih begitu panjang, tak semestinya kamu memiliki perasan terhadap pria tua seperti saya. Apa yang kamu harapkan dari pria tua ini? Maaf, saya tidak bisa menikah dengan kamu." Deg Hancur sudah dunia Cherry, airmatanya langsung berjatuhan, gadis cantik itu tak mampu berkata-kata lagi karena terlalu shock mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut Arsen. Cherry bahkan sampai mengepalkan kedua tangannya dengan erat. "Tolong jangan tinggalkan mas Gerry dan mbak Emma, mereka berdua sekarang hanya memiliki kamu satu-satunya. Lebih baik saya yang pergi, saya tidak akan menampakkan diri dihadapan kamu untuk selama-lamanya." Cherry kembali terpaku, tubuhnya langsung lemas seperti tak bertulang. Tak ada yang lebih menyakitkan dari penolakan Arsen. Padahal selama berada didekat pria itu, Cherry begitu merasa sangat bahagia, tapi sekarang kebahagiaan itu seperti direnggut paksa, diambil paksa dari tangan Cherry hingga tak tersisa sama sekali. "Ta-" "Ingat satu hal, kita ini masih satu keluarga, meski tak memiliki ikatan darah, namun saya sudah menganggap kamu seperti bagian dari keluarga saya. Saya rasa perasaan kamu sangat tidak pantas dan sebaiknya kamu berpikir seribu kali untuk terus mempertahankannya karena hal itu percuma saja." Setelah mengatakan hal itu, Arsen pun segera meninggalkan Cherry sendirian dengan luka dalam yang teramat sangat menyakitkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN