Menyambut lautan musuh yang kini datang berderap dari segala arah, dua sosok Serigala Liar, tampak sama sekali tak memasang raut wajah takut.
Justru tajam memandang dalam sapuan singkat pada sudut tertentu. Seperti sedang memilih target.
*Bammm…!!
Mengawali dengan aksi membentur dua ujung kepalan tinju, itu adalah Razak yang tampak selesai menentukan arah.
*Woooshhhh…!!!
Khan Suku Osiris, bergerak terlebih dahulu dalam sentakan kaki keras. Melayang tinggi saat aliran energi Medan Magnet, meletup memberi daya dorong untuk tubuhnya.
*Wuuungg…!!!
*Wuuungg….!!!
Menarik dua tinju sedikit kebelakang, sosok Razak yang tengah menerjang pada gerombolan musuh, melepas pukulan ganda berdaya ledak luar biasa dengan Mana Berlian, sebagai sumber kekuatan.
*BOOOOMMMM….!!!
Lautan musuh, terhempas semburat kesegala arah bersama tinju Razak, menghujam dalam deru ledakan dahsyat.
*Tapp ..
*Bammm…!!!
Sama sekali tak melepas momentum baru ia ciptakan, Razak melanjutkan aksi dengan segera kembali menghujam ujung dua kepalan tinju Gauntlet kembar saat pertama memijak tanah.
"Iron…!"
*Woooshhhh….!!!
Serbuk besi Bunga Udumbara, merebak keluar dari ujung Gauntlet kembar yang masih saling terhimpit satu sama lain.
Keturunan Suku Osiris, melanjutkan p*********n dengan teknik menempa Serbuk Besi Bunga Udumbara.
Menciptakan berbagai serangan dari wujud-wujud senjata atau kepalan tinju besi raksasa.
"Hahhahaha….! Aku tak akan tertinggal!"
Sementara itu, tak ingin kalah dengan Razak, Zota akhirnya juga melakukan aksi menerjang.
*Woooshhhh…!!!
*Boooommmm…!!!
*Boooommmm….!!
Memanfaatkan potensi maksimal tangan kanan serta kaki kiri logam Surgawi miliknya, Zota melesat masuk membelah gelombang musuh.
Meskipun memang serangan-serangan Zota tak sedahsyat Razak, namun itu tampak di eksekusi dengan cukup efisien. Ia memilih tiap pemimpin satuan Kelompok Divisi Bandit Yakuza yang sudah ia kenal semenjak menjadi tahanan Gunung Matahari Terbit.
*Bammmm…!!!
"Tuan Zota, aku tentu tak bisa membiarkan kau terus memberi kerusakan!"
Laju Zota, hanya terhenti ketika itu Guan Liufei menghadang.
"Hahahaha….! Harus kuakui, duel kita memang selalu berjalan seru! Namun, bukankah tak pernah sekalipun kau keluar sebagai pemenang?" ucap Zota.
"Tiap pertarungan, memiliki probabilitas-nya masing-masing! Kondisi serta segala hal kecil, akan mampu menjadi pembeda!" balas Guan Liufei. Menampilkan ekspresi percaya diri saat mulai membuat kuda-kuda dengan senjata tombak ramping-nya.
"Begitu? Maka mari nikmati!" gumam Zota. Tanpa menunda, menerjang maju dengan himpunan energi fisik intens mulai bergejolak liar pada tangan kanan logam Surgawi.
*Tapp…!!
*Woooshhhh…!
Sempat merubah kuda-kuda, Guan Liufei menyambut terjangan Zota, dengan ikut melesat kedepan.
Duel antara Zota dan Guan Liufei, kembali tersaji.
"Hmmmm…!"
Sementara itu, pada sudut tertentu, saat intensitas pertempuran semakin memanas, Boss Besar Bandit Yakuza, tampak mengamati sembari bertahan memasang raut percaya diri.
Rasa percaya diri sosok tersebut, berasal dari pasukan tambahan dalam jumlah besar Bandit Yakuza, terus berdatangan menuju lokasi pertempuran dari berbagai arah pasca tanda sempat ia berikan kini menghiasi langit Gunung Matahari Terbit.
Dalam benak Boss Besar Bandit Yakuza, Monster macam apapun Zota ataupun Razak, itu jelas hanya tinggal menunggu waktu sampai keduanya kehabisan energi, berakhir ditaklukkan.
"Goemon…! Arah atas!"
"Perhatikan langit!"
Baru ketika suara Uesugi Kenshin terdengar untuk memberi peringatan, wajah Boss Besar Bandit Yakuza, sedikit memiliki riak berbeda. Menatap langit.
"Apa itu?" gumam Boss Besar Bandit Yakuza, mengerutkan kening.
*Wuuungg….!!!
Menembus awan, Kapal Perang megah berpendar cahaya emas, melaju turun dengan dua meriam berderak pancaran energi tak biasa, mulai bergejolak hebat.
Melihat sebuah kapal perang melayang di udara, wajah Boss Besar Bandit Yakuza, sepenuhnya berubah buruk. Entah kenapa mendapat satu firasat tak baik.
*Wuuungg…!!!
Dua meriam pada ujung Kapal Perang, sempat mengeluarkan bunyi dengungan nyaring yang menyebar luas di segala penjuru langit, sampai kemudian….
*BOOOOMMMM…!!!
*BOOOOMMMM…!!!
Firasat buruk Boss Besar Bandit Yakuza, nyatanya terbukti saat dua meriam, menembakkan serangan Mana Tanah dahsyat menghujam telak medan pertempuran.
Segera memberi kerusakan berat pada dua sisi lain dari kepungan anggota Bandit Yakuza yang tak dipilih oleh Razak dan Zota dalam aksi menerjangnya.
Kehancuran luar biasa, menjadi pemandangan menyambut visi tiap orang.
*Woooshhhh…!!!
*Woooshhhh…!!!
Tepat setelah tembakan meriam Glory Land Warship menemui sasaran, dua sosok, melompat turun dari atas dek kapal perang yang masih melaju di udara.
*Slaaaassshhh…!!!
*Slaaaassshhh…!!!
Sosok pertama, adalah Miyamoto Musashi, dimana segera melepas sabetan ganda katana bersemayam bunga Udumbara kembar.
Sementara sosok lain, Carl. Melaju turun dengan menunggang peti mati hitam.
*Woooshhhh….!!!
Sang Begundal Dark Guild, segera menyebar deru aliran Mana Kegelapan untuk sekejap diubah menjadi hantu-hantu dalam wujud mengerikan.
Puluhan sosok hantu, bergerak menyebar kesegala arah medan pertempuran. Mulai menagih nyawa.
*Tapp…!!!
Saat Musashi dan Carl telah bergabung dalam kemeriahan, sosok Theo yang berdiri diatas ujung dek Glory Land Warship. Menatap tajam lautan musuh dibawah.
"Ingin mengadu jumlah?" gumam Theo. Seraya membuat gerak mengayun ringan tangan kanan.
*Woooshhhh…!!!
*Woooshhhh….!!!
*Woooshhhh….!!!
Bersama gerak mengayun tangan ringan, ratusan Boneka Bernyawa dengan berbagai wujud, terlontar keluar dari dalam gelang ruang-waktu.
Para Boneka Bernyawa, melaju untuk memasuki medan pertempuran dengan dipimpin oleh tiga Boneka Bernyawa terkuat.
"ROOOOAAAAARRRRR…..!!!!"
Sosok mengerikan Raja Naga Hitam, meraung liar memimpin pada ujung paling depan.
"Levi…!"
Tepat setelah melepas seluruh Boneka Bernyawa, Theo melanjutkan aksi dengan memanggil keluar Leviathan dari dalam tatto segel lengan kiri.
Bocah Kedengkian berwujud senjata Cambuk Es.
*Splash…!!!
Mengarahkan sorot mata untuk menatap tajam sosok Boss Besar Bandit Yakuza, Theo membuat gerak menyentak pada senjata Cambuk Bocah Kedengkian.
*Splash…!!!
*Splash…!!!
Tuan Muda Ketiga House Alknight, bergerak turun dengan bergelayut udara beku pada tiap sapuan cambuk Leviathan.
*Tapp…!!
*Kraaakkk…!!!
Sapuan terakhir saat Theo akhirnya memijak tanah, segera membekukan apapun itu berada disekitarnya. Termasuk ratusan musuh yang sekejap mati terjebak dalam balok es.
"Hmmmm…!"
"Ini hanya akan membuang banyak waktu!" gumam Theo, menatap lautan musuh disekitar dimana terus berdatangan dari segala arah.
"Luna…!"
Merasa perlu menyelesaikan dengan cepat karena permasalahan tubuh sisa Patriarch Perna Sang Phoenix Agung Ras Nefilim juga harus segera diurus, Theo memutuskan untuk memanggil Luna.
"Halo Master…!"
Suara Luna, wujud roh manifestasi dari Gravity Fruit, terdengar dari udara kosong.
"Aktifkan Mode Sintesis!" gumam Theo.
Mengaktifkan Mode tempur terkuat Gravity Fruit.
"Segera laksanakan!"
Suara Luna, kembali menggema bersama sosok transparannya, kini tiba-tiba muncul mengambil posisi melayang dibelakang punggung Theo.
"Mode Sintesis!" ucap Luna. Seraya mengarahkan dua tangan, pada ujung kepala Theo.
*Woooshhhh…!!!
Sebaran Mana Gravitasi, berderak intens pada tangan Luna saat sebuah mahkota perak, sekejap muncul menghiasi kepala Theo.
*Wuuungg…!!!
Bersama kemunculan mahkota, Medan Gravitasi raksasa, meluas seolah tanpa batas untuk mencakup seluruh wilayah Gunung Matahari Terbit.
*Booommmm….!!!!
Gunung Matahari Terbit, sebuah gunung berukuran raksasa dengan wilayah sangat luas, bergetar hebat saat tekanan berat medan Gravitasi, menghujam tak tertahan.
Seluruh Knight berada di lokasi, kini jatuh berlutut. Termasuk bahkan Razak, Zota, serta rombongan Aliansi Serigala lain.
Mode Sintesis Gravity Fruit, datang dengan efek tanpa pandang bulu. Theo tampak masih belum sepenuhnya mampu mengontrol kekuatan puncak dari salah satu Demon Fruit tersebut.
Sosok Theo dalam wujud Sintesis Gravity Fruit, kini mulai melayang diudara bagai seorang dewa agung. Sementara tiap-tiap Knight berada disekitar lokasi, memandang bergetar dalam posisi berlutut.
*Wuuungg…!!!
Energi Mana Gravitasi, segera bergerak seperti terhisap untuk terfokus seluruhnya pada tangan Theo yang kini bergetar hebat saat ia mulai mengangkat tangan kanan.
"Gravity mutlak!"
Rangkaian peristiwa, ditutup dengan Sang Boss Besar Bandit Serigala, menggumamkan satu kalimat sembari membuat gerak mengayun untuk menjatuhkan kembali tangan kanannya.
*Wuuungg…!!!
*BOOOOMMMM….!!!
Energi menekan solid, terlepas untuk membawa deru ledakan dahsyat yang sekejap mata, menghancurkan puncak dari Gunung Matahari Terbit.
Markas Besar Bandit Yakuza, dilenyapkan.
Seperti tak cukup sekedar melenyapkan puncak Gunung, Tekanan Mana Gravitasi, terus menyebar. Hingga pada akhirnya, itu separuh dari Gunung Matahari Terbit, lenyap.
"Bandit Yakuza, mari kita buat menjadi sederhana…!"
Tiap orang, masih menatap dalam sorot tertegun. Berdebar hatinya ketika dihadapkan langsung dengan sebuah kekuatan d******i mutlak saat sosok Theo, individu yang menjadi sumber dari segala kengerian, mulai menggumam kalimat.
"Kalian bisa memilih, tunduk di bawah panji-panji Aliansi Serigala, atau dimusnakan!"