Kehancuran total, menghiasi Gunung Matahari Terbit. Serangan dahsyat Wujud dari Mode Sintesis Gravity Fruit Theo, benar-benar telah merubah kondisi geografis dari Gunung Matahari Terbit.
Setengah bagian dari Gunung yang telah berada di wilayah Fuji Empire selama ribuan tahun, lenyap. Menyisakan kini tanah gersang membentang rata berbatasan langsung dengan wilayah setengah bagian lain yang tak terkena efek hujaman teknik Gravitasi Mutlak.
Pemandangan kontras nan mengerikan, terhampar nyata. Bagian bawah gunung, masih memiliki hutan rimbun. Sementara setengah lainnya, sepenuhnya puing-puing kehancuran.
"Kieeekk….!!!"
"Guuuhhh…!!!"
Suara-suara lolongan panik Gelombang besar Spirit Beast penghuni hutan Gunung Matahari Terbit, mulai terdengar saat tiap dari makhluk-makhluk tersebut, bergerak meninggalkan tempat tinggal mereka.
Didorong oleh insting bertahan hidup alami, para Spirit Beast yang ketakutan, merasa terancam nyawanya, bergerak dalam langkah berderap yang mengguncang wilayah sekitar, untuk kabur, keluar dari Hutan Gunung Matahari Terbit.
Pemandangan mengerikan dari gelombang Spirit Beast bergerak meninggalkan hutan, seolah menjadi penutup rangkaian peristiwa mencengangkan yang baru saja terjadi.
Sementara itu, tiap orang yang berada disekitar lokasi, ratusan anggota kelompok Bandit Yakuza serta beberapa individu lain, kini hanya bisa menatap dalam sorot tertegun.
Berdebar cepat hatinya ketika dihadapkan langsung dengan sebuah kekuatan d******i mutlak yang sungguh berada diluar kapasitas akal sehat mereka dapat terima.
"Bandit Yakuza, mari buat situasi menjadi sederhana!"
Situasi, sempat berkembang hening. Keheningan total yang mencekam. Hingga akhirnya, satu suara terdengar memecah keheningan.
Bertahan melayang di udara dalam wujud penuh d******i bak seorang dewa Surgawi, Sosok Theo, individu yang menjadi sumber dari segala kengerian, mulai menggumam kalimat.
"Kalian bisa memilih satu diantara dua pilihan!"
Seluruh pasang tatap mata, serentak bergerak mengarah kepadanya saat Theo, melanjutkan kalimat.
"Pilih untuk tunduk di bawah panji-panji Aliansi Serigala, atau dimusnakan!"
*Wuuungg….!!!
Menutup kalimat, Sang Boss Besar Bandit Serigala, kembali mengangkat tangan kanan yang sedari tadi, terus bergejolak dalam selimut deru aliran energi misterius yang tak mampu tertangkap mata tiap orang. Tak lain tentu saja adalah deru aliran Mana Gravitasi yang ekslusif hanya bisa dilihat serta dikendalikan oleh pemakan Gravity Fruit. Satu dari Ancient Thing jenis kelima.
*Woooshhhh…!!!
Seolah sedang memberi demonstrasi akhir, Theo sekali lagi membuat gerak menarik tangan kanan kebawah. Menunjuk lokasi sisa dari Gunung Matahari Terbit.
*BOOOOMMMM….!!!
Deru aliran Mana Gravitasi, kembali terhujam membawa intensitas tekanan maha dahsyat. Dalam wujud Mode Sintesis Gravity Fruit, sosok Theo untuk kedua kalinya, mengeksekusi teknik Gravitasi Mutlak. Melenyapkan separuh sisa wilayah Gunung Matahari Terbit.
"Mustahil….!"
"Apa-apaan ini….!"
Melihat peristiwa mengerikan kembali terpampang di hadapannya, seorang Uesugi Kenshin, Tuan Muda Pertama Klan Uesugi yang terhormat, bergumam dengan intonasi nada bergetar, pucat pasih wajahnya dalam kondisi berlutut.
Jika Kenshin menjadi pucat, ratusan anggota kelompok Bandit Yakuza lain yang sebelumnya sudah berlutut, tak kuasa menahan bobot berat tekanan Medan Gravitasi yang membekap seluruh wilayah cakupan Medan Gravitasi dari Wujud Mode Sintesis Luna, kini tak lagi hanya berlutut, sepenuhnya dibekap rasa ngeri, tiap-tiap dari mereka, terjungkal kebelakang.
Setelah tekanan fisik mutlak membuat tubuh mereka tak berdaya, seluruh anggota kelompok Bandit Yakuza, harus menerima nasib kembali diterjang rasa takut yang segera menekan mental masing-masing.
Bagaimana tidak, kejadian yang saat ini terhampar di hadapan mereka semua, bukanlah hal yang wajar untuk terjadi.
Sebuah Gunung raksasa, berserta seluruh hutan yang merupakan ekosistem dari ratusan jenis Spirit Beast tinggal didalamnya, baru saja dilenyapkan hanya dalam tempo hitungan menit.
Dilenyapkan hanya dengan dua ayunan tangan sederhana satu sosok Knight.
"Jika itu adalah gabungan dari beberapa sosok kelas puncak, beberapa sosok Monster Tua bergerak bersama, mungkin akan sedikit masuk akal hal macam ini terjadi!" gumam Kenshin.
"Namun….!"
Menutup kalimat, Uesugi Kenshin menatap dengan sorot bergetar keatas langit. Memandang sosok Theo yang bahkan bukanlah seorang berada dalam tahap Monster Tua. Emperor tahap Langit. Seorang diri mampu menampilkan pertunjukan mengerikan penuh d******i baru terjadi.
"Sepupu… Bayangkan saat sosok Boss Besar Bandit Serigala ini, telah berhasil menembus tingkat Monster Tua!"
Menimpali kalimat tertegun Kenshin, adalah gumaman sepupunya Tomoe, dimana mengucap kalimat yang semakin menambah dingin hati Kenshin.
"Pria ini, berbahaya…!" gumam Kenshin. Tatapannya kepada sosok Theo, berganti dengan riak-riak pemikiran tertentu.
*Woooshhhh….
*Tappp….!!!
Selesai mengucap kalimat ancaman yang bermuara pada dua pilihan bagi seluruh anggota kelompok Bandit Yakuza, Theo yang baru menutup aksi dengan melenyapkan sisa bagian Gunung Matahari Terbit, melakukan pendaratan ringan memijak tanah bersama Wujud Mode Sintesis, perlahan lenyap.
Sosok Tuan Muda Ketiga House Alknight yang juga Boss Besar Bandit Serigala, kembali ke wujud manusia normal berdiri tepat disebelah Zota.
"Aku benar-benar telah menyusahkanmu dengan misi khusus ini!" ucap Theo. Saat melihat bekas luka yang memenuhi sekujur tubuh Zota.
"Boss…! Jangan pernah mengucap kalimat semacam itu lagi!" balas Zota.
"Intruksi khusus darimu, merupakan sebuah kehormatan besar bagiku!"
"Jangan renggut rasa bangga itu dengan menyatakan kau merasa tak enak hati!" tutup Zota. Senyum lebar antusias nan khas, menghiasi wajah salah satu anggota paling loyal kelompok Bandit Serigala tersebut saat ia menyelesaikan kalimat.
Menyambut kata-kata balasan Zota, Theo hanya tersenyum tipis sederhana. Menatap lekat wajah bangga Zota untuk beberapa saat sebelum ganti mengalihkan pandangan kearah sudut lain tertentu.
"Dia?" gumam Theo.
"Benar…!" balas Zota singkat.
Konfirmasi Zota, ditanggapi Theo dengan mulai berjalan dalam langkah perlahan.
Langkah perlahan yang terlihat penuh d******i nyata. Theo berjalan membelah lautan musuh, yang mana segera membuka jalan saat sosok Boss Besar Bandit Serigala tersebut mendekat.
Pemandangan terhampar dari seorang Theo membelah lautan musuh, berkembang terlihat semakin spektakuler saat tiap-tiap dari ratusan anggota kelompok Bandit Yakuza, menundukkan kepala begitu dalam ketika mereka membuka jalan. Sama sekali tak berani untuk menatap langsung sorot mata penuh ketajaman Theo yang sedang tertancap pada satu sosok.
"Boss Besar Bandit Serigala ini, benar-benar sesuatu…!"
Berada ditengah lautan anggota kelompok Bandit Yakuza, Musashi yang sebelumnya turun gelanggang sebagai bagian kelompok pembuka serangan, bergumam menatap takjub kearah punggung Theo.
"Tentu saja! Ada alasan kenapa bahkan sosok seperti Razak, benar-benar hormat dan patuh kepadanya!" balas Carl. Saat mendengar gumaman Musashi.
*Woooshhhh…!!!
*Tapp…!!!
Tiap orang, masih tertegun dalam diam menatap Theo berjalan perlahan membelah lautan musuh saat kejadian tak terduga, tersaji.
"Berhenti…!"
Sosok Guan Liufei, menghadang langkah Theo. Mengarahkan ujung tombak ditangannya, kearah Boss Besar Bandit Serigala.
Aksi penuh nyali Guan Liufei, tentu saja sukses mengejutkan tiap orang. Bahkan Theo sendiri, secara alami menatap dengan sorot terkesan kepada sosok yang kini sedang menghadangnya.
Menyadari kemana arah langkah kaki Theo menuju, Guan Liufei tanggap mengenyahkan seluruh rasa takut untuk memberi punggung bagi sosok pemimpinnya. Sang Boss Besar Bandit Yakuza.
"Menarik…!" gumam Theo. Meskipun terkesan, ia jelas tak membiarkan langkah kakinya terhadang.
*Woooshhhh….!!!
Deru aliran Mana Es pekat, menyebar luas bersama genggaman tangan kanan Theo pada Cambuk Leviathan, mengeras.
*Tapp….!!!
"Boss…! Tolong dengarkan aku dulu…!"
Theo sudah hendak melenyapkan sosok Guan Liufei. Sampai kejadian tak terduga lain, kembali terjadi. Zota melakukan pendaratan untuk memberi punggung kepada Guan Liufei.
"Hmmm….?"
Menyambut aksi Zota, adalah gumaman Theo yang seperti menunggu untuk salah satu anggota kepercayaannya tersebut, melanjutkan kalimat.
"Boss…! Orang ini bernama Guan Liufei!" ucap Zota.
"Guan?"
"Yahh, dia salah satu anggota sisa Klan Guan!" balas Zota.
"Klan Guan ya… Kalian selalu adalah orang-orang berprinsip yang begitu loyal!"
"Tak ragu memberi punggung, mempertaruhkan nyawa untuk sosok yang kalian anggap layak!"
Theo, melanjutkan bergumam untuk kini menatap tajam sosok Guan Liufei.
"Guan Zifei…! Aku menaruh respek dan rasa hormat tertinggi kepadanya!"
"Senior Zifei?"
Mendengar kini Theo menyebut nama Guan Zifei, terlebih mengatakan rasa hormat tertinggi yang jelas bukan sekedar bualan karena disampaikan dalam sorot mata penuh ketajamam, Guan Liufei segera bergetar tubuhnya.