24. Kenangan pahit yang pernah terjadi

1013 Kata

Devan tertawa keras di tengah sunyi malam, berdiri di pemakaman yang gelap dengan cahaya minim. Hanya bayangannya yang terpantul samar di atas tanah basah, sementara pak supir berdiri diam tak jauh darinya, menemaninya dalam keheningan yang mencekam. “Regina, kamu benar-benar berhasil!” Devan mengumpat marah, suaranya penuh amarah dan kepedihan yang tak tertahankan. “Kamu berhasil membuatku jadi pria yang tak punya hati, pria kaya raya, pria yang diinginkan banyak orang!” Suaranya semakin parau, penuh kegetiran. Tapi seketika, kemarahan itu berubah jadi kesedihan mendalam. "Tapi... kenapa, ketika aku akhirnya berhasil, kamu malah pergi meninggalkan aku, Re?" Tangannya mengepal erat, kemudian menghantam tanah di hadapannya dengan putus asa, menumbuk segundukan tanah yang menutupi makam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN