KEHAMILAN TANIA

2168 Kata
Bab 9 dr. Arif Kusuma, yang merupakan dokter keluarga Aditama pun menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada Aryandi. “Tania tidak sakit, akan tetapi ia sedang hamil. Dan usia kandungannya masih muda. Saya sarankan sebaiknya Tania segera melakukan USG untuk mengetahui lebih jelas kondisi kandungannya. Sementara itu, setelah dr. Arif ke luar dari kamarnya, Tania membuka kedua matanya, dilihatnya sekelilingnya, “Bukankan aku tadi sedang berada makam, ibuku. Kenapa aku sekarang aku berada di dalam kamarku.” Tania mengumpulkan ingatannya saat ia sedang berada di pemakaman ibunya. Perlahan kejadian sebelum Ia jatuh pingsan, berputar di kepalanya. Bagaimana pertengkaran yang terjadi dan hinaan dari Drake beserta kedua orang tuanya kepadanya. Tania merasakan dadanya bagaikan diremas-remas. Sungguh, tega sekali mereka kepadanya. Mendengar perkataan dokter Arif, Arsyandi menjadi terkejut. Ia tidak menyangka kalau anaknya sedang mengandung. “Sungguh malang, nasibmu, Nak. Kau harus menjalani kehamilanmu di dalam tahanan. Kau harus kuat demi anak yang sedang kau kandung,” doa Arsyandi dalam hatinya untuk putrinya Tania. “Baiklah, dok. Putriku akan segera melakukan USG, terimakasih banyak, dok,” kata Arsyandi. Kemudian dr.Arif pun pergi meninggalkan kediaman keluarga Aditama, dengan diantarkan pengurus rumah keluarga Aditama hinggga, ke depan pintu. Arsyandi memasuki kamar Tania, dihampirinya Tania yang sedang tertidur lelap, dielusnya lembut rambut Tania. Dengan menahan rasa sesak di d**a di tatapnya wajah lelah dan pucat Tania. “Anakku, betapa malang nasibmu, dimasukkan ke tahanan oleh suamimu sendiri dan mertuamu dalam keadaan hamil.” “Maafkan, ayah yang sudah salah memilihkan suami untukmu. Ayah telah salah dengan menjodohkanmu dengan Drake. Namun, anak yang kau kandung bukanlah sebuah kesalahan. Jadilah anak ayah, sebagai wanita yang kuat, biarpun banyak ujian menimpamu, tetapi itu semua untuk membentukmu menjadi wanita yang hebat dan kuat.” Kemudian dikecupnya kening Tania, lalu iapun beranjak keluar dari kamar Tania. Setelah ayahnya keluar dari kamarnya, Tania membuka kedua matanya Tanpa dapat ditahan airmatanya menetes. Sebenarnya, ia telah bangun ketika ayahnya memasuki kamarnya. Namun, ia berpura-pura tidur. “Jadi, aku sedang hamil,” kata Tania sambil mengelus lembut perutnya yang masih rata. “Nak, kelak kau lahir jadilah sebagai penguat untuk ibu, kita akan buat kakek bangga, dan akan kita buat daddymu juga kedua orang tuanya mereka menyesal, karena telah memfitnah ibu.” Tania bertekad dalam hatinya, kalau ia tidak akan mengecewakan ayahnya lagi. “Ayah, aku akan membuatmu bangga, aku akan menjadi seorang wanita yang kuat seperti yang kau inginkan. Drake Meier, akan kuhapus namamu dari hatiku, dan anakku tidak memerlukan pengakuan dari keluarga Meier.” Perusahaan Meier construction and company Daniel, sepupu Drake yang juga saingan berat Daniel dalam segala hal. Tampak duduk di ruang direksi Meier. Semenjak kecil Daniel dan Drake selalu bersaing, baik dalam hal prestasi di sekolah hingga pekerjaan. Daniel sangat membenci Drake, karena ia merasa kakek mereka David Meier lebih menyayanginya, da nada hal yang membuat Daniel sangat membenci Drake. Ia juga menganggap Drake merebut perhatian ayahnya. Ayahnya selalu membandingkan dirinya dengan Drake dan ia dianggap selalu gagal. Disinilah ia sekarang berada, di ruang direksi Meier, ia berhasil meyakinkan beberapa pemegang saham Meier construction and company, serta para investor agar melakukan rapat kembali untuk mempertanyakan kredibilitas Drake sebagai seorang CEO di perusahaan. Di tempat lain, Drake merasa tidak tenang saat melihat Tania jatuh pingsan di pemakaman tadi. “Sialan Drake, kemana hatimu. Dia mantan istrimu, mengapa kau terus-terusan menyakitinya,” Sisi baik dari hati Drake berbicara. Drake segera memasuki mobilnya, didudukkan dirinya di jok mobil, dipukulnya setir mobil dengan keras. Drake menyugar rambutnya dengan kasar. “Sial!” Umpat Drake, dengan kasar. Drake mendengar gawainya berdering, dilihatnya identitas penelpon, ternyata itu adalah Sam, orang kepercayaanya. “Hello, ada apa Sam?.” “Tuan, anda harus segera ke kantor, dewan direksi dan para investor kembali mengadakan rapat dadakan. Mereka mengharapkan kedatangan Anda segera. Saat ini mereka semua sudah berkumpul di ruang rapat.” “Sialan, Sam, apa-apaan ini, tidak cukupkah rapat kemarin.” Umpat Drake kasar. “Maaf, Tuan. Saya tidak tahu kenapa mereka mengadakan rapat kembali. Namun, sepertinya sepupu anda Daniel telah berhasil meyakinkan para dewan direksi dan para investor untuk mempertanyakan kepemimpinan anda sebagai seorang CEO. “Baiklah, 15 menit lagi aku akan tiba di kantor.” Drake kemudian menelpon Gilbert, Dad, saat ini para dewan direksi dan para investor sedang berkumpul. Mereka ingin diadakannya rapat kembali. Apakah Dady sudah mengetahui hal ini?” tanya Drake kepada Daddynya. “Apa?” tanya Gilbert. “Bagaimana bisa, bukankah mereka sudah tidak mempermasalahkan lagi skandal yang terjadi di resort Raja Ampat, baiklah dady akan segera menuju ke kantor kita hadapi ini semua bersama-sama dan kita selidiki ada apa sesungguhnya.” Dalam hatinya Gilbert merasa geram, ada yang ingin bermain-main dengan keluarganya. Akan tetapi, ia akan mencari tahu siapa orang itu, meski keluarganya sendiri akan ia buat orang tersebut mendapatkan balasan. “Jaka, kita langsung ke kantor, setelah itu kau antarkan Nyonya ke rumah.” Perintah Gilbert kepada sopir pribadinya. “Baik, pak. Siap!” Kantor Pusat Meier Construction and Company Setibanya di kantor pusat Meier, Drake dan Gilbert segera menuju ke ruang rapat. Ketika memasuki ruangan itu, ternyata ruang rapat telah dihadiri para dewan direksi dan para investor. Drake dan Gilbert segera duduk menempati kursi mereka masing-masing. “Maafkan, keterlambatan kami. Kami tidak mengetahui akan adanya rapat dadakan ini.” Sindir Gilbert kepada mereka semua. Karena semua sudah hadir saya rasa kita dapat memulai rapat ini. Lanjut Gilbert. “Saya persilahkan kepada kalian semua untuk menyampaikan apa yang menjadi alasan diadakannya rapat darurat ini, bukankah pada pertemuan sebelumnya kita telah menyepakati tidak ada masalah berarti akibat skandal yang lewat.” “Akulah yang meminta rapat dadakan ini diadakan paman.” Kata Daniel berani. Aku meragukan kepemimpinan Drake sebagai seorang CEO, karena ia tidak dapat membedakan urusan pribadi dan pekerjaan.” “Apa maksudmu?,” Ucap Drake dengan emosi dan tatapan yang tajam ke arah Daniel. “Bukankah itu benar, di saat resort yang baru dibangun dan diresmikan terbakar kau tidak peduli sama sekali. Kau tidak memikirkan bukan, apakah ada pekerjamu yang menjadi korban jiwa atau terluka, apakah api melalap seluruh resort atau hanya sebagian?, apakah itu tindakan seorang pimpinan yang baik. Kau memberikan contoh yang buruk Drake sebagai seorang pimpinan. Kau lebih mengutamakan kekasih gelapmu dibandingkan orang-orang yang memberikan kepercayaan kepadamu.” Ucap Daniel dengan kalem. Senyum sinis tersungging di bibirnya. “Bagaimana jika para karyawan Meier, berfikir tidak apa-apa berselingkuh, bosku juga berselingkuh. Tidak mungkin bos akan memecatku, ia sendiripun berselingkuh. Bukankah perselingkuhan dapat menjadi contoh yang buruk!” Sindir Daniel. Drake menggeram marah, emosinya sudah naik diubun-ubun, ingin rasanya Ia ingin menghajar sepupunya itu. “Tindakan perselingkuhanmu yang secara terang-terangan ini, memang tidak dapat dibenarkan, Drake. Tindakanmu dapat memberikan contoh yang buruk bagi perusahaan.” Ucap Simon, paman Drake yang merupakan adik dari Gilbert. “Aku tahu, tindakan perselingkuhanku tidak dapat dibenarkan. Namun aku menyelamatkan kekasihku yang hampir meninggal, mengenai keadaan resort ada orang kepercayaanku yang mengurusnya. Bukankan kalian semua sudah mendapatkan laporannya bahwa tidak ada yang menjadi korban jiwa akibat kebakaran itu. Resort yang terbakarpun jumlahnya tidaklah banyak, meski kita mengalami kerugian, tetapi hal itu tidak mempengaruhi kondisi keuangan peusahaan.” Papar Drake. “Apakah kau yakin tidak ada korban jiwa Drake?, apakah kau yakin anak buahmu memberikan laporan yang akurat?” Tanya Daniel kepada Drake. “Tentu saja, aku percaya dengan laporan dari orang kepercayaanku.” “Wel, kalau begitu bersiaplah menerima berita buruk, untukmu Drake Meier,” ucap Daniel. Ia lalu menyuruh orang kepercayaan sekaligus sahabatnya Jason untuk memutar sebuah video. Tolong redupkan lampunya perintah Daniel. Layar proyektor kemudian dinyalakan. Layar tersebut memperlihatkan bagaimana kekacauan suasana yang terjadi di resort saat terjadi ledakkan. Ledakkan terjadi pada soundsytem untuk peresmian resort yang menimbulkan percikan api dan menjalar begitu cepat ke beberapa resort yang memang terbuat dari bahan alam yang mudah terbakar api. Kamera kemudian menyorot saat seorang pria tidak dikenal tertimpa tiang resort yang roboh. Proyektor kemudian dimatikan. Daniel dengan senyum sumringah menampilkan lesung pipitnya berucap. “Well, bagaimana Mr.Drake Meier, bisakah anda menjelaskan kepada kami semua.” Betapa terkejutnya Drake melihat tayangan tersebut. Wajahnya memerah karena emosi. Ditatapnya Derian dengan tatapan setajam laser. “Darimana kau dapat rekaman itu, dan bagaimana caranya?, apakah kau ada di sana?, apa yang kaulakukan di sana?” Drake mencecar Daniel dengan pertanyaan bertubi-tubi. “Wow, santai, bro. Aku memang ad di sana pada saat kejadian, aku juga pemegang saham bukan, tidak ada larangan bagiku untuk hadir pada saat pembukaan resort, sama sepertimu aku juga bersenang-senang selama di Raja Ampat. Namun, bedanya aku denganmu, aku masih sendiri tidak beristri, apa yang kulakukan untuk bersenang-senang sah-sah saja, selama aku dan teman wanitaku melakukannya atas dasar suka sama suka.” Ucap Daniel santai, ia sama sekali tidak terintimidasi dengan tatapan Drake yang menusuk. Sementara itu, para pemegang saham lainnya, yang terdiri atas keluarga besar Meier merasa sangat terkejut dengan rekaman video tersebut. Para investor yang hadir juga terkejut dan mereka merasa dibohongi oleh Drake dan Gilbert Meier. “Bisa anda jelaskan, tuan Drake Meier, bagaimana mungkin anda tidak mengetahui ada korban dari peristiwa ledakkan di resort Raja Ampat?. Sebegitu pentingnyakah selingkuhan anda, hingga anda mengabaikan investigasi secara mendalam atas peristiwa ledakkan yang terjadi di resort. Anda begitu saja percaya dengan laporan orang-orang anda, tanpa mengecek kebenaran laporan mereka secara langsung.” Ucap Bili, salah satu investor di Meier property and company. “Bisa saja bukan, anak buah anda membuat laporan hanya untuk membuat anda senang, kami benar-benar kecewa dengan kinerja anda kali ini, tuan Drake Meier.” Kevin, investor lainnya turut bersuara. Terjadi kehebohan dari peserta rapat. Mereka masing-masing mengemukakan pendapatnya. Gilbert Meier, yang merasa anaknya, Drake dalam posisi terjepit, mengambil alih pimpinan rapat. Diketuknya gelas dengan sendok. “Attention, please!!!.Ucapnya. Kami baru mengetahui, adanya korban dalam peristiwa ledakkan dan kebakaran di resort Raja Ampat, kesalahan saya dan Drake tidak mengecek di lapangan secara langsung kondisi sebenarnya di resort. “Kami meragukan kredibilitas Drake sebagai seorang pimpinan, dan kami mengusulkan agar Drake sebagai CEO untuk diganti.” Ucap Victor, yang juga merupakan investor yang menanamkan sahamnya dalam pembangunan resort Raja Ampat. Para dewan direksi dan investor lainnya menyetujui usulan tersebut. Sementara Drake hanya duduk terdiam di tempatnya. Kali ini, ia mengakui kesalahan dan kelalaiannya sebagai seorang CEO, dimana tidak seharusnya ia mengabaikan begitu saja orang-orang yang berada dalam kepemimpinannya dan juga abai dengan kondisi resortnya, karena dibutakan oleh kekasihnya. Gabriel menghela nafas dengan berat, ditatapnya Drake dengan rasa kecewa. Namun, bagaimanapun juga Drake adalah putranya, pewaris tunggal Meier Property and Company, tak akan dibiarkannya anaknya terpuruk, akibat kejadian ini. “Saya, yang akan mengambil alih kepemimpinan Meier Property and Company, sementara Drake akan saya istirahatkan hingga investigasi dan permasalahan pribadinya selesai. Saya juga akan memerintahkan orang-orang terbaik saya untuk melakukan investigasi secara mendalam mengenai ledakkan dan kebakaran di resort Raja Ampat. Apakah ada sabotase dari peristiwa ledakkan dan kebakaran tersebut.” “Daniel, setelah ini kita akan berbicara berdua, ada banyak hal yang ingin saya tanyakan langsung denganmu.” Ucap Gabriel. “Saya rasa pertemuan kali ini kita akhiri sampai disini, saya berjanji dalam waktu satu bulan, kalian akan mendapatkan hasil investigasi yang akurat dari peristiwa ledakkan dan kebakaran di resort Raja Ampat. Keputusan yang berat bagi Gilbert untuk meresign, Drake dari jabatannya sebagai CEO. Namun, mau bagaimana lagi, demi nama baik Meier dan perusahaan ia harus melakukan hal tersebut. Setelah peserta rapat meninggalkan ruang rapat, tertinggal Gilbert dan Daniel. Mereka duduk berhadapan. “Apa yang ingin paman tanyakan?.” “Aku tidak tau apa permainanmu, Daniel, kau keponakanku, aku menyayangimu. Kuharap kau tidak terlibat dengan pristiwa Raja Ampat.” “Apakah paman menuduhku terlibat, hanya karena aku menunjukkan rekaman video peristiwa ledakkan dan kebakaran di resort. Bagaimana mungkin paman berfikiran serendah itu denganku.” “Paman tidak menuduhmu, paman hanya mengingatkanmu, apapun yang kau lakukan selalu ada resikonya bukan!. Paman ingin tahu darimana kau mendapatkan rekaman video itu, dan bagaimana bisa rekaman video itu ada padamu.” Tanya Gilbert bertubi-tubi. Dengan santai, tanpa ada rasa terintimidasi sama sekali, Daniel berucap. “Aku kebetulan pada saat itu berada pada waktu dan tempat yang memungkinkanku untuk melihat langsung. Bagaimana aku mendapatkan rekaman video itu, aku sendirilah yang merekamnya, mengapa, karena kebetulan aku membawa handycam milikku. Saat itu aku sedang memvideo keindahan pemandangan di sekitar resort, ketika terjadi ledakkan kualihkan kameraku untuk memvideo kejadian tersebut. Paman dapat melihat isi rekaman video milikku.” “Kalau paman ingin mencek dimana aku menginap, silahkan saja, aku di sana bersenang-senang, seperti kataku tadi. Kurasa paman tidak keberatan bukan aku bersenang-senang dengan wanita. Dengan terkekeh Daniel mengucapkan hal itu, disertai kedipan sebelah matanya kepada Gilbert. “Huh, dasar anak muda.” Gilbert pun tersenyum mendengar candaan Daniel. Gilbert sangat menyayangi Daniel. Ia menganggap Daniel seperti putranya, ia yang merawat Daniel semenjak orangtua Daniel meninggal akibat kecelakaan 15 tahun yang lalu. Ia juga mengetahui, hubungan Daniel dan Drake tidaklah baik, dan ia sangat menyayangkan hal tersebut. “Kau, boleh pergi. Berhentilah bersaing dengan Drake, kalian itu bersaudara. Kalian harus saling menyayangi dan membantu.” Ucap Gilbert dengan tatapan mata yang tajam kearah Daniel.” “Tentu saja, paman. Paman tidak perlu khawatir.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN