Malam menunjukkan pukul 10. Adrena menangis didalam tidurnya, terlalu berat semua hal yang datang kepadanya, ia mengira ia bisa mendapatkan kasih sayang setelah dicampakkan Agung, namun ia terus mendapatkan masalah. Dunianya benar-benar hancur, tak ada yang bisa ia lakukan selain berpasrah pada ketentuan Allah. Pagi menunjukkan pukul 9, Adrena mendengar suara pentongan polisi yang seolah membangunkan mereka semua, Adrena membuka pejaman matanya, tubuhnya terasa sakit semua ketika ia memposisikan dirinya untuk duduk. Adrena mengedipkan matanya dan melihat pria yang kini berdiri didepannya. Pria itu pria yang tak ia kenal, mengenakan kacamata dan tersenyum kepadanya. Bahkan pria itu membungkukkan badannya kepada Adrena. “Ka-kamu siapa?” tanya Adrena. “Nama saya Siswar, saya adalah pengac