37 Hari Sebelum Persidangan
Feli menolehkan kepalanya ke arah Ken yang sedang sibuk dengan ponsel yang menempel di telinganya. Sekalipun sedang mengambil libur, sepertinya Ken tetap tidak bisa lepas drai pekerjaannya. Beberapa kali Ken terlihat mengernyitkan dahinya seakan dia sedang memikirkan sesuatu yang penting.
Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Iya, sekalipun Ken sudah berusaha untuk meluangkan waktunya agar dia bisa pergi keluar bersama dengan Feli, tampaknya pria itu masih belum bisa melepaskan tanggung jawabnya begitu saja.
Feli jadi merasa bersalah karena dia harus meninggalkan teman-temannya untuk berlatih sendiri sementara Feli malah menemani Ken yang sibuk dengan ponselnya sendiri.
Iya, Ken memang mengajak Feli secara tiba-tiba. Pria itu baru mengabari kalau dia ingin bertemu dengan Feli beberapa jam sebelum pria itu datang ke rumah Feli. Ken membuat Feli tidak memiliki pilihan lain selain izin pada teman-temannya. Feli harus meninggalkan teman-temannya yang sekarang sedang berlatih di studio. Ah, Feli jadi merasa bersalah.
“Feli, maafkan aku.. aku harus ke kantor sekarang. Ada sesuatu yang tidak beres..” Kata Ken sambil menatap Feli pandangan menyesal.
Feli mengernyitkan dahinya. Ke kantor? Bukankah seharusnya mereka menghembuskan waktu seharian ini dengan jalan-jalan keliling kota?
Kenapa Ken selalu saja mementingkan pekerjaannya?
Feli memejamkan matanya selama beberapa detik. Astaga, Feli sampai tidak sadar. Dia seharusnya mengerti dengan keadaan Ken. Pria itu memang sedang sangat sibuk. Kenapa Feli malah kesal padahal selama ini Feli sudah mengerti keadaan Ken?
Feli menghembuskan napasnya dengan pelan lalu menolehkan kembali kepalanya untuk tersenyum ke arah Ken.
“Apakah ada masalah yang serius?” Tanya Feli.
Ken terlihat kebingungan ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Feli. Feli jadi bingung sendiri, apakah memang ada hal buruk?
Sebagai seorang pengacara, selama ini Ken memang selalu menjaga masalah pribadi kliennya. Ken tidak pernah menceritakan apapun pada Feli jika itu menyangkut masalah hukum yang sedang dia tangani. Tapi entah kenapa sekarang Feli sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Ken. Pria itu terlihat panik seakan ada hal penting yang ingin dia katakan.
“Ken?” Feli kembali bersuara setelah beberapa detik kemudian.
“Hari ini, aku, Kakakmu, dan Kakakku, hari ini kami bertiga tidak masuk ke kantor..” Kata Ken dengan pelan.
Feli mengernyitkan dahinya.
Sejak kemarin, Feli memang belum bertemu lagi dengan Kakaknya. Iya, Feli tahu kalau dari kemarin Farel sudah tidak masuk bekerja. Tapi Rosaline? Apa yang membuat wanita itu tidak masuk ke kantor? Apakah ada hal yang sedang mengganggunya?
Ketika Feli mengetahui jika sekarang Rosaline memilih untuk tinggal sendirian di apartemen, sebenarnya Feli merasa sangat khawatir. Bagaimanapun juga Rosaline adalah seorang wanita, sekuat apapun dia, Rosaline tetap tidak seharusnya tinggal sendirian di apartemen.
“Apa? Ada apa dengan mereka?” Tanya Feli sambil menatap Ken dengan pandangan kebingungan.
Iya, Farel memang sedang dalam masalah sekarang. Feli tahu akan hal itu. Hanya dengan melihat kekacauan Kakaknya dua hari yang lalu. Feli tahu kalau Farel memang sedang mengalami satu masalah yang tidak ingin dia bagi dengan siapapun, termasuk dengan Feli. Tapi Feli sama sekali tidak menyangka kalau Kakaknya menghilang selama dua hari ini. Farel tidak bisa dihubungi, pria itu juga tidak masuk bekerja. Ada apa sebenarnya? Kenapa Kakaknya terlihat sangat berbeda belakangan ini?
Selama ini Farel tidak pernah melewatkan satupun masalah yang sedang Feli hadapi. Dalam setiap hal, Feli tidak pernah sendirian. Kakaknya akan selalu ada bersamanya. Farel akan selalu menjadi orang pertama yang datang kepadanya setelah tahujika Feli sedang dalam masalah. Tapi sekarang, ketika Farel yang memiliki masalah, kenapa Feli sama sekali tidak tahu?
Di saat Feli membagi segala hal dengan Farel, kenapa Kakaknya itu tidak melakukan hal yang sama?
“Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Hari ini ada sidang penting yang seharusnya dihadiri oleh Farel. Pria itu tidak bisa dihubungi, aku harus ke pengadilan untuk menggantikan dia..” Kata Ken dengan pandangan cemas.
Ini sama sekali tidak masuk akal. Farel bukan tipe orang yang bisa lalai terhadap pekerjaannya.
“Aku harus mengantarmu pulang sekarang. Maafkan aku, Feli..” Kata Ken sambil melajukan mobil yang mereka kendarai.
Feli masih belum bisa mengerti dengan apa yang terjadi. Kenapa Kakaknya bisa lari dari tanggung jawab yang sebesar ini?
Bagaimana mungkin Ken bisa menggantikan Farel sementara Ken sama sekali tidak mengerti kasus apa yang sedang ditangani oleh Farel?
Ini sangat kacau.
“Tidak, Ken. Kita harus ke apartemen Kakakku. Aku yakin dia ada di sana..” Kata Feli sambil menatap Ken.
Ken tampak fokus dengan jalan yang ada di depannya. Iya, kali ini Ken memang melajukan mobil mereka dengan kecepatan di atas rata-rata. Selama ini Feli memang tidak pernah menolak ketika harus mengendarai mobil dengan kecepatan seperti ini, tapi biasanya Ken tidak pernah membawa mobil secara kebut-kebutan.
“Tidak ada waktu lagi, Feli. Jalan ke apartemen Farel berlawanan arah dengan jalan ke pengadilan. Aku bisa terlambat..” Kata Ken dengan suara yang mulai tidak tenang.
Tidak, Ken tidak akan bisa menangani kasus yang harusnya ditangani oleh Farel. Mereka memang seorang pengacara hebat, tapi Ken pasti tidak benar-benar mengerti dengan kasus Farel. Hanya Farel sendiri yang bisa menyelesaikan persidangan hari ini. Feli tahu kalau Ken malah melakukan kesalahan. Itu sama sekali tidak baik..
“Ken, aku memang tidak mengerti dengan kasus yang ditangani oleh Kakakku. Tapi aku yakin kalau hanya dia yang benar-benar mengerti kasus ini. Dia yang sudah melakukan penyelidikan, dia yang harus memimpin persidangan ini..” Kata Feli sambil tetap berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri ketika Ken melakukan manuver tajam saat pria itu mendahului sebuah truk besar lalu secara tiba-tiba harus berbelok ke arah kiri. Ken benar-benar membuat Feli merasa ketakutan sekarang.
“Aku tidak punya waktu lagi, Feli. Aku hanya memiliki waktu 3 jam dari sekarang. Aku harus segera sampai ke pengadilan lalu mempelajari beberapa hal yang perlu aku ketahui untuk memimpin persidangan hari ini. Kalau kita datang ke apartemen Kak Farel, bagaimana jika dia tidak ada di sana? Apakah kamu bisa memastikan dia ada di sana ketika ponselnya saja tidak aktif sejak dua hari yang lalu?”
Feli benar-benar merasa tersudut sekarang ini.
Dalam setiap masalah yang terjadi, Ken tidak pernah terlihat sepanik ini.
Iya, persidangan memang bukan hal main-main, kalau Ken melakukan kesalahan sedikit saja, keadilan tidak akan bisa ditegakkan. Mau bagaimanapun juga, Ken harus melakukan yang terbaik sekarang karena Farel sama sekali tidak bisa dihubungi.
“Baiklah, turunkan saja aku di sini. Aku akan pergi ke apartemen Kakakku, kamu harus melanjutkan perjalanan ke pengadilan. Tidak perlu mengantarku ke apartemen Kak Farel ataupun mengantar aku pulang. Nanti aku akan mengabarimu kalau memang ada hal baik yang bisa aku beri tahukan..” Kata Feli sambil menatap Ken.
Kalau memang Ken tidak memiliki waktu untuk datang ke apartemen Farel, Feli sendiri yang akan datang ke sana. Feli akan melihat bagaimana keadaan Kakaknya karena jujur saja Feli merasa sangat khawatir dengan apa yang terjadi. Benar, ponsel Farel memang tidak aktif sejak dua hari yang lalu, tapi Feli yakin kalau dia bisa menemukan Kakaknya di apartemennya.
“Feli, jangan membuat aku berada di dalam situasi yang sulit.” Kata Ken dengan pelan.
Feli langsung menggelangkan kepalanya dengan pelan.
Tidak, Feli tidak sedang berusaha membuat Ken berada di dalam situasi yang sulit. Feli sama sekali tidak masalah kalau dia harus turun dan melakukan perjalanan ke apartemen Farel seorang diri. Feli tidak sedang memberikan ancaman untuk Ken.
Ken harus segera sampai di pengadilan karena mereka harus mempersiapkan skenario terburuk jika memang Farel benar-benar tidak bisa datang. Sementara itu, Feli akan berusaha mencari Farel.
“Tidak, Ken. Bukan begitu maksudku.. tolong turunkan aku di sini, kamu harus segera ke pengadilan, aku akan mencoba untuk mencari Kakakku. Kalau memang dia tidak bisa datang, kamu yang harus menggantikan dia. Tapi aku berjanji kalau aku akan berusaha menemukannya..” Kata Feli sambil terus menatap Ken dengan pandangan meyakinkan.
Feli tahu kalau Ken tidak akan bisa menurunkan Feli begitu saja. Tapi sekarang mereka sedang dikejar oleh waktu, Feli harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan ini.
“Feli..”
“Aku mohon Ken, turunkan aku..” Kata Feli sekali lagi.
Kurang dari dua detik kemudian Ken langsung meminggirkan mobil mereka. Pada akhirnya, Feli harus melanjutkan perjalanan ini sendiri.
Feli sama sekali tidak marah ketika Ken terpaksa menurunkan Feli di pinggir jalan, Feli mengerti dengan keadaan Ken saat ini.
Mempelajari tentang suatu masalah adalah hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Ken hanya punya 3 jam saja, pria itu harus langsung memahami tentang apa yang terjadi. Feli tidak akan membiarkan persidangan hari ini jadi kacau karena kelalaian Kakaknya. Feli harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan ini.
Feli mengeluarkan ponselnya untuk memesan taksi. Baiklah, Feli harus menyiapkan dirinya sendiri karena kemungkinan besar, Feli akan melihat kekacauan yang selanjutnya..