40 Hari Sebelum Persidangan
Feli melangkahkan kakinya sambil bersenandung dengan ceria ketika satu tangannya menggenggam tangan Caleb dan tangan yang lainnya menggenggam tangan Ken.
Feli menatap ruang kelas yang ada di depannya, ini adalah ruangan Caleb. Seperti yang dia janjikan, Feli sekarang sedang berdiri di depan kelas Caleb.
Pria itu tenatap Feli sambil tersenyum. Feli membalas senyuman Caleb yang terlihat sangat tulus. Kadang manusia memang tidak mengerti dengan pikiran manusia yang lain. Tapi sekarang Feli merasa kalau dia sangat mengerti dengan pikiran Caleb. Pria itu sangat murni dengan pikirannya yang baik, tidak pernah ada satupun niat buruk yang timbul di dalam pikiran Caleb karena satu-satunya hal yang dia sukai adalah menyenangkan orang lain. Iya, Tuhan memang menciptakan manusia dengan banyak sekali kekurangan. Tapi Tuhan juga memberikan banyak kelebihan yang luar biasa pada orang itu.
“Sekarang Kak Caleb harus sekolah. Feli mau ikut Ken kerja dulu, ya..” Kata Feli sambil menatap Caleb yang sedang berdiri di sampingnya. Pria itu menganggukkan kepalanya lalu berjalan dengan cepat menuju ke dalam ruangan kelasnya. Ketika dia sudah duduk, Caleb langsung melambaikan tangannya kepada Feli.
“Kita berangkat bekerja, Pak pengacara?” Tanya Feli sambil menatap Ken yang juga sedang berdiri di sampingnya.
Ken tertawa dengan pelan, pria itu lantas merangkulkan tangannya untuk melingkari bahu Feli lalu melangkahkan kaki mereka bersama untuk berjalan menuju mobil.
Hari ini Feli memang tidak ada satupun kesibukan. Seperti yang biasa dia lakukan ketika dia memiliki pekerjaan, Feli akan ikut ke kantor Ken untuk menunggu pria itu bekerja seharian. Feli suka berada di kantor itu karena bukan hanya bertemu dengan Ken, Feli juga bisa bertemu dengan Rosaline dan juga Farel. Sekalipun hubungan Ken dan Rosaline sedang tidak terlalu baik, Feli tidak ingin mencampuri urusan dua saudara itu dengan ikut bersikap dingin pada Rosaline. Sebisa mungkin Feli akan berusaha kembali mendekatkan Rosaline dan juga Ken. Iya, masalah yang sedang ada di antara Ken dan Rosaline memang melibatkan dirinya juga, tapi Feli sama sekali tidak ingin ikut menjauhi Rosaline. Baginya, Rosaline adalah seorang Kakak perempuan yang sangat baik, Feli tidak ingin hubungan mereka jadi renggang. Feli mengetahui keadaan Rosaline saat ini, tapi dia sama sekali tidak bisa melakukan apapun.
Ah, Feli juga senang ada di kantor Ken karena dia juga bisa bertemu dengan Kakak kandungnya sendiri. Farel sangat jarang pulang ke rumah. Pria itu lebih memilih tinggal di apartemen karena merasa kalau dia sudah dewasa. Kakaknya itu juga sama sibuknya dengan Ken sehingga mereka semakin jarang bisa menghabiskan waktu seperti saat mereka masih kecil. Feli ingin menemui Kakaknya lalu berbicara seperti biasanya, lagi pula Feli juga sudah mengenal semua orang yang bekerja di firma hukum itu karena dia sangat sering datang ke sana.
“Kamu mau beli sesuatu dulu? Mau beli makanan ringan supaya tidak bosan?” Tanya Ken ketika mereka sudah duduk berdampingan di dalam mobil.
Feli menggelengkan kepalanya. Sebenarnya, sekarang ini Feli sedang ingin melakukan diet ketat agar nanti ketika hari pernikahannya, Feli bisa tampil sangat cantik dengan tubuhnya yang indah. Entahlah, Feli hanya ingin saja melakukan itu.
“Kenapa tidak? Kamu bisa bosan kalau seharian hanya mengikuti langkahku saja..” Ken mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Feli. Pria itu menyingkirkan beberapa anak rambut yang ada di dahi Feli.
Feli tersenyum, iya.. dia sangat ingin menghabiskan waktu dengan Ken. Dia ingin setiap hari bisa bertemu dengan Ken dan bermanja-manja dengan kekasihnya itu. Mau bagaimana lagi? Mereka berdua sama-sama sangat sibuk. Feli sering ke luar kota bersama dengan teman-teman bandnya, sementara itu Ken juga selalu sibuk dengan pekerjaannya. Ada banyak sekali hambatan yang membuat mereka jadi sulit meluangkan waktu seperti ini.
Feli baru pulang dari tour yang dia lakukan bersama dengan teman-temannya, untuk hari ini dia sama sekali tidak memiliki pekerjaan apapun jadi dia ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Ken. Feli sadar kalau Ken memiliki banyak sekali pekerjaan yang membuat kekasihnya itu sulit membagi waktu, karena sekarang Feli sedang libur dia ingin selalu berada di dekat Ken.
Iya, hanya hari ini saja.. Besok Feli sudah memiliki sederet jadwal padat yang sama sekali tidak bisa dia tinggalkan.
“Aku tidak bosan karena aku bersama denganmu..” Kata Feli sambil tersenyum manis.
Ken tertawa pelan lalu mencubit pipi Feli dengan tangannya.
Mereka memang lebih suka menghabiskan waktu dengan bercanda seperti ini. Tapi, kesibukan mereka berdua membuat Feli dan Ken sama sekali tidak bisa berkutik.
Betapa menyenangkannya orang lain yang bisa berpacaran tanpa mengalami hambatan apapun.
“Memang begini susahnya kalau punya pacar seniman. Apapun yang dia katakan, rasanya seperti mendengar sebuah lagu romantis” Feli membelakkan matanya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ken. Pria itu memang tidak pernah mengatakan kalimat romantis, tapi apa yang sering dilakukan oleh KEN sudah lebih dari cukup untuk membuat Feli merasa tersanjung.
Setelah bertahun-tahun tidak menjalin hubungan asmara dengan seorang pria, Feli pada akhirnya memilih untuk menjatuhkan hatinya pada seorang pria tampan yang baik hati dan juga seorang pekerja keras yang sangat hebat. Ken, namanya adalah Ken.
Feli pernah berpacaran ketika dia masih SMA. Namanya Yuda, dia adalah pacar pertama Feli. Hubungan mereka hanya bertahan kurang dari satu tahun, tapi setelah beberapa tahun kemudian, mereka kembali bertemu dan sekarang malah berada di dalam band yang sama. Kadang Feli menerima banyak pertanyaan mengenai bagaimana rasanya ketika dia harus bekerja di dalam band yang sama dengan mantan kekasihnya sendiri. Sebenarnya sama sekali tidak ada rasa canggung diantara mereka karena setelah putus, Tuda dan Feli tetap menjalin hubungan yang sangat baik hingga mereka lulus SMA. Feli sempat kehilangan jejak Yuda ketika dia memutuskan untuk kuliah sementara Yuda lebih memilih untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga. Tapi ketika Feli bertemu dengan Sagara dan Tristan, teman bandnya yang lain, saat itulah Feli kembali mengingat tentang Yuda. Mereka kembali bertemu setelah hampir dua tahun tidak saling bertegur sapa, pada akhirnya mereka membentuk sebuah band dimana Feli yang menjadi vokalis dan pemain keyboard kadang-kadang, Sagara menjadi pemain gitar, Tristan menjadi pemain bass, dan Yuda yang menjadi pemain drum.
Awalnya Feli sama sekali tidak berharap kalau band yang mereka bentuk akan menjadi sesukses sekarang. Dalam hidup ini, ada banyak sekali kejutan yang sangat tidak terduga. Salah satunya adalah bertemu dengan Ken. Setelah bertahun-tahun memutuskan untuk menyendiri dulu, Feli pada akhirnya kembali jatuh cinta dan kali ini dia merasa kalau dia tidak salah dalam memilih.
Tidak, pacar pertama Feli, Yuda, dia memang orang yang sangat baik. Feli ingin kalau dengan kesederhanaan yang Yuda miliki, Feli juga tetap merasa sangat bahagia. Tapi ketika bertemu dengan Ken, Feli malah merasa kalau kebahagiaannya selama ini sama sekali tidak lengkap. Ken adalah seorang pria yang sangat baik dan juga bertanggung jawab, atas apa yang dilakukan oleh Ken, Feli selalu merasa jatuh cinta setiap saat.
“Aku sedang membuat sebuah lagu untuk kamu..” Kata Feli secara tiba-tiba.
Ken yang mulai melajukan mobilnya jadi langsung menolehkan kepalanya untuk menatap Feli. Pria itu pasti merasa sangat terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Feli.
Menjadi inspirasi dalam sebuah lagu yang dibuat oleh seorang Felicia Prameswari adalah hal yang sangat mengejutkan. Tentu saja Ken juga penasaran dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang sedang tersenyum di sampingnya itu.
“Aku akan membuat lagu untuk seorang pria cuek yang tidak peduli pada kekasihnya sendiri..” Kata Feli lagi.
Feli langsung tertawa ketika dia melihat Ken yang sedang mengernyitkan dahinya sambil menatapnya dengan protes yang sangat kentara. Ah, sepertinya Ken tahu kalau sekarang Feli sedang menyindir dirinya.
Feli mendekatkan dirinya lalu mengecup pipi Ken dengan cepat. Ken memang lebih sering diam dibanding mengatakan bagaimana perasaannya, oleh sebab itu.. di sinilah Feli berada. Dia diciptakan untuk mengimbangi sikap Ken. Pria yang sedang duduk di sampingnya itu memang menangung banyak sekali beban berat sejak dia masih kecil. Tidak seperti Feli yang bisa memilih apa yang ingin dia lakukan untuk hidupnya sendiri, Ken sama sekali tidak memiliki kesempatan itu. Sejak kecil Ken diberikan banyak sekali tekanan agar dia bisa menjadi seperti yang diinginkan oleh kedua orang tuanya. Caleb sama sekali tidak bisa diharapkan untuk meneruskan pekerjaan keluarga mereka yang semuanya terjun ke bidang hukum, hanya tersisa Rosaline dan Ken. Di saat Feli sibuk berlatih bernyanyi dengan Ibunya, Rosaline, Ken, dan bahkan Farel, mereka harus bersusah payah untuk menggapai keinginan orang tua mereka. Sejak kecil Feli dan Farel memang sudah mengenal keluarga Ken karena kedua orang tua mereka bersahabat dekat. Feli mengenal segala hal yang ada di hidup Ken sama seperti pria itu mengenal Feli dengan sangat baik. Mereka teman di masa kecil yang akan terus menjadi teman hidup sampai selamanya. Feli tahu kalau sejak kecil dia sudah menghabiskan waktunya bersama dengan Ken dan Rosaline, mereka berdua memiliki posisi yang sama seperti Farel karena Feli sudah menganggap mereka berdua sebagai Kakaknya sendiri. Tidak Feli sangka kalau pada akhirnya dia jatuh cinta pada Ken.
“Aku sama sekali tidak seperti itu..” Kata Ken dengan santai.
Feli tertawa dengan keras ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ken.