Deathskull
269 Kata
Hal tersebut membuat seluruh orang yang berada disana kaget dan terlihat ketakutan termasuk aku dan teman-temanku.
Lalu tulang yang menusuk pria tadi kembali ke dalam perutku dan membuat tubuh pria tersebut jatuh menimpaku.
"Kotorkan" ucapku setelah menyingkirkan mayat pria tadi.
Semua orang menatapku dengan ketakutan tanpa terkecuali.
"Apa?" Tanyaku kepada mereka.
"Monster!" Teriak seorang pria sambil berusaha memukulku.
"Kau mau mati?" Tanyaku padanya sambil mengarahkan tulang yang keluar dari telapak tanganku kepadanya.
Setelah itu rambutku memutih secara perlahan dan badanku yang awalnya kurus juga mulai berisi secara perlahan.
"Siapa kau?" Tanya pria itu lalu mulai menjauh.
"Deathskull" jawabku setelah memasukkan tulang ke dalam tanganku.
"Tenang, aku tidak akan melukai kalian ... Kecuali jika kalian berubah" kataku kepada mereka.
"Kau pikir kami percaya?" Tanya pria yang mau memukulku tadi.
"Terserah" kataku.
"Buktikan kalau kau bisa dipercaya!" Tantang pria itu.
"Aku masih sadar dan bisa mengendalikan pikiranku" jelasku.
"Mereka yang menyerang bertingkah seperti orang gila sebelum berubah" lanjutku.
"Kalian mengerti?" Tanyaku.
"Ya, teman kami tidak mungkin menyerang kalian" kata Lingga membelah yang diikuti anggukan oleh mas Adi dan Fiki.
"Apa kalian temannya? Kalian juga seperti dia?" Tanya pria itu kepada ketiga temanku.
"Tidak, kami masih normal" jawab mereka bertiga.
"Baiklah semuanya tenang ... Sepertinya adik Deathskull bersahabat" kata pria paruh baya tadi menenangkan orang-orang.
"Nak ... Tenanglah" katanya kepada pria tadi.
"Ya, baiklah" balas pria itu.
Di saat kami sibuk sendiri keadaan di luar justru mulai sepi, hanya ada beberapa hewan yang terlihat memakan makanan sisa. Sepertinya mereka semua menyebar ke penjuru kota, terlihat dengan adanya kebakaran dimana-mana dan juga teriakan orang-orang serta sirene polisi dan tembakan di seluruh penjuru kota.
- Penulis
