Chapter 18 - Rencana

1722 Kata

Beberapa minggu sebelumnya ... Seorang wanita setengah baya membungkuk di dekat sebuah gundukan tanah yang sudah tertutupi oleh rumput liar. Di tangannya, ada sebuket mawar merah yang segar dan indah. Mawar merah yang selalu setia dia bawa saat mengunjungi makam itu setiap akhir pekan. “Hy, bagaimana kabarmu hari ini, Nico?” ucapnya memecah kesunyian pemakaman tempat kekasih hatinya beristirahat tanpa gangguan dunia dan perang kekuasaan lagi. “aku berharap kau selalu bahagia di sana. Karena di sini, aku selalu bahagia bersama putra dan putri kita.” Air mata wanita setengah baya itu terjatuh. Dia Elizabeth. Pelayan sekaligus wanita yang mencintai Nico Helfik sehingga rela melakukan apa pun untuk membuktikan rasa cintanya kepada sang majikan. Termasuk mengandung anak Nico tanpa sepeserp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN