"Honey, jangan diam aja dong, aku lebih suka kamu cerewetin dari pada didiemin kayak gini," keluh Arfan saat mereka sudah berada di dalam apartemen. Sungguh Arfan bingung dibuatnya, ia lebih suka melihat Layla yang ceria dan suka membantahnya dari pada bersikap diam seperti ini. Ia peluk Layla yang berdiri membelakanginya. "Fan, aku minta maaf," ucap Layla terbata. Arfan semakin mengeratkan pelukannya, ia tahu Layla sedang menangis sekarang. Arfan membalik tubuh Layla untuk menghadapnya, ia tatap netra Layla, tampak air mata menggenang di di sana, hanya menghitung detik genangan air mata itu akhirnya jebol juga. Arfan tersenyum lembut lalu memeluk tubuh Layla, menuntunnya masuk ke dalam kamar Layla. Arfan menyuruh Layla duduk di tepi ranjang lalu ia berjongkok melepas sepatu Layla s