BAB 9: TANGAN NAN MUNGIL

1828 Kata

“Apa maksud kamu....” “Aduh! Aduh! Maaf, Om. Perut Megi melilit. Megi ke kamar dulu ya, Om. Maaf ya, Om? Nanti kita ngobrol lagi, Megi bersih-bersih dulu. Permisi, Om.” Megi ngeloyor begitu saja, meninggalkan Bimo yang bergeming di tempatnya, sementara suara khas motor dua tak pun terdengar semakin menjauh. ‘Ada apa ini?’ ‘Perilaku apa?’ ‘Memanfaatkan trauma orang lain? Trauma Gary? Apa yang terjadi antara Gary dan mereka? Apa mereka tau siapa yang melakukan hal keji itu pada putraku?’ ‘Apa Gary menceritakan semuanya pada Megi?’ “Mas? Ngapain di situ? Ga siap-siap?” tegur Gendis yang merasa aneh melihat sang suami justru terpegun di tengah rumah. “Oh, iya. Kenes udah dibilangin?” “Udah, nanti kita mampir di kampusnya, dia cuma mau nuker buku di perpus aja katanya.” “Oke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN