Bagian Empat

3002 Kata
Kejadian semalam masih membuat Arne tersenyum tidak karuan. Perkataan Sargon semalam mampu menyihir nya. Dia sangat terpukau dengan tutur kata Sargon. Arne tidak dapat melupakan kejadian semalam. Bahkan ia memimpikan nya. Arne Tersenyum lagi. Bagaimana bisa seorang Sargon bisa mengatakan hal itu kepada nya. "Putri.. anda baik-baik saja?" Tanya Sally kepada Arne. Arne pun menganggukkan kepalanya. Dan menghentikan senyumannya. "Tentu saja. Emangnya aku kenapa?" Tanya balik Arne. Tetapi detik berikutnya dia kembali tersenyum tipis. "Anda sedari tadi tersenyum. Dan aku pikir Putri kenapa-napa." Balas Sally. Dia kembali melihat Arne dengan pandangan yang aneh ketika Arne kembali tersenyum. "Kau ini. Jika aku senyum berarti aku sedang bahagia." Ucap Arne kepada Sally. Sally pun tersenyum tipis. "Apa yang membuat anda bahagia, Putri?" Tanya. Sally dengan senyum jahil nya. Arne yang menyadari itu menatap Sally dengan tatapan tajam nya. Tetapi detik berikutnya dia kembali tersenyum. "Kau tidak perlu tau Sally. Kau hanya perlu menikmati senyuman ku hari ini." Jawab Arne. Sally tertawa pelan mendengar perkataan Arne. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan dari Arne. Jika ia sedang bahagia seperti ini, pasti Arne sangat bertingkah aneh. "Apakah Karena Kapten Sargon, Putri?" Tanya Arne lagi. Dan seketika senyuman Arne menghilang. "Kau.." "Tentu saja. Anda tidak akan tersenyum seperti ini jika bukan karena Kapten Sargon. Jadi.. apa yang dilakukan kapten Sargon sampai anda sesenang ini Putri?" Tanya Sally dan kembali menggoda Arne. Arne yang mendengar itu seketika pipi nya memerah. Sally langsung tertawa lepas ketika melihat pipi Arne yang memerah itu. "Bahkan.. pipi Anda memerah Putri. Apakah pengaruh Kapten Sargon sangat besar?" Arne yang mendengar itu langsung menutup pipi nya dengan kedua tangan nya. Dia merasa sangat malu mendengar perkataan Sally. "Sudahlah Sally. Kau selalu menggoda ku." Ucap Arne. Dia memajukan bibir nya beberapa centimeter ke depan. Sally yang melihat itu mengangguk kan kepalanya. "Baiklah Putri. Aku akan berhenti menggoda Anda." Putus nya. Detik berikutnya dia mengintip ke luar jendela. Dia tersenyum tipis dan kembali menghadap ke Arne. "Putri sepertinya kita akan sampai. Aku dapat melihat gerbang kerajaan Syden." Ucap Sally. "Baiklah." Jawab Arne. Dia juga melihat ke arah jendela dan ia dapat melihat kerajaan Syden. Arne tersenyum tipis melihat itu. Tidak lama kemudian kereta mereka berhenti. Itu menandakan bahwa mereka sudah sampai di kerajaan Syden. Sally pun langsung turun. Diikuti oleh Arne. Setelah keluar dari kereta, Arne sangat terpukau dengan kerajaan Syden. Kerajaan ini sangat indah. Sargon mendekat ke arah Arne. "Putri.. silahkan." Ucap Sargon. Arne pun berjalan menuju pintu masuk kerajaan Syden. Langkah Arne berhenti ketika ada dua pengawal yang menghalanginya. "Maaf. Ada keperluan apa anda ke sini?" Tanya salah satu pengawal yang menjaga gerbang. "Aku Putri Arne. Dari kerajaan Cayson. Aku mau bertemu dengan yang mulia Raja dan memberikan hadiah dari Raja Cayson." Ucap Arne tegas. Detik berikutnya para pengawal itu menundukkan kepalanya, memberi hormat kepada Arne. "Maaf Putri. Kami tidak tau kalau kau Putri kerjaan Cayson. Silahkan masuk." Ucap nya. Arne tersenyum tipis dan berjalan memasuki Kerajaan. Sekali lagi dia sangat terpukau dengan kerajaan Syden. Banyak sekali pepohonan yang tidak terdapat di Cayson. Arne terus berjalan hingga datang dua orang pengawal yang berbeda mendekat ke arah nya. Setelah mereka berdua berada di depan Arne, mereka memberi hormat ke padanya. "Saya ketua pengawal kerajaan Syden. Saya yang akan mengantar Putri bertemu dengan Raja." Ucap salah satu pengawal itu. Arne menganggukkan kepalanya. "Baiklah." Ucapnya. Setelah itu dia dan berjalan dan diiringi oleh dua orang pengawal tersebut. Arne dituntun ke sebuah ruangan yang Arne yakini itu adalah ruangan Raja. Setelah itu dua pengawal berhenti. Dia menoleh ke arah Arne. "Kami hanya akan mengantar anda sampai disini. Begitu pula dengan pengawal anda yang lainnya. Anda bisa masuk sendiri ke dalam. Yang mulai Raja dan Ratu telah menunggu anda." Ucap kepala pengawal kerajaan Syden. Arne pun menoleh ke arah Sargon dan menatapnya. Sargon menganggukkan kepalanya pelan. Menandakan jika Arne memang harus masuk ke dalam. Arne pun tersenyum tipis. Dia masuk ke dalam ruangan tersebut. Arne sedikit takut untuk masuk ke dalam ruangan ini. Tetapi bagaimana pun dia memang harus masuk ke dalam. Arne akhirnya berada di hadapan Raja dan Ratu kerajaan Syden. Arne membungkukkan badannya. Memberi hormat kepada mereka. "Apakah kau Putri Arne dari kerajaan Cayson?" Tanya sang Ratu. Arne pun menganggukkan kepalanya. "Benar Ratu." Jawab nya. "Benar apa yang dikatakan banyak orang. Kau sangat cantik." Balasnya lagi. Arne tersenyum tipis mendengar pujian dari sang Ratu. "Terimakasih Ratu. Anda juga sangat cantik." Puji balik Arne. "Aku dengar kau membawa hadiah Putri." Ucap Raja Syden. "Benar Yang mulia. Ayah ku Raja Cayson membawakan anda beberapa hadiah kecil." Jawab Arne. "Apa kau seorang diri datang ke sini Putri?" Tanya Raja kepada Arne. "Tentu saja tidak Raja. Aku datang dengan seorang pelayan dan beberapa pengawal kerajaan. Aku tidak mungkin datang seorang diri." Jawab Arne dengan polos. Mendengar jawaban polos Arne Raja Syden langsung tertawa. Sedangkan sang Ratu hanya tersenyum. "Kau sangat polos Putri. Maksud ku, tidak ada anggota kerajaan yang ikut?" "Tidak Raja." Balas Arne. "Kau tidak tau maksud dari mereka mengirim mu kesini Putri?" "Aku hanya di suruh mengirimkan hadiah kepada Anda Yang mulia." "Bukan untuk pernikahan?" "Maksud Anda.." Arne masih belum mengerti maksud dari arah pembicaraan Raja. Dia menatap Raja Syden dengan pandangan yang masih bingung. Sedangkan Raja Syden tersenyum melihat kepolosan Arne. "Seorang Putri dikirim ke kerajaan yang memiliki Putra mahkota yang belum menikah. Kau pikir mereka hanya bermaksud untuk mengirim hadiah?" "Maaf jika anda sedikit salah paham. Ku rasa tujuan ku di kirim ke sini hanya untuk mengirim hadiah. Tidak lebih. Aku juga tidak tertarik menikah dengan Putra mahkota kerajaan Syden. Maaf jika aku lancang Yang mulia. Tapi itu kenyataan nya." Ratu yang melihat keadaan mulai sedikit memanas langsung berdiri. Dia berjalan mendekat ke arah Arne. "Bukan seperti itu maksud suami ku Putri. Kau pasti sangat lelah. Ayo aku akan mengantarmu ke kamar mu." Ucap Ratu . Arne yang mendengar itu langsung tersenyum sopan. "Maaf Ratu.. tapi aku tidak berniat untuk menginap di sini. Setalah mengantar hadiah ini, aku akan langsung pamit untuk pulang. Terimakasih sudah berniat untuk memberiku kamar. Mungkin lain kali." Tutur Arne dengan lembut. Dia sebisa mungkin menjawab dengan sopan kepada sang Ratu. "Sayang sekali Putri. Di kerajaan Syden, seorang tamu harus menginap paling tidak semalam. Dan juga seorang tamu harus mendapatkan sajian makanan. Itu adalah tradisi kerajaan kami Putri. Aku harap kau dapat memahami nya." Jelas Ratu Syden. Arne yang mendengar itu hanya bisa terdiam. Dia sangat mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia tidak tau tradisi dari kerjaan ini. "Baiklah kalau begitu Ratu. Aku juga tidak bisa menolak. Aku harus menghormati tradisi dari kerajaan ini." Jawab Arne dengan senyuman tipisnya. Mendengar itu, Ratu langsung tersenyum. "Kalau begitu ayo.. akan aku tunjukkan." Ajak Ratu kepada Arne. Tetapi sebelum pergi Arne kembali menoleh ke arah Raja dan membukakan badannya. Memberi hormat kepada sang Raja. Setelah itu, Ratu langsung membawa Arne menuju kamar yang akan ia tempati. Mereka berdua berjalan sambil menikmati pemandangan. Sesekali Ratu menjelaskan beberapa ruangan kepada Arne. "Kau lihat itu Putri?" Tunjuk Ratu ke salah satu bangunan yang cukup besar. "Aku melihatnya Ratu. Bangunannya sangat indah." Tutur Arne. "Itu bangunan yang dibangun oleh Putra mahkota. Dia sering berada di sana. Katanya dia lebih berkonsentrasi belajar di sana. Dan Raja tidak bisa menolak keinginan dari Anak semata wayangnya itu." Jelas Ratu kepada Arne. Arne baru menyadarinya. Dia tidak boleh ketemu dengan Putra Mahkota kerajaan Syden. Kenapa dia bisa lupa akan hal itu. Jika dia menginap di sini pasti dia akan bertemu dengan Putra mahkota. Arne langsung menoleh ke arah Ratu dan tersenyum tipis. "Kalau boleh tau, kemana Putra mahkota, Ratu?" Tanya Arne. Dia sebenarnya takut untuk menanyakan hal ini. Tetapi Arne harus memastikan nya. Dia tidak mau melakukan kesalahan nanti nya. "Kalau dia selalu saja menghilang. Sepertinya dia sedang belajar pedang dengan gurunya di desa sebrang. Dia sangat suka menyamar dan keluar dari kerajaan. Kalau saja ayahnya tau, dia pasti akan dihukum. Aku selalu menyembunyikan kelakuan buruknya itu. Aku sangat lelah mengurus anak satu itu." Tutur Ratu. Arne menganggukkan kepalanya. Tanda mengerti. Dia bisa bisa menghela napas. Putra mahkota kita berada di kerajaan. Jadi Arne pasti tidak akan bertemu dengan nya. "Pasti sangat berat menghadapi semua itu. Anda sangat hebat Ratu." Puji Arne. Arne merasa wanita yang ada di hadapannya sekarang ini adalah wanita yang sangat hebat. ia bisa mengurus semuanya dengan baik. "Kau juga pasti akan merasakannya Putri. Mengurus anak dan mengerjakan masalah kerjaan. Itu sangat memusingkan." Ucap Ratu kepada Arne. Arne hanya tersenyum mendengar itu. "Tapi aku berharap setelah aku menikah, aku tidak akan mengurus masalah kerajaan Ratu." "Bagaimana mungkin itu terjadi? Kau tidak akan menikah dengan seorang pangeran? Kau mau menikah dengan rakyat biasa Putri?" Tanya Ratu. "Menjadi Putri saja sudah berat bagi ku. Aku tidak mau mempunyai anak dan harus menjalani kehidupan seperti kehidupan ku Ratu. Aku tidak mau menikah dengan seorang pangeran. Aku mau menikah dengan orang biasa yang menyayangi keluarga. Tidak lebih." Tutur Arne. Ratu yang mendengar itu langsung terdiam. Dia menatap Arne dengan senyuman tulusnya. "Kau sama seperti ku, Putri. Aku dulu sama seperti mu. Pemikiran kita sama. Tapi itu tidak mungkin akan terjadi. Semua itu hanyalah angan semata. Kehidupan kita sebagai seorang Putri dari Raja yang berkuasa sangatlah tertutup. Kau tau kenapa Putra mahkota aku ijinkan untuk keluar dari kerajaan dan menikmati hidupnya? Itu karena aku tidak ingin dia hidup seperti ku. Diatur dan selalu di kekang. Aku ingin dia bebas. Menikmati hidup yang dia mau. Tetapi dia akan tetap meneruskan kerajaan ini dan hidup sama seperti ku. Tidak ada bedanya. Tapi setidaknya dia menikmati masa mudanya. Tidak seperti ku." Arne seketika menjadi sangat kagum kepada Ratu. Dia sangat lembut dan memikirkan kebahagiaan anaknya. "Putra mahkota pasti bangga memiliki ibu seperti anda. Sekarang aku sangat iri kepadanya." "Kalau begitu kau harus menjadi ibu seperti ku." Tutur Ratu Syden kepada Arne. Arne dengan senyuman yang cerah langsung membalas perkataan Ratu. "Tentu saja Ratu. Anda akan melihat nanti." Ucap Arne dengan sangat yakin "Aku tidak sabar menantikan itu." --- Arne dan Sally sedang menikmati kamar yang akan mereka tempati. "Putri.. kamar ini sangat indah. Aku bisa tahan tinggal di sini." Arne tersenyum mendengar perkataan Sally. "Kamar tamu seperti ini. Apalagi kamar Ratu." Ucap Arne dia duduk di atas tempat tidur yang sangat empuk. "Kau penasaran Putri?" "Hm." "Kalau begitu, jadilah Ratu di sini." Tutur Sally. Arne langsung melayangkan tatapan tajam kepada Sally. "Kau saja yang jadi Ratu di sini. Aku tidak tertarik menjadi Ratu di sini." Balas Arne. "Bukankah menjadi Ratu impian semua orang? Kalau aku terlahir sebagai Putri, aku pasti berpeluang menjadi seorang Ratu. Tapi sayangnya aku terlahir sebagai rakyat biasa yang melayani seorang Putri." Arne terdiam mendengar perkataan Sally. Dia dapat merasakan kesedihan di nada bicara Sally. Bahkan Arne berharap dia terlahir sebagai rakyat biasa. Tapi mendengar perkataan Sally membuatnya sedikit tersinggung. Dia baru menyadarinya. Arne tidak mensyukuri kehidupan nya. Banyak orang yang ingin menjadi dirinya. Tetapi dia ingin menjadi orang lain. Arne tersenyum dan menatap kepada Sally. "Kalau kau tidak bisa menjadi seorang Ratu. Jadilah seorang selir Sally." Saran Arne kepada Sally. Sally tertawa mendengar perkataan Arne. "Anda menjadi Ratu dan aku selirnya?" Tanya Sally masih dengan sisa tawanya. "Tentu saja tidak. Kau bisa jadi selir kakak ku. Arthur." Jawab Arne. "Selir pangeran Arthur." Sally tersenyum tipis. Arne yang melihat itu juga ikut tersenyum. "Aku tau kau menyukai kakak ku. Sejak kapan Sally?" Tanya Arne menggoda Sally. "Aku.. aku tidak menyukai pangeran Arthur, Putri. " Jawab Sally sedikit gugup. "Kau tidak pandai berbohong Sally. Aku tau jika kau menyukai kakak ku. Dari cara pandang mu ke dia, itu sudah sangat berbeda. Kau tidak bisa membohongi ku." Tutur Arne. "Aku memang menyukai pangeran Arthur. Tapi apakah aku bisa mendapatkannya Putri?" "Tentu saja kau bisa. Kakak ku itu sangat menyukai wanita cantik. Kau hanya perlu merapikan diri mu. Cepat atau lambat dia pasti akan menyukai mu. Dan dia akan menjadikan mu selir. Kau akan mendapatkan pelayan. Kau tidak mau itu terjadi?" Arne menatap Sally yang masih diam termenung. "Aku sangat ingin itu terjadi Putri. Tapi apalah daya ku. Penampilan ku sekarang sangat buruk. Aku tidak mungkin merubah penampilan ku." Ucap Sally merendah. "Tentu saja kau bisa Sally. Kau ini bekerja dengan ku. Seorang Putri. Kau bisa meminjam dari ku." Arne berjalan mendekat ke arah Sally. Dia memegang dagu Sally dan mengangkatnya menghadap ke arahnya. Dia melihat wajah Sally dengan seksama. "Kau hanya perlu sedikit polesan. Setelah itu, kau bisa mendapatkan Arthur. Sangat mudah. Wajah mu tidak terlalu buruk." Ucap Arne. Dia melepaskan dagu Sally dan berjalan mundur selangkah. "Tapi kau tau kan, tidak ada yang gratis di dunia ini." Arne tersenyum manis kepada Sally. "Aku pasti akan membayarnya Putri. Kalau Anda bisa membuatku mendapatkan pangeran Arthur." Tutur Sally. Arne tersenyum puas. Akhirnya dia berhasil mempengaruhi Sally. Dia kembali berjalan menuju kasur dan duduk di atas nya. "Kalau begitu ceritakan kepada ku semuanya." Sally mengernyitkan dahinya. Tidak mengerti maksud dari Arne. "Maksud Anda apa Putri?" "Ceritakan kenapa Ratu memperkerjakan mu kepada ku. Aku ingin tau itu." "Ratu tidak bilang apa-apa kepada ku Putri. Aku hanya di suruh mematuhi anda dan menjaga anda. Tidak lebih." Arne menghela napas panjang. " Kau tidak usah berbohong Sally. Aku tau Ratu sangat membenci ku. Dia pasti menyuruh mu untuk memata-matai ku kan? Jujur saja." tanya Arne. Dia menatap Sally dengan pandangan yang sedikit kesal. sedangkan Sally tersenyum lembut kepada Arne. "Aku sangat menyayangkan itu Putri. Kenapa Ratu bersikap seolah dia membenci anda. Tapi semuanya tidak seperti itu. Dia sangat menyayangi anda." "Kau ini bicara apa Sally? Kalau dia menyayangi ku, dia tidak akan menyuruh ku untuk pergi ke kerajaan ini." "Saat itu dia sebenarnya hanya bercanda Putri. Anda tau kenapa Ratu memanggil Anda waktu itu? Itu karena Ratu pikir anda ingin memohon kepada untuk tidak dikirim ke sini. Dan dengan senang hati Ratu akan mengabulkan permintaan Anda. Tapi anda malah mengira dia sangat membenci anda." Jelas Sally. Arne masih belum bisa mempercayai apa yang di katakan Sally kepada nya. "Aku tidak percaya kepada mu." Jawab Arne. "Anda tidak menyadari nya Putri?" "Menyadari? Menyadari apa?" Tanya balik Arne kepada Sally. "Bahwa sedari kita keluar dari kerajaan Cayson, kita selalu di ikuti oleh pengawal Ratu. Anda tidak menyadari itu? Bahkan kapten Sargon saja menyadari hal itu. Tapi dia berpura-pura tidak ada yang mengikutinya." "Kenapa Ratu melakukan hal itu." "Karena dia mengkhawatirkan anda Putri. Aku sudah bilang kepada Anda. Ratu sangat menyayangi anda." Arne sama sekali tidak dapat mempercayai perkataan Sally. Semuanya seperti mimpi baginya. Kenapa Ratu melakukan itu kepadanya. Semua pertanyaan kecil itu muncul di dalam kepalanya. "Ngomong-ngomong Putri. Apa langkah pertama yang harus aku lakukan untuk mendapat kan pangeran Arthur?" Tanya Sally mengubah topik pembicaraan. Arne yang menyadari itu langsung membaringkan tubuhnya. "Aku sangat lelah. Kita bahas itu nanti." Tutur nya. Dia mulai memejamkan kedua matanya. Sally yang melihat itu langsung menghela napas panjang. Arne tersenyum tipis ketika mendengar helaan napas Sally. Detik berikutnya Arne langsung bangkit dari tidur nya. "Baiklah.. Kau mau mendengarkan saran ku?" Tanya Arne kepada Sally. Sally yang mendengar dan melihat Arne bangkit dari tidurnya, ia langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat dan mendekat kepada Arne. "Pertama kau harus mengubah penampilan mu. Kakak ku sangat suka wanita cantik." Ucap Arne. Sally langsung melihat penampilan nya. "Bukan kah aku sudah cantik Putri?" Tanya Sally. Arne yang mendengar itu langsung melihat wajah Sally. Sally memang cantik. Wajah lonjong dan mata nya yang besar membuat nya cantik dengan ukuran pelayan seperti nya. Tetapi Arne tidak dapat memungkiri jika Penampilan Sally bukan selera dari kakak nya. Arthur tidak menyukai penampilan seperti Sally. Artur sangat menyukai wanita yang anggun dan feminim. Sedangkan Sally, dia terlihat feminim tetapi tidak anggun. Dan juga Sally sama sekali tidak berkelas dalam masalah penampilan. Karena itu Arthur tidak tertarik melihat ke arah Sally. "Kau cantik Sally. Dengan status mu yang seorang Pelayan. Bahkan aku rasa kau pelayan yang paling cantik di kerajaan Cayson. Tetapi hanya satu kekurangan mu." Ucap Arne kepada Sally. Sally yang mendengar itu langsung menatap Arne dengan antusias. Dia ingin mengetahui kekurangan apa yang ada di dirinya. "Apa kekurangan ku Putri?" Tanya Sally kepada Arne. "Pakaian. Kau sangat jelek dengan pakaian seperti ini. Karena itu kakak ku tidak tertarik melihat mu. Kau tau Sally, jika kakak ku tertarik kepada mu, Dia pasti akan langsung menjadikan mu selir nya. Bahakan aku bisa menjadi kan mu selir nya. Tetapi kau harus mengganti terlebih dahulu penampilan mu ini." Jelas Arne. Sally langsung menghela nafas panjang. Dia langsung menunduk kan kepalanya. Bagaimana bisa dia mencari baju yang bagus untuk nya. Dia hanya seorang Pelayan. Baju seperti ini sudah sangat ia syukuri. Sally tidak tau mau berkata apa. "Tetapi aku sama sekali tidak memiliki baju lagi Putri. Bagaimana bisa aku mengubah penampilan ku. Itu tidak mungkin bisa terjadi. Ku rasa aku hanya bisa menyukai Pangeran Arthur dari jauh dan menyimpannya sendiri untuk ku. Tanpa meminta imbalan apapun." Putus Sally pasrah. Dia sudah pasrah akan semuanya. Arne yang melihat itu tersenyum tipis kepada Sally. Arne langsung memegang tangan Sally. Berusaha untuk memberikan Sally sedikit semangat. "Tidak ada yang tidak mungkin Sally. Bagaimana jika kau memakai baju lama ku? aku sudah tidak menyukai nya lagi. Dan ku rasa itu akan pas di tubuh mu. Ukuran kita kan sama." Ucap Arne kepada Sally. "Tidak mungkin Putri. Aku pasti akan di hukum jika memakai pakaian dari Seorang Putri. Sekalipun itu sudah tidak terpakai. Mereka akan menganggap ku, jika aku menginginkan posisi menjadi seorang Putri. Itu tidak akan mungkin." Balas Sally. "Kalau begitu kau ubah saja baju ku." Putus Arne kepada Sally. "Maksud Anda?" Tanya Sally. Dia menatap bingung ke arah Arne. masih belum mengerti maksud dari Arne. "kau kan pandai menjahit. kau bisa mengubah nya menjadi lebih sederhana dan tidak terlihat jika itu baju seorang Putri. Kau hanya perlu mengubahnya sedikit. Setelah itu kau bisa memaki nya. Bagaimana menurut mu?" tanya Arne. Sally langsung menganggukkan kepalanya cepat. Senyuman langsung terpancar jelas di wajah Sally. "Itu ide yang bagus Putri. Aku sangat tidak sabar mengubah baju-baju itu menjadi baju yang akan ku pakai nanti nya." jawab Sally. Arne tersenyum melihat senyuman dari Sally. Ia senang jika Sally juga senang. Sally sudah mulai berharga untuk nya. Melihat senyuman Sally yang begitu lebar membuat Arne ikut tersenyum. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN