bc

Mr. Cold Is My Husband

book_age16+
1.8K
IKUTI
8.4K
BACA
love after marriage
CEO
drama
comedy
sweet
betrayal
first love
friendship
self discover
sacrifice
like
intro-logo
Uraian

pernikahan yang didasarkan perjodohan memang bukanlah impian sebagian dari orang, tapi apa boleh buat jika itu merupakan permintaan terakhir dari sang paman yang dekat dengan ayah kita sendiri. Apalagi saat keluarga kita berutang Budi pada keluarga paman itu.tapi siapa yang tau jika Cinta bisa perlahan tumbuh dari dua orang insan yang berada dalam satu atap.

"padahal pernikahan impianku bukanlah seperti ini, aku masih belum menyelesaikan kuliahku, aku masih ingin menikmati masa mudaku, tapi kenapa masa mudaku harus diambil oleh lelaki sepertinya. Seandainya bisa kuulang lagi waktu ini,aku mungkin akan berfikir lari sebelum ini terjadi"

AINA TALITA ZAHRAN

"aku tidak pernah tau apa itu namanya Cinta, aku pun belum pernah mendekati wanita sebelum ini, ini masih menjadi hal yang baru untukku, tapi aku bersyukur karna aku tau pilihan ayah tidak mungkin salah, aku juga berterima kasih karna calon istri ku itu kamu. andai bisa kuulang waktu ini kembali, aku akan tetap memilihmu menjadi istriku sekalipun bukan karna permintaan ayah, aku akan dapatkan kamu dengan tangan ku sendiri"

AFNAN ATNAN PURNAMA

gambar: pixabay, Engin_Akyurt_valentines-day-g2436bacbc_1920

font: Quintessential, Lora, Canva

Cover: Maiyulita

chap-preview
Pratinjau gratis
Part 1
Kringg.... Kring.... Kring... "Hmmmmm???" "AINA!!! kamu masih tidur jam segini?!" Teriak Ibu dari balik telepon. "Aaahh Ibu tidak bisakah nada suara Ibu turunkan?" Jawab Aina sambil mengucek ngucek matanya perlahan agar terbuka untuk bisa melihat dunia yang sudah terang dari beberapa jam yang lalu. "Kamu tidak pulang? kamu bilang ke Ibu kalau kamu sudah libur dari kemarin." "Ooh aku masih belum beres-beres, lagian semalam aku pulangnya sore jadi capek gak sanggup buat langsung pulang. Bentar lagi aku siap siap untuk pergi. " Jawab Aina sambil bangun dari kasur. "Yasudah nanti kalau sudah di bus kabari Ibu, biar nanti Ibu tunggu di halte." "Ih gausah loh bu, Aku bisa pulang sendiri. Aku gamau nyusahin Ibu, pokoknya kalau Ibu mau aku pulang, gausah jemput, assalamualaikum." Tetttttt...... Telepon Aina terputus tiba tiba, jaringan tiba tiba tidak tersedia, yah begitulah keadaan yang ada di desa. Segera setelah meletakkan telepon, Aina bergegas mandi dan bersiap siap, kemudian mengemasi semua barang yang akan dibawa pulang. Tidak lupa tentunya Aina membawa kerupuk yang sudah dibelinya dari kemarin di warung depan kos untuk Ibu. Yahhh karna Aina tau ibu memang sangat menyukai kerupuk, bahkan mungkin dia lebih menyukai kerupuk dari pada Aina. Tepat pukul 10.00 wib, Aina sudah masuk kedalam bus. Karna tidak ingin Ibu khawatir, Aina memberi tahunya kalau dia sudah berada didalam bus. Butuh waktu 5 jam 30 menit untuknya sampai di kampung halaman, tapi karna Aina hanya tidur didalam bus perjalanan tidak terlalu terasa melelahkan dan tidak terasa lama. Aina mulai mengepakkan barang barangnya turun dari bus untuk menuju ke halte. Tetttt...tetttt..  Tett... "Wahh apa memang tidak ada segaris jaringan pun disini? Kapan desa ini akan benar benar maju?" Gerutu Aina sambil menekan nekan nomor Ibu didalam layar hp nya. Saat menunggu Ibu menjawab telepon, sebuah mobil pribadi bermerk xxx berwarna silver berhenti tepat disamping Aina. Aina hanya berfikir kalau mobil itu kebetulan berhenti, tapi seorang perempuan keluar dari mobil dan menghampiri Aina. "Maaf nak Ibu mau nanya, tau rumahnya Bu Sulastri?" "Sulastri? Buk Sulastri istri pak Hartono? " Ucap Aina kepada perempuan yang turun dari mobil tadi. "Iya betul itu nak, kamu tau rumahnya?" Tanya wanita itu. "Itu orang tua saya Bu." Jawab Aina. "Aina? Kamu Aina? Syukurlah nak, ayo naik ke mobil, antarkan ibu kerumah orang tuamu." Ucap wanita itu sambil menarik tangan Aina. Awalnya Aina enggan ingin pergi karena dia tidak mengenal wanita itu, namun setelah wanita itu mengatakan kalau dia teman Ibu, Aina akhirnya menyetujuinya, lagi pula ini hal yang bagus untuk menghemat uang. Aina kemudian masuk kedalam mobil dan melaju pulang menuju rumahnya. Butuh waktu 25 menit untuk sampai kerumah Aina, sopir dan wanita teman Ibu tadi membantu Aina mengepakkan barang barangnya untuk masuk ke dalam rumah. Yahh bukan Ibu Aina namanya kalau tidak heboh. Ibu berlari sambil meneriaki nama Aina sepanjang jalannya, menghampiri Aina karna bahagianya dia ketika melihat Aina pulang. Padahal baru 3 bulan Aina tidak pulang, dan Ibu sudah bertingkah seakan tidak berjumpa dengan anak nya selama bertahun tahun. Tapi bagaimana pun dia Aina tetap menyayanginya, Aina bangga dia adalah Ibunya, Aina bahagia karena dia terlahir sebagai anaknya. Dengan senyuman hangat Aina berlari kecil menuju Ibunya agar mempercepat langkah mereka untuk bertemu. "Aaahh putriku Ibu sangat rindu padamu, kamu baik baik saja? kenapa tidak mengabari Ibu kalau suda turun dari bus?"Tanya Ibu sambil mengelus ngelus kepala Aina. "Iya Bu, Ibu ini seperti tidak tahu gimana desa kita aja jaringan nya gimana." Jawab Aina. "Lastri? " Tanya wanita yang tadi datang bersama Aina. "Anggi... Yaampun kamu apa kabar? Lah kok bisa sama Aina?" Tanya Ibu sambil menghampiri wanita itu. "Iya tadi aku ketemu dia dihalte, niatnya mau nanyain rumahmu sama dia, eh ternyata dia Aina anakmu. Aku kan udah gak ingat dia gimana, soalnya kan dulu dia masih kecil waktu kita masih sering bertemu dan kalian sering menginap dirumah kami." Jawab Tante Anggi. "Iyaiya, yasudah masuk, kita lanjutin ceritanya dirumah, ayo ayo." Ucap Ibu sambil menarik tangan Tante Anggi untuk masuk kedalam rumah. Karna tau Aina akan pulang, Ibu membuat banyak makanan kesukaan Aina dan itu tentunya masakan tangan Ibu sendiri, Ibu memang paling jago dalam hal memasak. Ayah sudah menunggu Aina didalam rumah, dengan senyuman hangat, dia menyambut mereka untuk masuk kedalam rumah. Mereka berbincang sebentar kemudian makan bersama, mereka memakan semua masakan yang Ibu masak. Tentunya masakan Ibu tidak pernah mengecewakan. Setelah berbincang bincang cukup lama, tidak sadar waktu juga semakin berjalan, matahari sudah mulai tenggelam, burung burung beterbangan mulai kembali kesarangnya. Sudah menunjukkan malam akan tiba. Cahaya menjadi lebih gelap saat berada didesa. "Anggi menginap disini saja, kalau pulang malam ini juga tidak aman, apalagi kalian hanya berdua" Ucap Ibu. "Iya sebenarnya begitu Lastri, tapi kamu tau saya kesini hanya ingin menyampaikan kalau suamiku sudah mulai sakit parah, dan anakku yang sedang merawatnya disana, dia sekarang dirawat dirumah karena aku rasa lebih baik merawatnya dirumah dengan perawatan khusus untuknya. Beberapab minggu lalu sudah dibawa ke Negara XXX, tapi masih belum ada perubahan pada kesehatan tubuhnya." "Aku mengerti Anggi, secepatnya saya akan kerumahmu untuk menjenguk Ardi, karna Aina juga baru sampai dirumah dia pasti kelelahan, tidak mungkin kami harus meninggalkan nya sekarang." Jelas Ayah kepada Tante Anggi yang mencoba membawa Ayah dan Ibu pergi kerumahnya malam itu. "Iya Anggi, bagaimana kalau kamu menginap disini dulu dan kita bisa pergi bersama sama besok?" Lanjut Ibu menambah penjelasan Ayah. "Begini saja, Aku akan pulang hari ini karena khawatir dengan keadaan suamiku, tetapi besok aku akan minta anakku menjemput kalian." Jawab Tante Anggi. Ayah dan Ibu akhirnya menyetuji, karena merasa keputusan sudah diambil, Tante Anggi memutuskan untuk pulang malam ini. Ayah, Ibu, dan Aima mengantar Tante Anggi masuk kedalam mobilnya sampai dia berpamitan pulang. *** Pagi telah tiba, cahaya matahari masuk melalui pentilasi kamar Aina. Namun, gadis itu masih terlelap dibawah selimut tebalnya. "AINA.. Coba kamu kewarung Buk Tuti belikan Ibu gula, Ibu kehabisan gula untuk buat teh Ayahmu, cepatan sebelum Ayahmu bangun." Teriak Ibu. Sambil melempar selimut dan mengucek ngucek mata, Aina beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju sumber suara Ibu yang berada didapur. "Ini belikan 1kg ya, warungnya ada diseberang jalan Raya itu, kamu hati hati lihat mobil atau motor sana sini." Ucap Ibu sambil memberikan uang. "Iya bu." Jawab Aina sambil menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya sebelum pergi ke warung. "Wahhh udah berapa lama aku gak berjalan kaki? Kenapa warungnya gak ketemu ketemu?" Celoteh Aina karena tidak juga menemukan tempat tujuan nya. Setelah berjalan cukup jauh dari rumah, akhirnya warung Buk Tuti terlihat. Dengan segera Aina berjalan menuju warung dan membeli gula yang Ibu titipkan. Karena memang Aina jarang pulang, para Ibu Ibu yang ada disana bertanya kepada Aina bagaiman kuliahnyq, bagaimana keadaannya disana dan menanyakan banyak hal lain nya. Tidak lama mengobrol, Aina akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah, karena Aina yakin Ibu akan cerewet kalau Aina kelamaan pulang. Ketika memasuki simpang rumah. Tiba tiba,,, Crekkk.....!!!!!! "Aaahhhh!! " Teriak Aina. Setumpuk lumpur terdampar tepat di baju Aina. Yaa lumpur itu berasal dari ban mobil yang barusan melewati nya. Bukannya meminta maaf, mobil itu malah tidak menghiraukan Aina dan terus berjalan, membuat darah Aina naik ke ubun ubun. Dengan langkah berani dan cepat, Aina berjalan pasti menuju mobil itu, yang sekarang berhenti tepat didepan halaman rumah Aina. Seorang laki laki berkulit putih bak bengkuang, dengan badan tinggi tegap keluar dari mobil itu, memang wajahnya tidak terlihat jelas, tapi yang Aina lihat dari jauh dia terlihat tampan. Tapi, semua itu hilang karena semua kesalahan yang barusan di lakukan nya pada Aina, apalagi dia tidak meminta maaf kepada Aina. "Woi!!! Kalo gak bisa pake mobil gausah pake mobil, kamu gak lihat ini baju aku kotor semua karna mobil kamu?!!!" Bentak Aina yang tidak lagi bisa menahan emosinya. "Ah maaf mungkin saya tidak lihat, saya akan bayar berapa pun kerugian anda." Jawab pria itu. "Wahhh, kamu ya!!!" Ucapan Aina terpotong, karena Ibu keluar dari rumah dan menarik lengan Aina untuk menjauh dari lelaki itu. "Aina kamu gak boleh kayak gitu, sama orang gak boleh kasar, oh iya kamu anak Anggi?" Tanya Ibu. "Iya Tante, saya disuruh Mama buat jemput Tante sama Paman." Jawab lelaki itu dengan senyum sok manis. "Anak? wah beda jauh anak sama orang tua." Jawab Aina sambil berjalan meninggalkan mereka dan masuk kedalam rumah.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Single Man vs Single Mom

read
104.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
15.6K
bc

My Secret Little Wife

read
105.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
211.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
194.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.1K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook