"Sudah tiga hari. Kedengarannya sangat serius. Kuharap keluarganya baik-baik saja." Sophie berhenti tiba-tiba, Maria pun berhenti dan menatap gadis itu dengan wajah bingung. "Dia merisakmu, Maria." "Ya, aku tahu, tetapi itu tidak berarti keluarga mereka layak mengalami ini semua." Sophie tertunduk dan berbisik dengan suara lirih. "Hatimu sungguh mulia, Maria. Ku harap aku bisa menjadi sepertimu." Kedua mata berwarna zamrud itu terlihat bingung. "Kamu pun begitu, Sophie! Jika saja bukan karena dirimu, mungkin aku masih–" Maria terdiam. Dia sungguh ingin mengatakan "lapar dan sedih" namun kata-kata itu tak sanggup diucapkannya. Kejadian itu terlintas kembali di benaknya, perasaan tak berdaya itu. Sembari menelan ludah, Maria tersenyum lebar ke arah Sophie yang terlihat bingung. "Lapa